Dai kondang Abdullah Gymnastiar atau yang karib disapa Aa Gym berbagi sebuah foto dari kampanye akbar Prabowo Subianto – Sandiaga Uno di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Selatan, Minggu kemarin (7/4).
Unggahan di twitter pada akun @aagym ini cukup menyita perhatian, mengingat selama ini Aa terkesan ‘minggir’ enggan berbicara soal Pilpres 2019. Aa Gym menggunggah foto seorang pendukung Prabowo-Sandi yang sedang berdoa di dalam Stadion Utama GBK.
Tampak jelas dalam foto tersebut, perempuan itu berdoa sambil memejamkan mata seraya mengepalkan kedua tangannya di depan dada. Meski selalu enggan menunjukkan secara terbuka pandangannya dan siapa pilihannya dalam Pilpres 2019, Aa Gym dipastikan sudah mempunyai pilihan.
“Saya punya pilihan dan saya menghormati pilihan yang lain. Ayo kita bersama jaga ukhuwah dan persatuan di rumah kita Indonesia yang kita cintai ini,” tulis Aa Gym di akun twitter miliknya.
Di bagian lain tokoh Amien Rais menyampaikan orasi politik di kampanye akbar Prabowo Subianto di Stadion Kridosono, Yogyakarta. Dalam orasinya, Amien kembali menyinggung ajakan people power.
“Saya akan menyampaikan satu hal, dari segi keuangan kita paket hemat, dari segi bantuan dunia internasional, kita juga tidak pernah bekerja dengan asing sama sekali. Dari segi media massa mainstream sudah dicaplok, didikte, ditekan luar biasa, tapi kita punya Allah Akbar. Hanya Allah yang kita takuti, kalau manusia itu tidak kita takuti,,” kata Amien, Senin (8/4).
Amien lantas mengungkit ultimatumnya kepada KPU agar tidak berbuat curang selama pelaksanaan Pilpres 2019. Jika ditemukan bukti kecurangan, lanjut Amien, dia akan menggerakkan people power.
“Makanya saya sudah memberikan ultimatum, hei KPU, kalau kamu sampai curang dan kita punya bukti telak, kita nggak akan PMK. Kita akan menggerakkan people power, people power itu sebuah gerakan massa yang tidak ada setetes darah pun,” jelasnya.
Amien mengajak kader, simpatisan dan relawan untuk mengingat aksi people power tahun 1998. “Masih ingat? Dulu kita mengganti Orde Baru dengan reformasi lewat people power, ratusan ribu kalangan muda di halaman MPR, itu kita melakukan people power, semua dengan damai,” pesannya.
“Untuk pertama supaya dwifungsi ABRI itu dikembalikan ke jalan yang benar, kedua desentralisasi, bukan sentralisasi, otonomi daerah menjadi kenyataan, kebebasan berbicara, dan lain-lain,” paparnya.
Amien pun menegaskan people power yang dia sampaikan bukan ajakan untuk aksi kekerasan fisik. “Jadi people power itu bukan mengajak antem-anteman, bukan, itu kan kata sontoloyo itu,” imbuhnya.
“Kita ini damai, damai, damai, damai. Cuma kalau sampai ada kecurangan jelas, kita diam saja, kita menjadi orang yang agak pekok (dungu). Jadi sekali lagi people power konstitusional, demokratis, dijamin oleh UUD kita,” tandasnya.
Amien sekali lagi menyebutkan ultimatumnya kepada KPU. “Eh KPU, Dukcapil, Depdagri, ati-ati kowe, Mas (hati-hati kamu, Mas). Kita sudah lebih pintar dari mereka insyaallah, kita punya ahli, data science, ahli IT dan lain-lain, wis mesthi konangan (sudah pasti ketahuan),” imbuhnya. (mol/lin)
sumber: jpnn.com