Aktor dan Sutradara Film Slamet Rahardjo Kenang saat Latihan Suara Teater dengan Huruf Hijaiyah

Aktor dan sutradara senior Slamet Rahardjo (memegang mikropon) berbincang bersama para pemain dan penonton pementasan drama dengan naskah Mahkamah yang ditulis Asrul Sani. Foto: dok. Panitia

Aktor dan sutradara baik teater maupun film Slamet Rahardjo Djarot mengaku pernah diajarkan berlatih suara oleh pelatihnya dengan membunyikan huruf-huruf vokal. Namun, Slamet merasa hal itu tidaklah maksimal karena hanya menyentuh sebagian ruang pengeluaran huruf saja.

semarak.co-Akhirnya, ia lebih memilih menggunakan cara yang diajarkan kakeknya, yaitu dengan membunyikan huruf-huruf Hijaiyah. Penggunaan huruf-huruf Hijaiyah atau Arab ini bukan tanpa alasan. Sebab, hal itu memaksimalkan ruang tempat keluarnya huruf-huruf.

Bacaan Lainnya

Demikian Slamet saat membagikan tips melatih suara kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta usai mementaskan naskah drama karya gurunya, Asrul Sani berjudul Mahkamah. Pementasan ini dilakukan di Gedung Pertunjukan Bulungan, Jakarta Selatan, Kamis (30/5/2024).

“Alif!” teriak Slamet seraya meminta seluruh pemain untuk mengulanginya. Ia menjelaskan bahwa saat membunyikan huruf tersebut, ada lidah yang bergerak ke langit-langit mulut sekaligus menggerakkan bibirnya.

Hal tersebut dilanjutkan ke huruf-huruf arab berikutnya, ba, tsa, ja, dan seterusnya. “Itu olahraga huruf,” kata Slamet seperti dilansir nu.or.id/Sab, 1 Juni 2024 | 08:00 WIB dari laman pencarian google.co.id, Minggu (21/7/2024).

Ia menjelaskan bahwa hal tersebut juga ia sampaikan kepada anak didiknya yang lain. Kepada mereka, ia menyampaikan bahwa hal tersebut bukanlah agama yang ketika membacanya lantas otomatis masuk islam.

Itu hanyalah alfabet dalam bahasa Arab yang merupakan produk budaya. Karenanya, bagi nonMuslim, hal tersebut tidaklah menjadi persoalan. “Murid-murid saya, cucu murid Pak Asrul, kamu akan punya suara indah dengan alif, ba, ta, tsa, jim, ha, kha, dal, dzal, ra,” katanya.

Kemudian, ia memanggil seorang pemain yang tampak memiliki berat badan paling rendah. Ketika berdiri di hadapannya, ia sedikit mendorongnya dan pemain tersebut terdorong cukup kuat. Para penonton tergelak melihat hal tersebut.

Namun, Slamet meminta kepada pemain itu untuk mengambil napas secara dalam-dalam dan dialirkan ke perut. Saat proses tersebut, ia kembali mendorongnya dan pemain itu bergeming. Artinya, ada tekanan dan kekuatan di dalam tubuhnya sehingga tidak terdorong.

Oleh karena itu, ia menegaskan kepada para pemain agar dapat mengolah tubuh dan suaranya agar tidak ada lagi suara yang lemah. “Saya tidak mau dengar lagi suara tenggorokan. Olah!” pinta Slamet menutup.

Asrul Sani Guru Agama Saya

Di bagian lain Slamet mengisahkan kedekatannya dengan sastrawan Asrul Sani. Asrul yang merupakan pengurus Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (LESBUMI) mengajarkan cara beragama kepada murid seni perannya Slamet.

Perihal ini disampaikan Slamet saat memberikan sambutan sebagai seorang penerima penganugerahan Hadiah Asrul Sani (HAS) di lantai 8 Gedung PBNU, Kawasan Kramat, Jakarta Pusat, Kamis malam (28/3/2024).

“Asrul pesan, beribadahlah semampu kamu. Jangan terlalu kaku. Kiai NU selalu berpesan kepada saya bahwa agama itu tidak menyusahkan pemeluknya,” ungkap Slamet Rahardjo Djarot saat mengenang alm Asrul Sani di hadapan sedikitnya 200 hadirin.

Saat Asrul Sani pernah bertanya kepada Slamet terkait identitas ke-NUannya, Slamet menjawab, “Saya tidak mengerti apa itu NU. Saya hanya pernah melihat gambar Sembilan bintang berikut tali yang menajdi lambang NU di rumah saya dulu,” ujar Slamet dengan sedikit kelakar yang disambut riuh tawa hadirin.

Waktu pilihan hatinya jatuh pada NU, Slamet menambahkan bahwa NU memberikan ruang baginya dalam berkesenian, tahlilan, dan menjalani hidupnya sebagai orang Jawa. Slamet Rahardjo mengakui bahwa Asrul Sani merupakan gurunya langsung dalam mengembangkan bakat seni perannya.

Diketahui bahwa Slamet Rahardjo menerima penghargaan HAS atas kategori sineas berbakti dalam rangka peringatan 10 tahun NU Online. (net/nu./smr)

Pos terkait