PT Bank Syariah Indonesia (BSI) terus berupaya memberikan kemaslahatan dan kontribusi positif kepada masyarakat, khususnya pelaku UMKM agar lebih berdaya. Salah satunya dilakukan Bank BSI melalui BSI Maslahat dengan menyalurkan zakat untuk program pemberdayaan berkelanjutan bagi ekosistem UMKM pedagang bakso.
semarak.co-Pengurus Koperasi Ikhtiar Swadaya Mandiri (ISM) Ngudi Makmur Joko Iskandar mengatakan, lewat bantuan Bank BSI dan BSI Maslahat saat ini pihaknya merasa sangat terdorong sehingga mampu memberikan kebermanfaatan bagi 100 UMKM yang ada di bawah naungan koperasi tersebut.
BSI dan BSI Maslahat memberikan bantuan permodalan, pendampingan sertifikasi halal dan pelatihan pengelolaan keuangan yang baik. Melalui upaya tersebut diharapkan UMKM binaan yang saat ini berstatus mustahik atau penerima zakat, akan naik kelas menjadi muzaki atau pemberi zakat di masa depan.
Diketahui bahwa Koperasi ISM Ngudi Makmur di Jakarta Selatan merupakan salah satu binaan dan diberdayakan Bank BSI bersama BSI Maslahat. Koperasi ISM saat ini menaungi 100 pelaku UMKM pedagang bakso binaan di wilayah Jakarta Selatan dan telah mendapatkan sertifikasi halal.
“Tidak hanya menjadi rumah bagi 100 UMKM, Koperasi ISM Ngudi Makmur juga membuka kemitraan secara franchise di 3 lokasi lainnya, yaitu Roxy di Jakarta Pusat, Halim di Jakarta Timur, dan di wilayah Bekasi, Jawa Barat,” imbuh Joko dirilis humas melalui WAGroup Media BSI, Minggu (26/1/2025).
Bantuan yang diberikan BSI dan BSI Maslahat tidak hanya berupa dana dan pelatihan, tapi juga dicarikan peternak sapi dan ayam, Rumah Potong Hewan (RPH), hingga sertifikasi halal. Karena itu pihaknya sangat merasakan bantuan yang diberikan mampu memberikan sinergi dan pemberdayaan berkelanjutan melalui ekosistem yang kuat.
Bantuan dari BSI dan BSI Maslahat ini adalah program dari hulu ke hilir. Hulunya adalah peternak yang berada di Lampung dan kita di koperasi ini adalah hilirnya. Peternak yang ada di Lampung itu juga binaan dari BSI Maslahat sehingga terjamin kesehatannya.
“Nanti peternak akan kirim sapi hidup yang ditampung di RPH, kita pun kerja sama dengan RPH yang sudah ada sertifikat halalnya. Dengan demikian melalui pemberdayaan ekosistem ini, daging yang sudah dipotong tidak dijual di pasar, tapi dapat langsung ditampung pelaku UMKM yang merupakan koperasi pedagang bakso,” ujarnya.
Tentunya hal ini memperpendek jalur distribusi dan memangkas ongkos produksi. Sehingga harga jual menjadi lebih ekonomis bagi konsumen, namun dengan kualitas yang terjaga. “Jadi ada 1 mata rantai yang diputus. Kami ada di tangan kedua sekarang bukan tangan ketiga lagi,“ kata Joko.
Joko menyebut berkat bantuan dari BSI dan BSI Maslahat, saat ini 100 UMKM pedagang bakso yang berada di bawah naungan Koperasi ISM Ngudi Makmur mampu menaikkan penghasilan harian mereka. Sebelumnya pendapatan kotor mereka berada di kisaran Rp500.000 sampai Rp600.000 per hari.
Adapun dengan pemberdayaan yang dilakukan BSI dan BSI Maslahat, sekarang bisa mencapai kisaran Rp700.000 bahkan menyentuh nominal Rp800.000. Joko pun berharap akan semakin banyak masyarakat yang ingin ikut serta menjadi pengusaha.
“Kita biasanya melakukan survei untuk memberikan manfaat, khususnya kepada para mustahik. Salah satu syaratnya adalah mereka pelaku usaha bakso atau minimal mempunyai pengalaman berjualan. Penjual itu tergolong mustahik yang dibuktikan dengan syarat surat keterangan tidak mampu,” ujarnya.
Yang nantinya akan disiapkan semua mulai dari bahan baku, daging, ayam, disediakan juga pengolahannya, salah satunya rumah produksi bakso dan penggilingan dagingnya. Melalui bantuan dari BSI dan BSI Maslahat tersebut menurut Joko menjadi salah satu cara dari koperasi untuk memberikan nilai dan manfaat lebih.
Selain itu, dengan adanya sinergi melalui ekosistem seperti ini, lebih menjamin kehalalan dari bakso yang dijual. Joko berharap, bantuan dari BSI dan BSI Maslahat ini dapat terus berlanjut dan mampu menjangkau koperasi-koperasi lainnya yang ada di seluruh Indonesia.
Sebab, lanjut Joko, program ini tidak hanya memberikan manfaat bagi koperasi di hilir, tetapi juga para peternak atau produsen yang ada di hulu. Menurutnya sinergi seperti ini diperlukan untuk membuat perekonomian terus berputar.
Di sisi lain, para pelaku UMKM binaan Koperasi ISM Ngudi Makmur juga semakin mengenal dan mengetahui BSI serta produk dan layanannya. “Dengan adanya program ini mereka jadi lebih tahu dan kenal dengan BSI. Kita juga kenalkan dengan produk BSI dan menggunakan QRIS BSI,” kata Joko.
Jadi dengan begitu mereka juga menjadi nasabah BSI. Sementara itu, terkait dengan kinerja zakat BSI telah menyalurkan sebesar Rp152,30 miliar hingga November 2024. Jumlah tersebut tersalurkan untuk sektor ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, kesehatan hingga dakwah advokasi. (hms/ken/smr)