Lifelike Picture meluncurkan film Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 yang tayang di seluruh bioskop tanah air, hari ini Kamis 30 Agustus 2018. Film hasil co-production pertama 20th Century Fox di Asia Tenggara ini dihadirkan dengan tujuan memuaskan para penggemar yang rindu akan sosok pendekar Kapak Maut Naga Geni 212.
Beredarnya film yang diangkat dari komik silat ini, sekaligus memberi angin segar bagi para penonton film Indonesia akan hadirnya pahlawan asli Indonesia. Film yang diangkat dari novel karya Almarhum Bastian Tito terdiri dari 185 buku dalam rentang waktu 39 tahun dan menjadi intelectual property terlama dan terpanjang di Indonesia.
Mengusung genre action fantasy khas Indonesia, maka aksi yang dihadirkan dalam film ini dibuat menggunakan pencak silat hasil koreografi dari Yayan Ruhiyan, berpadu dengan fantasi khas Nusantara dari Adrianto Sinaga selaku Production Designer, berkolaborasi dengan Chris Lie dari Caravan Studio.
Adrianto merancang 300 kostum dan 150 senjata yang berbasis Nusantara untuk setiap karakter yang ada, selain itu juga menyajikan sederet elemen drama dan komedi yang turut mengisi 123 menit durasi film ini.
Pengambilan gambar dilakukan selama 4 bulan di berbagai lokasi di Indonesia, dilanjutkan ke tahap paska produksi yang berlangsung selama 9 bulan. Secara total lebih dari1,5 tahun proses pembuatan film Wiro Sableng berlangsung dan melibatkan total 977 kru dan pemain dalam proses panjang tersebut.
Produser film Wiro Sableng Sheila Timothy mengatakan, seluruh kru di semua departemen mempunyai komitmen dan kecintaan kepada film ini, sehingga proses panjang tersebut terasa menyenangkan, koordinasi dan jalinan kerja slalu mendukung sehingga hasilnya memenuhi harapan kami semua.
Wiro Sableng tidak hanya sebatas film tapi juga menciptakan Universitas sehingga menjadi Intelektual Property (IP) lokal yang bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk kreasi seperti Poster Competitive, hingga hadirnya karakter Wiro Sableng dalam game’ MOBA APV (Arena of Valor juga akan ada Wiro Sableng Experience, yaitu sebuah eksibisi perayaan film Wiro Sableng yang dibuka 28 Agustus hingga 2 September 2018di Food Society Kota Kasablanka.
Sedangkan Kurt Rieder selaku Executif Vice Presiden Asia Pacifik 20th Century Fox Internasional mengatakan, seluruh tim di Fox sangat terkesan oleh kreativitas dan profesionalisme dari Lifelike Picture dan mungkin tidak bisa menemukan rekan kerja yang lebih baik lagi di Asia Tenggara, mulai dari produksi dan paska produksi hingga marketing, media sosial dan promosi pihak ketiga, Wiro Sableng telah menetapkan tonggak baru di Indonesia dan menunjukkan bahwa Lifelike Picture dapat memenuhi standar studio.
Bagi para pemain, terlibat dalam film Wiro Sableng merupakan kesempatan yang tidak mungkin dilewatkan, terlebih bagi pemeran Wiro Sableng itu sendiri, yakni Vino G. Bastian.
“Film ini sangat penting bagi saya karena ini menjadi Tribute untuk ayah saya, almarhum Bastian Tito, ini sumbangsih yang mungkin tidak seberapa dari seorang anak untuk orangtuanya, namun demikian saya sangat bersyukur karena semua orang yang terlibat mencurahkan kemampuan terbaik dan dedikasi mereka untuk film ini,”ujar Vino
Film Wiro Sableng berkisah di Nusantara pada abad 16. Wiro Sableng seorang pemuda dan murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng, mendapat titah dari gurunya untuk meringkus Mahesa Birawa, mantan murid Sinto yang berkhianat.
Dalam perjalanannya mencari Mahesa Birawa, Wiro terlibat dalam sebuah petualangan seru bersama dua sahabat barunya, Anggono dan Bujang Gila Tapak Sakti. Pada Akhirnya Wiro tidak hanya mengungkap rencana keji Mahesa Birawa, tetapi juga menemukan esensi sejati seorang pendekar. (ita)
Para pemain :
Vino G. Bastian (Wiro Sableng), Yayan Ruhian, Sherina Munaf, Fariz Alfarazi, Marsha Timothy, Ruth Marini, Andi/Rif, Yayu Unru, Dwi Sasono, Marcella Zalianty, Aghniny Haque, Yusuf Mahardika, Lukman Sardi, Rifnu Wikana, Gita Arifin, Cecep Arif Rahman, Marcell Siahaan dan Happy Salma
Sutradara : Angga Dwimas Sasongko
Produser :. Sheila Timothy
Penulis naskah : Sheila Timothy, Tumpal Tampubolon dan Seni Gumira Ajidarma
Production Designer : Adrianto Sinaga
Editor : Teguh Raharjo
Music &Sound Designer : Aria Prayogi
Director of Photography : Ipung Rachmat Syaiful
VFX Creative Director : Keliek Wicaksono