BNI Syariah Raih Top Brand Award 2017 Kategori Syariah

Top Brand adalah penghargaan tertinggi yang diberikan kepada merek-merek yang meraih posisi puncak dengan berbagai pendekatan di antaranya top of mind (merek yang pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produk disebutkan), last used (merek yang terakhir kali digunakan oleh responden dalam satu re-purchase cycle) dan future intention (merek yang ingin digunakan di masa mendatang). Survey ini dilakukan kepada 14 ribu responden yang tersebar di 15 kota besar di Indonesia.

Alhamdulillah, berkat kepercayaan berbagai stakeholders tahun ini BNI Syariah kembali mendapatkan Top Brand Award kategori sharia bank dimana tahun sebelumnya meraih penghargaan yang sama kategori produk griya dan tabungan.

“Pencapaian yang diraih BNI Syariah tentu menjadi spirit bagi kami untuk berupaya memberikan kontribusi optimal bagi stakeholders salah satunya dengan mengedepankan inovasi-inovasi yang memudahkan masyarakat bergaya hidup islami dengan konsep Hasanah Lifestyle Banking, yakni kemudahan bagi nasabah untuk mewujudkan gaya hidup yang berorientasi pada kebaikan bagi diri sendiri, keluarga dan sesama,” Ucap Corporate Secretary BNI Syariah, Endang Rosawati, dalam rilisnya, Jumat (24/2)

Kinerja Bisnis BNI Syariah Triwulan 4 – 2016

Kinerja positif BNI Syariah tahun 2016 mengalami pertumbuhan positif dengan posisi laba sebesar Rp 277,37 Miliar atau meningkat 21,38% dari Desember 2015 sebesar Rp 228,52 Miliar. Kenaikan laba didukung dengan komposisi rasio dana murah (CASA) yakni 47.63% lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 46,15% dan effisiensi penurunan biaya operasional (BOPO) menjadi 87,67% dimana sebelumnya sebesar 89,63%. Sementara itu laba positif juga didukung dengan akuisisi dana pihak ketiga sebesar Rp 24,23 Triliun, tumbuh 25,41% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 19,32 Triliun.

Dari segi asset BNI Syariah terus mengalami pergerakan positif yakni posisi per Desember 2016 sebesar Rp 28,31 Triliun atau naik 23.01% dari posisi Desember 2015 sebesar Rp 23,01 Triliun. Hal ini didukung dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp 20,49 Triliun yang terbagi menjadi empat segmen diantaranya produktif dan komersial sebesar Rp 8,00 Triliun, pembiayaan konsumer sebesar Rp 10,91 Triliun, pembiayaan mikro sebesar Rp 1,20 Triliun dan hasanah card sebesar Rp 367,59 Miliar dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan (NPF) tetap terjaga dibawah 3%. (lin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *