Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah Bali mengambil langkah tegas dengan mendesak pencopotan Arya Wedakarna dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI. Tuntutan ini muncul menyusul pernyataan kontroversial Arya yang menyinggung penggunaan hijab oleh muslimah.
semarak.co-Dalam rapat Dewan Harian yang diadakan di Denpasar, Bali, Rabu (3/1/2024), MUI bersama 30 organisasi masyarakat Islam, termasuk NU, Muhammadiyah serta Persatuan Islam (Persis), Hidayatullah, dan Aisyiyah menyatakan kekecewaan mereka terhadap sikap Arya.
Ketua Harian Bidang Hukum MUI Bali Agus Samijaya mengungkapkan, pertemuan tersebut membahas tindak lanjut atas ucapan Arya yang dianggap menyinggung perempuan berhijab.
“Kami telah mengambil keputusan untuk mengadukan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan DPD RI dan mendesak agar beliau dicopot dari posisinya. Kami juga berencana melaporkan hal ini ke pihak kepolisian, mengingat seriusnya masalah ini,” ujar Agus Samijaya dilansir onlinindo.tv, 1/04/2024 03:18:00 dari artikel asli inilah.com.
Pernyataan Arya Wedakarna yang menjadi sorotan adalah komentarnya tentang wanita berhijab yang bertugas sebagai frontliner di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Dalam sebuah video yang beredar luas, Arya terlihat mengkritik keberadaan petugas berhijab dan menyatakan preferensinya untuk petugas yang tidak mengenakan hijab.
Tindakan Arya ini telah memicu kemarahan di kalangan masyarakat, khususnya di Bali, yang dikenal dengan kerukunan antarumat beragamanya. Pernyataan Arya dianggap tidak hanya menyinggung komunitas Muslim, tetapi juga berpotensi merusak harmoni sosial yang telah lama terjaga.
Menanggapi kontroversi ini, Arya Wedakarna telah menyampaikan permohonan maaf melalui media sosial. “Jika ada pihak-pihak, komponen bangsa Indonesia yang merasa tersinggung dan merasa keberatan dengan apa yang kami sampaikan, dari lubuk hati yang paling dalam saya selaku wakil rakyat Bali di DPD RI memohon maaf dengan tulus,” ujar Arya dalam video klarifikasinya.
Namun, permohonan maaf tersebut tampaknya belum cukup untuk meredakan ketegangan. Langkah yang diambil oleh MUI dan ormas Islam Bali ini menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam menanggapi isu ini dan menegaskan pentingnya menjaga kehormatan serta integritas lembaga legislatif.
Di bagian lain Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH M Cholil Nafis menilai, pernyataan senator Arya yang viral dapat mencederai kebhinekaan Indonesia. “Dampaknya bagi dia yang tak layak jadi pemimpin, bagi dia yang tak pantas diucapkan di Indonesia yang telah kita sepakati tentang kebhinekaan ini,” ucap Cholil Nafis kepada Inilah.com, di Jakarta, Rabu (3/1/2024).
Sebagai anggota DPD, kata Cholil, seharusnya dapat menjaga tindak tanduk dalam menyampaikan pernyataan. Apalagi, jika menyangkut keyakinan dan kerukunan dalam bernegara. “Maka dia tidak boleh ya menampilkan ketidaksukaan apalagi dengan cara yang kasar dan tidak toleran terhadap kebebasan orang berbusana. Termasuk jaminan untuk menjalankan ajaran agamanya,” tuturnya.
Dosen Sekolah Tinggi Al Quran Al-Hikam Cholil menyoroti ketimpangan Arya dalam menyikapi pekerja pengguna hijab. Sikap ini dinilai terlalu ikut campur dalam pilihan dan keyakinan sang pekerja.
“Tentu dalam konteks kita menghormati, ya dengan mempersilahkan orang untuk menggunakan atribut keagamaan, melaksanakan apa yang dia miliki dan apa yang dia yakini tanpa mengganggu kepada hak orang lain. Kalau tidak suka ya enggak usah melihat di sana enggak ada larangan untuk berjilbab kok,” tuturnya.
Diketahui Senator dari Bali, Arya Wedakarna alias AWK menjadi sorotan, utama di media sosial dan publik Indonesia menyusul beredarnya sebuah video yang menunjukkan sikapnya terhadap penggunaan hijab oleh wanita muslimah.
Video yang diunggah akun Twitter @HisyamMochtar, 1 Januari 2024 memperlihatkan AWK yang secara terbuka menyatakan ketidaksukaannya terhadap petugas perempuan berhijab di bagian depan layanan publik. “Saya tidak mau yang front line-front line itu (berhijab), saya mau gadis Bali yang rambutnya kelihatan terbuka,” ucap dia.
Bahkan tanpa ragu ia juga menyebut hijab sebagai penutup yang tidak jelas dan tidak mencerminkan kebudayaan Indonesia. “This is not Middle East. Enak saja (ini) Bali, pakai bunga kek, pakai apa kek,” sindir AWK menambahkan.
Pengamat sosial ekonomi dan keagamaan Anwar Abbas menyoroti pernyataan senator Bali, Arya Wedakarna terkait jilbab yang viral di media sosial. Dia menilai bahwa perkataan Arya termasuk melecehkan agama Islam karena menyangkut masalah SARA dan bertentangan dengan pasal 29 ayat 1 dan 2 dalam UUD 1945.
“Pernyataan Arya Wedakarna anggota DPD RI dari daerah pemilihan Bali yang telah melecehkan agama Islam terkait dengan kata-katanya menyangkut masalah busana muslimah yang disampaikannya dengan cara-cara yang tidak baik sangat disesalkan,” kata Anwar, Selasa (2/1/2024).
Dikatakannya, Arya harus mengetahui bahwa memakai hijab itu dalam pandangan islam, bukanlah pakaian orang Timur Tengah. Akan tetapi Itu adalah bagian dari ibadah bagi setiap wanita yang menyatakan dirinya muslimah.
“Saudara Arya bisa melihat dimanapun di atas dunia ini yang namanya wanita islam itu kalau dia melaksanakan perintah agamanya dengan baik maka dia akan memakai hijab,” kata Anwar yang juga Wakil Ketua MUI dan Wakil Ketua Muhammadiyah dilansir onlineindo.tv dari artikel asli okezone.com.
Oleh karena itu, sebagai pejabat negara Arya katanya harus memahami hal ini agar bisa bersikap dengan lebih arif dan bijaksana lagi serta harus sadar betul bahwa Bali itu adalah bagian dari Indonesia. Menurutnya jika terjadi keributan dan kegaduhan di Bali maka rakyat Bali pasti akan mengalami kesusahan karena para turis tidak akan ada yang berani datang ke pulau tersebut.
“Semestinya saudara Arya harus bisa belajar dari peristiwa Covid-19 yang lalu dimana Bali benar-benar sepi karena ketidak hadiran para turis baik lokal maupun luar negeri sehingga akibatnya kehidupan ekonomi rakyat bali benar-benar terpuruk dan susah,” kata dia.
Selain itu, dia berharap agar kehidupan di Bali dapat berjalan dengan baik, aman, tentram dan damai. “Jangan sampai gara-gara orang seorang yang bernama Arya Wedakarna rakyat Bali menjadi susah dibuatnya, karena bagi kita bangsa Indonesia kebahagiaan orang Bali adalah kebahagiaan kita semua dan begitu pula sebaliknya,” tutupnya.
Sekadar diketahui, pernyataan senator Bali, Arya Wedakarna membuat geram publik di media sosial X atau twitter. Hal itu lantaran Arya Wedakarna diduga menyinggung hijab atau jilbab yang dikenakan wanita muslim.
Dalam video yang dibagikan oleh akun X @avrax75, terlihat potongan video saat Arya Wedakarna sedang memarahi Kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara dan kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, serta pengelola bandara dalam sebuah rapat dengan DPD RI.
Dalam video itu, Arya Wedakarna mengungkapkan, dirinya ingin agar pegawai asli Bali ditempatkan di meja depan melayani wisatawan dibandingkan pegawai yang memakai hijab menimbulkan kontroversi.
“Saya gak mau yang front line, front line itu, saya mau yang gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan terbuka. Jangan kasih yang penutup, penutup gak jelas, this is not Middle East. Enak aja Bali, pakai bunga kek, pake apa kek,” ucap Arya dikutip Senin (1/1/2024)
Sontak saja, pernyataan Arya Wedakarna itu pun langsung mengundang kecaman warganet. Hampir semua warganet mengecam ucapan Arya yang seolah merendahkan hijab yang dipakai pegawai beragama Islam.
Sebelumnya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Provinsi Bali berencana melaporkan Anggota DPD RI Arya Wedakarna atas ucapannya yang menyinggung penggunaan hijab untuk perempuan. Ketua PWM Bali H. Husnul Fahmi mengatakan laporan akan dilayangkan karena Arya Wedakarna diduga melakukan penistaan agama.
“Kita sudah menyiapkan dari lembaga hukum akan melakukan laporan ke pihak kepolisian. Secepatnya, karena kita punya lembaga bantuan hukum biar beliau yang bergerak. Kita menuntut proses hukum. Bukan hanya permintaan maaf saja, tapi proses hukum kita lanjutkan,” kata Husnul di Denpasar, Rabu (3/1/2024).
Husnul mengatakan Arya Wedakarna yang diduga kuat telah melakukan penistaan Agama Islam lewat ucapannya pada 29 Desember 2023 di Ruang Rapat Angkasa Pura, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali. Muhammadiyah Bali menyampaikan apresiasi atas fungsi pengawasan yang dilakukan oleh Arya Wedakarna sebagai bentuk check and balances atas jalannya roda pemerintahan di Bali.
Namun, Muhammadiyah mengecam pernyataan Arya yang menyinggung perempuan berhijab. Menurut ajaran Agama Islam, kata Husnul, perempuan muslimah atau yang bergama Islam wajib menggunakan hijab atau jilbab sebagaimana tercantum dalam Al-Qur’an Surat Al Ahzab ayat 59.
“Hijab atau penutup kepala bukanlah pakaian khas Timur Tengah melainkan pakaian wajib bagi perempuan muslim seluruh dunia sehingga ucapan atau ujaran saudara Arya Wedakarna menghina ajaran agama Islam dan melecehkan martabat jilbab sebagai identitas wanita muslimah di dunia,” imbuhnya.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali menggelar Rapat Dewan Harian yang dihadiri oleh seluruh komponen ormas Islam di Bali di Denpasar pada Rabu (3/1/2023) seperti dilansir onlineindo.tv, 1/03/2024 11:13:00 dari artikel asli cnnindonesia.com.
Agus Samijaya selaku Ketua Harian Bidang Hukum MUI Bali mengatakan pertemuan membahas tindak lanjut atas ucapan Arya Wedakarna yang menyinggung perempuan berhijab. Dia menyebut sekitar 30 ormas Islam di Bali ikut dalam rapat. Di antaranya Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Persatuan Islam (Persis), Hidayatullah, dan Aisyiyah.
Dalam rapat tersebut dihasilkan dua keputusan. Pertama, mengadukan Arya Wedakarna ke Badan Kehormatan (BK) DPD RI agar dicopot dari anggota DPD RI Bali. Kemudian, melaporkan Arya Wedakarna ke pihak kepolisian.
“Kita belum tahu akan melapor di mana. Meskipun sekarang laporan-laporan itu sudah tersebar hampir di setiap provinsi. Tadi kami mendapat informasi, NTB sudah melaporkan, kemudian di Jawa hampir provinsi-provinsi sudah bikin laporan juga,” ungkapnya. (net/onl/smr)
sumber: onlineindo.tv di WAGroup KAMI 💚 HABIB RIZIEQ SHIHAB (postKamis4/1/2024/)