Isu sawit sangat menarik diperbincangkan, tidak hanya di kalangan pengusaha sawit dan pemerintah, juga masuk ke ranah pelajar. Ini bagian dari edukasi ke pelajar tentang fakta dan manfaat sawit bagi perekonomian dan konsumsi bahkan kosmetik di Indonesia dan belahan dunia lainnya.
semarak.co -Untuk mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat khususnya milenial tentang sawit dan pentingnya komoditas ini bagi masyarakat dan negara, Badan Pengelolaan Dana Perusahaan Kelapa Sawit (BPDPKS) mengadakan Palm Oil Edu Talk to School di MAN Insan Cendekia, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (29/2/2020).
Tujuan diadakan kegiatan edukasi ke pelajar khususnya MAN Insan Cendekia, Serpong, Tanggerang Selatan, ini diharapkan terciptanya pemahaman yang baik tentang sawit sejak dini. Tujuan ke kampanye positif dan hal sebenarnya tentang manfaat kepala sawit.
BPDPKS merupakan Badan Layanan Umum (BLU) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang memiliki visi menjadi badan pengelola dana yang terpercaya dalam pengembangan sawit berkelanjutan sebagai komoditas strategis nasional untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
Acara Palm Oil Edu Talk to School yang bekerja sama Warta Ekonomi ini mengundang narasumber Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya, Ketua Bidang Komunikasi GAPKI Tofan Mahdi, dan Head of Corporate Communications Sinar Mas Agribusiness and Food Wulan Suling.
Sekitar 300 peserta siswa-siswi dan guru dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) di Tangerang Selatan dan Tangerang mengikuti talkshow dan kegiatan menarik lainnya seperti fun games dan lomba foto Instagram.
Kepala Divisi Perusahaan BPDPKS Achmad Maulizal Sutawijaya mengatakan, pelajar harus faham tentang sawit yang punya banyak manfaat dan tidak termakan isu negatif sawit. Maka, pelajar diharapkan tidak termakan isu negatif kalau sawit berbahaya bagi lingkungan, kesehatan. Kenyataannya sawit banyak manfaat.
Sawit dianggap berbaya bagi lingkungan, kekeringan, sawit berbahaya bagi orang hutan dan sawi bahaya bagi kesehatan. “Padahal enggak. Manfaat sawit, bisa membantu perekonomian karena ekspor sawit menghasilkan devisa ke Indonesia yang cukup besar,” terang Maulizal.
Sekitar 35 juta ton sawit diekspor setara US$19 miliar atau devisa Rp320 triliun. Perlu diketahui juga, lanjut dia, sawit dapat dijadikan substitusi energi terutama ke solar atau disebut biodiesel. Yang kini sudah diarahkan ke B30 persen. “Program peremajaan sawit berupa insentif, hilirisasi sawit jadi B30,” katanya.
Indonesia, kutip dia, adalah produsen dan pengekspor terbesar kelapa sawit di dunia. Komoditas kelapa sawit menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi negara.
Menurut catatan GAPKI, kutipnya lagi, nilai sumbangan ekspor minyak kelapa sawit mencapai Rp260,167 triliun. Sementara tenaga kerja yang terserap di indutri sawit sekitar 4,6 juta orang yang dipekerjakan oleh 2,3 juta usaha tani di bidang kelapa sawit.
Bagi masyarakat Indonesia, lanjut dia, manfaatnya dari produk-produk sawit dan turunannya sudah menjadi keseharian. Seperti produk kecantikan dan kosmetik, makanan dan bahan makanan berkualitas, serta energi terbarukan.
“Contoh produk makanan dari sawit berupa minyak goreng, margarin, mentega, hingga mi instan. Produk kecantikan dan kosmetik berupa lipstik, sampo, hingga sabun. Adapun energi terbarukan yang dihasilkan dari sawit berupa biodiesel,” rincinya.
Makin inovatif pengolahan sawit dalam mencetak produk-produk turunannya, kata Maulizal, maka peluang untuk membuka bisnis baru, pasar baru, dan peluang kerja baru makin terbuka lebar. “Sepuluh tahun ke depan, milenial akan memasuki pasar tenaga kerja dan menjadi pelaku bisnis potensial yang dapat mengembangkan industri sawit. (lin)