Bank BTN Siap Jadi Mitra Utama Badan Pengelola Tapera

(ki-ka) Deputi Komisioner BP Tapera Ariev Baginda Siregar, Dirut BTN Maryono, dan Direktur Consumer Banking Budi Satria. Foto: heryanto

PT Bank Tabungan Negara (BTN) siap menjadi mitra utama Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Kesiapan itu didukung pengalaman BTN menjadi pemimpin pasar kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi, inovasi bisnis yang telah dilakukan, hingga kepemilikan Manajer Investasi (MI) yang sudah diinisiasi bank pelat merah dengan core bisnis pembiayaan perumahan ini.

Direktur utama BTN Maryono mengatakan, kehadiran BP Tapera akan menjadi stimulus bagi industri pembiayaan perumahan untuk tumbuh positif. Potensi peserta Tapera diperkirakan mencapai 1,39 juta orang pada 2024.

“Perseroan dan BP Tapera memiliki visi yang sejalan. Keduanya merupakan agen pemerintah yang disiapkan untuk mendukung program pemerintah. Khususnya, dalam pembiayaan perumahan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah atau MBR agar dapat memiliki rumah yang terjangkau,” ungkap Maryono dalam rangkaian Buka Puasa Bersama Direksi dan Media Bank BTN di gedung Bank BTN, kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Minggu malam (26/5).

Untuk mencapai visi tersebut, kata Maryono, sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan, perseroan telah menggelar berbagai langkah strategis untuk mengembangkan kapasitas bisnisnya.

“Perseroan tengah berupaya merampungkan aksi akuisisi perusahaan MI dan meracik skema pembiayaan perumahan yang baru guna menjangkau semakin banyak masyarakat memiliki rumah,” imbuhnya.

Menjadi mitra BP Tapera, nilai Maryono, merupakan sinergi sangat tepat sejalan upaya BTN mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah. Hanya BTN y ang sangat fokus mendukung pembiayaan perumahan rakyat sejak 1974.

“Program ini merupakan program pemerintah yang perlu didukung bersama stakeholders terkait bidang perumahan. Kami akan terus berinovasi guna menjangkau semakin banyak masyarakat Indonesia khususnya MBR untuk memiliki hunian terjangkau,” ujarnya.

Bank BTN, kata dia, telah melakukan berbagai inovasi dan sinergi di segmen KPR bagi kelompok MBR. Di segmen KPR Bersubsidi misalnya. Perseroan aktif bersinergi dengan berbagagi pihak guna penyaluran kredit yang lebih luas.

“Perseroan pun menciptakan produk KPR Mikro untuk menyasar MBR informal, seperti tukang ojek online dan tukang bakso atau nelayan untuk memiliki rumah,” ungkapnya.

Dengan berbagai langkah strategis itu, kata dia, BTN terbukti mencatatkan pertumbuhan pesat di segmen KPR bersubsidi. Catatan keuangan perseroan menunjukkan dalam lima tahun terakhir, BTN mencatat pertumbuhan KPR Bersubsidi 29,85% mulai Desember 2014 hingga Desember 2018.

“Per Maret 2019, BTN masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa pasar 92,96%,” paparnya.

BTN telah menggelar perjanjian pembelian saham bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) untuk membeli saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Manajemen (PNMIM). Hingga kini BTN telah berkomitmen membeli 30% saham perusahaan manajer investasi itu.

“Ke depannya dengan ijin OJK, BTN bakal menambah kepemilikan saham hingga mencapai 85%. Pembelian saham Manajer Investasi ini dilakukan untuk memaksimalkan pengelolaan dana jangka panjang seperti dana Tapera sekaligus untuk meningkatkan kinerja bisnis BTN,” tutupnya.

Deputi Komisioner BP Tapera Ariev Baginda Siregar menambahkan, kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan kalangan MBR akan perumahan dapat dipenuhi. Kehadiran BP Tapera, kata Ariv, bertujuan menyediakan dana murah jangka panjang. Dana tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan perumahan yang berkesinambungan.

“Peserta Tapera tergoloing sebagai MBR dapat memperoleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah yang disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerja sama dengan Tapera,” rincinya.

Saat ini, kata Ariev, Tapera tengah merancang pondasi. Mulai SDM, keuangan, logistik hingga rencana strategis dalam lima tahun pertama. Nantinya, kalangan masyarakat yang ditargetkan menjadi peserta Tapera, yakni pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai BUMN/BUMD, ASN, TNI/Polri.

“Per April 2019, BP Tapera baru memiliki dana Rp 104 triliun. Dana ini berasal daria Taperum-PNS yang nantinya akan diperuntukan bagi pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta pensiun. Ke depannya, dana itu terus meningkat. Kami memproyeksikan potensi peserta Tapera mencapai 139 juta orang, pada 2024,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *