BKKBN Sambut Baik eFishery Optimalkan Ekonomi Kreatif Keluarga dalam Bidang Budidaya Ikan, Kembali Digelar Kick Off Audit Kasus Stunting

Tangkapan layar video conference Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo dengan sejumlah peserta saat menerima audiensi PT Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) secara daring (dalam jaringan) atau online melalui link zoom, Selasa (16/01/2024). Foto: humas BKKBN

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kembali menyelenggarakan Audit Kasus Stunting (AKS) tahun 2024. Kegiatan yang merupakan pelaksanaan tahun ketiga ini sekaligus dirangkai dengan peluncuran Buku Saku Audit Kasus Stunting 2024 yang memberikan penekanan pada kualitas pelaksanaan AKS.

semarak.co-Acara ini diselenggarakan secara hybrid di Gedung BKKBN Pusat Kawasan Cawang, Jakarta Timur dan secara virtual yang ditayangkan Live Streaming melalui YouTube Channel @BKKBN Official, Selasa (16/1/2024), di Jakarta.

Bacaan Lainnya

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Nopian Andusti menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Kick Off Audit Kasus Stunting Tahun 2024.

Hadir Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo secara virtual yang menyampaikan apresiasinya kepada semua jajaran karena telah mencapai audit kasus stunting dengan baik.

Kegiatan ini juga ditandai penyerahan penghargaan Telekonsultasi Pakar dalam AKS Provinsi Papua Tahun 2023 yang diberikan kepada Rumah Sakit Akademik Universitas Gajah Mada (UGM).

Juga dilakukan penyerahan penghargaan Pemberian Layanan Intervensi Spesifik dan Sensitif Kepada Auditee yang diberikan kepada PT Semen Padang dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI.

Untuk diketahui, kualitas pelaksanaan AKS dilakukan melalui pendekatan lima PASTI, yaitu Pastikan penentuan keluarga target sasaran dilaksanakan dengan baik dan benar; Pastikan setiap keluarga dan individu target sasaran masuk dalam target sasaran intervensi.

Pastikan setiap sasaran yang terdaftar dalam target sasaran memperoleh pelayanan program intervensi. Berikutnya, Pastikan setiap sasaran memanfaatkan program intervensi yang dibutuhkan sesuai kriteria program; Pastikan semua program intervensi tercatat dan terlapor sesuai dengan kebutuhan model pelaporan dan tepat waktu.

Tahun ini AKS meningkat dibanding 2022, di mana terselenggara sebanyak 85,3%, tahun lalu hanya sekitar 60%. Pembentukan tim AKS juga sukses, meningkat 100%. Demikian halnya  pelaksanaan audit,  diseminasi hasil, dan juga tindak lanjutnya.

Menyampaikan saat membuka acara, dr Hasto mengatakan AKS sebenarnya bagian dari autopsi verbal untuk mereview kembali secara retrospektif apa faktor penyebabnya. dr Hasto sering mengatakan apa underlying problem dan underlying disease dari kasus-kasus stunting yang ada di suatu wilayah.

“Sehingga kalau ada kasus  di masyarakat, tentu kita  bisa melakukan autopsi verbal atau bertanya. Kita tidak bisa melakukan autopsi klinis atau  membedah orang dan melihat. Itu hanya untuk orang-orang yang sudah meninggal tentunya,” jelas dr Hasto dalam sambutan secara online.

dr Hasto mengatakan, BKKBN dengan jajarannya, bersama tim percepatan penurunan stunting, dan juga  kementerian/lembaga terkait, memiliki tugas mengungkap permasalahan yang ada di seputar stunting, yang akan ditindaklanjuti  kementerian/lembaga terkait.

“Itulah pentingnya audit, sehingga ketika sukses audit stunting, maka kita bisa menjawab dua permasalahan,” ujar dr Hasto seperti dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis BKKBN, Rabu (17/1/2024).

Dua permasalahan itu adalah bagaimana kasus-kasus secara individual bisa digali. Lalu, penyebabnya apakah bisa ditemukan. Dengan demikian akan ada rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti Kementerian Kesehatan, dalam hal ini provider ataupun rumah sakit.

“Tugas kita mengantarkan sampai pada ditemukannya  permasalahan secara individual. Sehingga di situ terungkap apa medical problem yang ada bagi individu. Yang kedua adalah bisa mengungkap health problem,” imbuhnya.

Mungkin masalah sanitasi atau masalah penyakit menular yang ada di Masyarakat, lanjut dia, sehingga AKS akan mengeluarkan dua rekomendasi. Ada rekomendasi yang bersifat individu, dan rekomendasi yang sifatnya untuk publik. Untuk masyarakat terkait perbaikan yang ada di lingkungan.

Di akhir sambutannya dr Hasto mengungkapkan, “Kalau daerah itu  banyak kasus TB, maka rekomendasi audit kasus stuntingnya akan muncul juga kasus TB. Sehingga kebutuhan yang ada di wilayah itu adalah untuk TB, seperti berkurangnya nafsu makan pada anak stunting.”

“Begitu juga masalah sanitasi yang kurang bagus. Yang pasti ada biological process yang dibangun di dalam audit kasus ini, mulai dari hulu sampai hilir. dr Hasto juga mencontohkan lingkungan atau pun sanitasi buruk yang menimbulkan diare, yang kemudian memicu munculnya kasus stunting. Itu semua bisa terungkap di dalam audit kasus stunting,” demikian dr Hasto menutup.

Komitmen Mitra Kerja

Deputi II Bidang pendistribusian dan pendayagunaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Imdadun Rahmat mengawakili Ketua Baznas Prof KH Noor Ahmad menyampaikan komitmen pihaknya dalam program Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia.

Bahwa Baznas telah melakukan berbagai upaya, baik yang langsung bekerjasama dengan BKKBN maupun yang dilakukan secara mandiri dan bermitra dengan para pihak. Mengambil contoh tahun 2023, Imdadun mengatakan, Baznas telah melakukan beberapa program.

Baik itu terkait dengan edukasi maupun upaya penambahan gizi. Program tersebut antara lain dalam bentuk kelas stunting. “Kita melakukan edukasi di sekolah-sekolah, di daerah-daerah di mana stuntingnya tinggi, dan memberikan penyuluhan kepada para siswa,” jelas Imdadun.

Ada juga kegiatan edukasi untuk orang tua terkait penanganan stunting di 13 rumah sehat Baznas di seluruh Indonesia. Juga pemberian makanan bergizi. Baznas juga melakukan program mandiri, antara lain mendistribusikan kurang lebih 65 ribu paket gizi keluarga.

Kegiatan ini bekerjasama dengan berbagai mitra salur, baik ormas Islam,  TNI, hingga perguruan tinggi, terutama lembaga pendampingan masyarakat. “Kami juga melakukan program pendistribusian makanan tambahan, baik  berasal dari potensi makanan lokal, maupun  dari program qurban nasional,” ujar Imdadun.

Direktur Utama PT Semen Padang, Ir. Indrieffouny Indra, MM, juga menyampaikan komitmen perusahaan terhadap program AKS dengan tagline Stunting Lewat Anak Sehat. Jadi, kalau stuntingnya kita selesaikan, InshaAllah anak-anak menjadi anak sehat, cerdas dan kuat,” ujarnya.

Di 2022 pihaknya sudah mulai terlibat dalam penanganan stunting dengan lokus di sejumlah kecamatan di sekitar pabrik. Penjelasannya, di Kecamatan Lubuk Kilangan terdapat sebanyak 14 anak stunting, kemudian di Pauh 18 anak, dan Lubuk Begalung 9 anak.

Program intervensi yang digelar  berupa pemberian makanan tambahan, termasuk penyelenggaraan   Lokakarya Indonesia Stunting yang berisi edukasi untuk  orang tua. Tahun 2022, mengutip Indrieffouny, perusahaan yang berlokasi di Sumatera Barat ini telah menyalurkan dana stunting senilai Rp 62 juta.

Hasilnya cukup baik. Ditandai dengan peningkatan berat badan anak stunting sebesar 1-2 kilogram per bulan. Ditandai juga peningkatan tinggi badan anak. Di tahun 2023 perusahaan  melanjutkan kembali program tahun 2022 dengan sedikit perluasan ke lokasi yang lain.

Perusahaan juga mengembangkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Solok  untuk mengatasi anak-anak stunting. Di Kabupaten Solok ada sekitar 17 anak stunting. Perusahaan juga menjalankan program ini di luar Provinsi Sumatera Barat.

Di Kabupaten Meranti (Riau), perusahaan menggelar program penanganan kemiskinan ekstrem. Di tahun 2023, kami sudah menyalurkan dana senilai Rp 422 juta

Di Kabupaten Solok, Semen Padang bersama   pemerintah kabupaten membangun program air bersih berupa waduk. Program air bersih diwujudkan berdasarkan hasil diskusi bersama  Pemerintah Kabupaten Solok,  bahwa penyebab stunting di wilayah itu  sangat dipengaruhi kualitas air.

Adapun  Direktur Utama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM), Dr. dr. Darwito, SH, Sp.B(K) Onk, juga menyampaikan tingginya komitmen RSA UGM, ditandai dengan ditekennya perjanjian kerja sama dengan BKKBN pada satu bulan lalu.

“RSA UGM siap  membantu, dalam artian kami punya pakar, kami punya alatnya. Kami juga siap melakukan transfer knowledge, dalam artian semua pelatihan yang oleh BKKBN dilakukan, kami siap. Karena RSA UGM sudah ditetapkan sebagai pusat pelatihan yang terstandarisasi Kementerian Kesehatan,” papar dr. Darwito.

Bahkan, lanjut dr. Darwito, RSA UGM siap dijadikan rujukkan terkait pelayanan KB oleh BKKBN. “Semangat RSA UGM adalah maju bersama menuju zero stunting di Indonesia,” tambah dr. Darwito.

Di bagian berita terbaru, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan  perlu suatu usaha untuk membela rakyat miskin yang kelaparan. Salah satunya melalui konsumsi ikan. Ikan mengandung omega 3 yang sangat diperlukan bagi ibu hamil dan perkembangan otak bayi.

Hal tersebut diungkapkan dokter Hasto  saat menerima  audiensi  PT. Multidaya Teknologi Nusantara (eFishery) secara daring Zoom Meeting pada Selasa (16/01/2024). Dalam pertemuan tersebut, eFishery mengungkapkan harapannya untuk dapat berkolaborasi dan brainstorming dengan BKKBN dalam menuntaskan isu kelaparan di Indonesia.

Sebagai perusahaan unicorn aquaculture pertama di Asia yang memiliki lebih dari 700.000 mitra pembudidaya ikan dan udang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, eFishery terus melakukan inovasi aquaculture intelligence.

“Usaha yang dilakukan eFishery dalam budidaya ikan sungguh bernilai besar dari sisi kemanusiaan. Tidak hanya bisnis yang mengejar keuntungan, melainkan peduli dengan menanamkan jiwa entrepreneurship bagi masyarakat,” kata dr Hasto dalam sambutan.

Dokter Hasto  mengungkapkan inovasi yang dilakukan eFishery dapat membantu mengangkat daerah yang memiliki stunting tinggi. Semangat eFishery untuk mengoptimalkan potensi lokal selaras dengan BKKBN yang menggaungkan potensi makanan lokal untuk menurunkan stunting.

“Saya berharap betul untuk eFishery menerapkan Human Entrepreneurship Model dengan sebaik-baiknya. Sangat baik untuk kita bermitra, menggerakkan ekonomi kreatif bagi keluarga akseptor agar memerangi stunting. Start small, memulai pilot project dengan menggandeng para mitra,” ujarnya.

Perusahaan eFishery mendukung Gerakan Makan Ikan yang kerap digaungkan BKKBN. “Salah satu protein yang sustain dibanding laut yang sifatnya tangkap adalah budidaya ikan karena bisa dikalkulasi sesuai kebutuhan. Untuk itu kita memulai industri aquaculture,” ucap Rizky dari eFishery.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi budidaya ikan yang besar. Komoditasnya pun merata di seluruh wilayah. Hal tersebut bagus bagi perputaran ekonomi, termasuk salah satu usaha yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi stunting.

Deputi bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, Nopian Andusti, SE, MT, menunjukkan salah satu program yang ada di BKKBN yang memiliki peluang untuk berkolaborasi dengan eFishery, yaitu bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga.

Kita dapat berdayakan kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor) yaitu UMKM yang diinisiasi BKKBN, ada bermacam-macam bentuk usahanya. Bisa kita arahkan dengan adanya dukungan oleh eFishery nantinya untuk membantu pembudidaya ikan, bersama bergotong-royong dengan mitra lain seperti Baznas untuk pemodalannya. (smr)

Pos terkait