PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencetak laba bersih pada kuartal I-2019 sebesar Rp4,08 triliun. Atau tumbuh 11,5 % dibanding periode sama tahun sebelumnya Rp3,66 triliun.
Kredit Bank BNI pada kuartal I-2019 tumbuh sebesar 18,6% (yoy) yaitu dari Rp439,46 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp521,35 triliun pada akhir Maret 2019.
Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah mengatakan, laba bersih BNI tersebut ditopang pertumbuhan penyaluran kredit perseroan. Dengan meningkatnya penyaluran kredit, pendapatan bunga naik sebesar 12,1% tahun ke tahun atau year on year (yoy).
“Sehingga pendapatan bunga bersih tumbuh dari Rp8,5 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp8,86 triliun pada Maret 2019. Atau tumbuh 4,3 persen yoy,” ujar Endang di sela paparan kinerja perseroan di gedung BNI 46, kawasan Soedirman, Jakarta Selatan, Rabu sore (24/4).
Dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih tersebut dan ditambah oleh peningkatan pendapatan nonbunga, efisiensi biaya operasional, serta terjaganya kualitas aset, lanjut Endang, BNI mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,5% dari Rp3,66 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp4,08 triliun pada akhir Maret 2019.
“Pertumbuhan kredit BNI didorong penyaluran kredit korporasi swasta yang tumbuh 23,3% (yoy) dari Rp132,67 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp163,61 triliun pada Maret 2019,” imbuhnya.
Kredit yang disalurkan kepada BUMN juga tumbuh 26,7% yoy dari Rp83,41 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp105,72 triliun pada Maret 2019. “Kedua segmen ini berkontribusi sebesar 51,7% terhadap total kredit BNI, dengan pembiayaan pada sektor-sektor unggulan,” urainya.
Terutama sektor manufaktur dan infrastruktur, lanjut dia, penyaluran kredit ke sektor manufaktur meningkat 17,5 persen dan infrastruktur tumbuh 10,3 persen. Disamping pembiayaan kepada segmen korporasi, penyaluran kredit segmen medium tumbuh 8,4% yoy dari Rp67,08 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp72,72 triliun pada Maret 2019.
Demikian penyaluran kredit segmen kecil yang meningkat 18,5% yoy dari Rp57,73 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp68,42 triliun pada Maret 2019, terutama ditopang pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar 30,2 persen dibanding Maret 2018.
“Sebagai salah satu strategi pertumbuhan pada kedua segmen ini, BNI fokus pada “supply chain financing” yaitu pemberian kredit kepada institusi-institusi yang memiliki hubungan bisnis dengan debitur segmen korporasi BNI,” ujarnya.
Selain ketiga segmen di atas, pertumbuhan kredit BNI juga ditopang oleh meningkatnya penyaluran kredit konsumer. BNI Fleksi (Payroll Loan) masih menjadi kontributor utama pertumbuhan segmen konsumer, yaitu meningkat 25% yoy dari Rp19,07 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp23,85 triliun pada Maret 2019.
Penyaluran kredit properti (BNI Griya) masih yang terbesar dari aspek komposisi yaitu 51,8 persen dari total kredit konsumer, dengan pertumbuhan sebesar 9,4%. (lin)