Wamendukbangga Isyana: Generasi Unggul Dimulai dari Keluarga

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka saat menerima kunjungan 350 mahasiswa dan dosen Universitas Negeri Padang (UNP) di kantor Kemendukbanga.

Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka menegaskan, masa depan Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 ditentukan oleh dua hal, yaitu keluarga yang tangguh dan generasi muda yang unggul.

Semarak.co – Menurutnya, pembangunan manusia tidak bisa dilepaskan dari pembangunan keluarga sebagai fondasi utama bangsa. Isyana menjelaskan saat ini  angka kelahiran di kisaran 2,11 anak per perempuan, mendekati tingkat ideal untuk menjaga keseimbangan populasi.

Bacaan Lainnya

“Tantangan kita bukan lagi sekadar jumlah penduduk, melainkan bagaimana menjadikan mereka sehat, terdidik, dan produktif,” ujarnya, saat menerima kunjungan 350 mahasiswa dan dosen Universitas Negeri Padang (UNP) di Jakarta, dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Rabu (12/11/2025).

Namun di balik peluang besar bonus demografi ini, Indonesia juga menghadapi tantangan nyata seperti urbanisasi cepat, ketimpangan kesejahteraan antarwilayah, dan meningkatnya jumlah penduduk lansia.

“Inilah saatnya kita membangun sistem sosial dan kebijakan keluarga yang kuat agar setiap siklus kehidupan dari anak, remaja, orang tua hingga lansia dapat tumbuh dan berdaya,” jelas Wamen Isyana.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN menyiapkan program prioritas yang langsung menyentuh kebutuhan keluarga. Program pertama, Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING), memperkuat intervensi keluarga berisiko stunting berbasis data.

Program kedua, Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA), menyediakan layanan pengasuhan anak (daycare) agar perempuan dapat bekerja tanpa meninggalkan peran keluarga. Program ketiga, Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), memperkuat peran ayah dalam pengasuhan dan ketahanan keluarga.

Program keempat, SIDAYA (Lansia Berdaya), mendorong pemberdayaan lansia agar tetap produktif dan menjadi bagian dari bonus demografi ekonomi. Selain itu, Kemendukbangga juga tengah menyiapkan Super Apps Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.

Lebih lanjut, Isyana menjelaskan bahwa arah kebijakan Kemendukbangga/BKKBN sejalan dengan Asta Cita, khususnya Asta Cita ke-4 tentang peningkatan kualitas sumber daya manusia dan Asta Cita ke-6 tentang pemerataan pembangunan dari desa untuk keadilan sosial.

Sebagai penjabaran dari kebijakan tersebut, Kemendukbangga/BKKBN juga memperkuat implementasi GDPK (Grand Design Pembangunan Kependudukan) di tingkat nasional dan daerah. Melalui GDPK, isu kependudukan diintegrasikan ke dalam perencanaan pembangunan, mulai dari tingkat pusat hingga kabupaten dan kota.

“Dengan GDPK, kita ingin memastikan setiap daerah memiliki arah yang jelas dalam membangun penduduk, agar kebijakan kependudukan benar-benar menjadi dasar pembangunan manusia Indonesia,” ujar  Isyana.

 

Pos terkait