Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar pelatihan sumber daya manusia (SDM) ekonomi kreatif bertajuk Temu Teman Industri Kreatif (Tematik) sebagai upaya meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para pelaku ekonomi kreatif.
semarak.co-Pelatihan berlangsung selama dua hari pada 1-2 Oktober 2021 dan terbagi dalam tiga kelas. Yakni untuk kelas subsektor film, kelas kuliner, dan kelas musik.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berharap, pelatihan ini dapat mendorong terciptanya SDM ekonomi kreatif unggul yang fokus pada pengembangan usaha kreatifnya.
Sehingga, lanjut Menparekraf Sandi Uno, dapat meningkatkan omzet penjualan karya atau produk yang dihasilkan. Selain itu juga diharapkan sebagai daya ungkit dalam mendorong hadirnya wirausaha-wirausaha baru di sektor ekonomi kreatif.
“Biasanya bisnis terbaik itu dimulai saat krisis. Karena di saat krisis, kemampuan kita untuk melakukan inovasi akan semakin meningkat,” terang Menparekraf Sandi Uno dalam sambutan membuka kegiatan Tematik, di Jakarta, Jumat pagi (1/10/2021) seperti dirilis humas melalui WAGroup SiaranPers Kemenparekraf2, Jumat malamnya.
Dan saat ini kita, kata Menparekraf Sandi Uno, masih berada di tengah krisis akibat pandemi COVID-19 sehingga jadi kesempatan baik bagi kita untuk memulai bisnis khususnya di bidang industri kreatif.
Menparekraf mengatakan, saat ini jumlah pelaku wirausaha yang aktif di Indonesia masih belum optimal atau baru sekitar tiga persen. Banyak dari masyarakat menjadi pelaku wirausaha karena keterpaksaan dan bukan menjadi pilihan.
“Karenanya kita harus bisa meningkatkan jumlah pelaku wirausaha bisa meningkat ke angka 5 hingga 7%. Kita butuh 4 juta wirausaha baru, dan saya harap semua wirausaha-wirausaha baru itu akan tercipta melalui pelatihan ini,” kata Sandi Uno, sapaan akrab Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno.
Kehadiran wirausaha-wirausaha baru diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi kreatif tanah air dan memperkuat ekonomi digital tanah air untuk bisa tumbuh mencapai lebih dari 100 miliar dolar AS di tahun 2022.
Kuncinya, rinci Sandi Uno sambil mengajak, kita harus dapat melakukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi. Selain itu juga kita harus gerak cepat (geber), gerak bersama (geber), dan gali semua potensi (gaspol).
Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf, Erwita Dianti, menjelaskan, dipilihnya DKI Jakarta sebagai lokasi kegiatan pelatihan karena selain sebagai ibu kota negara, DKI Jakarta juga merupakan melting point budaya nusantara dan kosmopolitan.
Masyarakat, khususnya generasi muda saling berinteraksi dan berkarya satu sama lain. “Banyak sekali ide dan usaha kreatif di DKI Jakarta tetapi masih banyak juga yang belum dikembangkan, sehingga kegiatan ini menjadi kesempatan yang tepat bagi para pelaku ekraf untuk belajar meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan usaha kreatifnya,” kata Erwita.
Pelatihan diikuti 150 peserta dibagi menjadi tiga kelas subsektor. Masing-masing kelas diikuti 50 peserta berdasarkan subsektornya. Untuk kelas film, pelatihan akan berfokus pada bidang penulisan naskah film atau scriptwriting.
Dengan narasumber Gunawan Paggaru (sutradara/penulis skenario/Ketua Umum KFT Indonesia) dan Perdana Kartawiyudha (Dosen UMN dan Ketua Asosiasi Penulis Indonesia untuk Layar Lebar).
Untuk kelas kuliner, pelatihan difokuskan pada bidang barista (peracik kopi) karena kopi saat ini makin banyak peminatnya khususnya di Indonesia, dan juga merupakan salah satu komoditas ekspor terbesar bagi Indonesia.
Pelatihan kelas kuliner akan disampaikan oleh Edi Panggabean (Master Asesor Kompetensi BNSP dan Ketua LSP Profesi-Kopi Indonesia) serta Hiburan Marthin Lase (Asesor Barista). Sementara untuk kelas musik menghadirkan narasumber penyanyi Trie Utami dan Bayu Randu (CEO Music Blast).
Baik Trie Utama dan Bayu memberikan materi pelatihan tentang aransemen dan penciptaan lagu yang membutuhkan kreativitas dari para peserta. Peserta juga diberikan pelatihan bagaimana cara mempromosikan dan monetisasi karya lagu/musik yang diciptakan.
Para peserta tidak hanya akan mendapatkan materi dari para narasumber, tapi juga melakukan praktik langsung bersama para narasumber. “Semoga kegiatan pelatihan ini berjalan lancar dan dapat memberikan manfaat kepada pelaku ekonomi kreatif, khususnya subsektor film, kuliner dan musik,” kata Erwita. (smr)