Bersama Forum Pemred Dorong Zakat Jadi Standar Etika Jabatan, BAZNAS RI: Media Berperan Penting terhadap Pemerataan Literasi Zakat

Acara Forum Matraman dengan tajuk Jurnalisme Zakat untuk Membangun Negara Kesejahteraan di Era 5.0 di Gedung BAZNAS RI, Matraman, Jakarta Timur, Selasa malam (26/3/2024). Foto: humas Baznas

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) memberikan apresiasi kepada media massa yang telah berperan penting dalam melakukan pemerataan literasi zakat di Indonesia. Ini mengemuka pada acara Forum Matraman dengan tajuk Jurnalisme Zakat untuk Membangun Negara Kesejahteraan di Era 5.0 di Gedung BAZNAS RI, Matraman, Jakarta Timur, Selasa malam (26/3/2024).

semarak.co-Hadir Ketua BAZNAS RI Prof. KH Noor Achmad, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Perencanaan, Kajian dan Pengembangan Prof. (H.C.) Zainulbahar Noor, Pimpinan BAZNAS RI Bidang Pengumpulan H. Rizaludin Kurniawan.

Bacaan Lainnya

Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan HM. Imdadun Rahmat, dan Sekretaris Utama BAZNAS H. Muchlis Muhammad Hanafi. Zainulbahar Noor menyampaikan, kedekatan BAZNAS dan media dari waktu ke waktu semakin bertumbuh dan semakin dekat.

“Mengapa kami mengharapkan kerja sama dengan media, karena memang sebaik-baiknya literasi zakat, pengetahuan, kesadaran, kemauan dan perhatian pada perzakatan itu kita harapkan merata tidak saja di pondok pesantren, sekolah islam dan sebagainya,” ujar Zainulbahar dalam sambutan.

“Terlebih umat islam seluruh Indonesia, ini tidak akan tercapai dengan baik kalau tidak melalui kawan-kawan dan sahabat-sahabat di media, karena itulah yang paling efektif,” demikian Zainulbahar menambahkan dirilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Selasa malam.

Kesempatan sama, Deputi II BAZNAS RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan HM. Imdadun Rahmat menceritakan, pihaknya pernah menjabat di Komnas HAM, satu lembaga yang tidak memiliki kewenangan untuk menghukum, tapi dia hanya sekadar memberikan rekomendasi.

Tapi meskipun itu rekomendasi, ketika disuarakan lewat media itu mempunyai kekuatan punishment yang berlipat-lipat. “Jadi kalau ada pejabat negara yang kita umumkan dia terindikasi melakukan pelanggaran HAM, itu dia sudah kelabakan karena diumumkan lewat media,” ujar Imdadun dalam sambutan.

“Begitu juga ketika kepala daerah menerima Award dari Komnas HAM itu mereka senang sekali, artinya sharing dan glorying yg disuarakan media melebihi punishment itu sendiri,” demikian Imdadun menambahkan dirilis humas.

Dalam hal ini, menurut dia, BAZNAS sebagai lembaga zakat, yang zakat itu dalam undang-undang masih belum bersifat obligatory tetapi masih volunteer. Karena itu, dakwah zakat dan literasi zakat oleh media sangat penting bagi BAZNAS.

Sekretaris Utama BAZNAS RI H. Muchlis Muhammad Hanafi menyampaikan, peran media sangat besar dalam mengembangkan literasi zakat. Jika dalam dunia politik, media itu dikatakan sebagai salah satu pilar demokrasi, maka dalam perzakatan ini juga media menjadi bagian yang sangat penting bahkan menjadi pilar utama.

“Dan itu menjadi bagian dari pekerjaan yang sangat mulia kalau kita lihat dari perspektif agama, karena media ini perannya adalah pengajak. Tidak ada yang lebih mulia tidak ada yang lebih baik daripada pekerjaan mengajak orang kepada kebaikan,” ujar Muchlis.

Oleh karena itu, Muchlis menambahkan, “Kita berharap dengan kebersamaan teman-teman dari media mainstream maupun media online dalam mengembangkan literasi zakat ini betul-betul dapat menumbuhkan gairah berzakat terutama di tengah meningkatnya gairah keberagamaan umat Islam di Indonesia ini.”

Di acara yang sama Forum Pemred menilai perlunya BAZNAS mendorong zakat menjadi standar etika jabatan dan masuk dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Hal ini disampaikan Pengurus Forum Pemred yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Rakyat Merdeka Ricky Handayani.

Hal itu disampaikan Ricky saat menjadi pembicara pada acara Forum Matraman dengan tajuk Jurnalisme Zakat untuk Membangun Negara Kesejahteraan di Era 5.0 di Gedung BAZNAS RI, Matraman Jakarta Timur, Selasa malam (26/3/2024).

“Saya membayangkan kenapa kalau LHKPN itu jadi standar moral atau bahkan jadi standar administrasi perekrutan pemimpin nasional kenapa zakat juga tidak masuk ke area itu?” ujar Ricky dalam sesi diskusi bersama para pimpinan BAZNAS dan insan media.

Apabila persoalan zakat ini menjadi sarana standar etika dan administrasi kepemimpinan nasional, lanjut Ricky, maka persoalan zakat secara pemberitaan dan secara komitmen akan semakin baik. BAZNAS masih memiliki pekerjaan rumah dan catatan penting terkait mengapa persoalan zakat sampai saat ini masih kalah pamor dengan haji dan pajak dalam pemberitaan media.

“Katakanlah kita sebagai mayoritas Islam dan muamalah kita diakui negara, kenapa tidak kemudian zakat itu masuk menjadi standar etika atau administrasi bahkan bagi perekrutan pemimpin-pemimpin nasional khusus yang muslim, jadi nanti berita-berita itu isinya ‘oh presiden ini rajin berzakat, oh pejabat ini rajin berzakat’, jadi tidak hanya pajaknya yang menjadi sorotan,” ucapnya.

Ketua BAZNAS RI Prof. KH. Noor Achmad menyampaikan bahwa pentingnya peran media massa untuk terus bersinergi bersama BAZNAS dalam membantu mewujudkan negara kesejahteraan (welfare state).

“Forum ini penting, artinya bagaimana kita bersinergi untuk menciptakan sebuah formulasi atau paradigma bagaimana peran media dalam rangka untuk membangun sebuah welfare state, negara kesejahteraan yang tentu saja salah satu pilarnya adalah bagaimana filantropi itu bisa berjalan dengan baik di Indonesia,” kata Prof KH Noor.

Prof KH Noor berharap potensi filantropi di Indonesia yang dikenal sebagai negara paling dermawan di dunia dapat ditangkap oleh insan media untuk ikut membantu meningkatkan kepedulian kepada sesama melalui berbagai kanal pemberitaan dan literasi zakat, infak dan sedekah.

“Sinergitas ini perlu kita terus bangun, bagaimana pemberitaan human interest yang memang benar-benar, kemudian bagaimana mengkolaborasikan dari berita-berita situasi nyata di bawah dengan bantuan dan program yang dipersiapkan BAZNAS,” ucap Prof KH Noor.

Oleh karenanya, Prof KH Noor berterima kasih kepada teman-teman media atas setiap pemberitaan yang terkait dengan literasi zakat khususnya pemberitaan mengenai agenda-agenda dan program-program BAZNAS untuk Masyarakat.

“Ke depannya kita perlu terus membangun sinergitas ini karena BAZNAS tidak bisa berjuang sendiri tanpa dukungan teman-teman media semua,” tutur Prof KH Noor dalam rilis humas usai acara melalui WAGroup Baznas Media Center (BMC), Selasa malam (26/3/2024).

Forum Matraman diinisiasi pertama kali pada 17 April 2023 tahun lalu untuk membuka ruang diskusi antara BAZNAS dan para insan media tentang perzakatan nasional. Matraman merujuk alamat kantor BAZNAS RI di Jalan Matraman Raya No. 134, Jakarta. (smr)

Pos terkait