Sekitar 2.000 warga sipil terpaksa mengungsi dari Kota Bara dan desa-desa sekitarnya di negara bagian Kordofan Utara, Sudan, dalam tiga hari terakhir akibat serangan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
Semarak.co – Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dalam laporan resminya pada Minggu, 9 November 2025 menyebut, gelombang pengungsian terjadi 7-9 November 2025 di wilayah Bara, Sheikan, Rahad, Um Rawaba, dan Um Damm Haj Ahmed.
Sejak 26 Oktober 2025, tercatat sebanyak 38.990 orang telah mengungsi akibat meningkatnya kekerasan terhadap semua penduduk, bahkan pelecehan dan pemerkosaan terhadap kaum wanita di kawasan tersebut.
Seperti dilansir Metrotvnews.com dari laman Anadolu Agency, Senin, 10 November 2025, eskalasi serangan RSF memicu ketidakamanan massal, sementara konflik bersenjata antara tentara Sudan dan RSF terus berlanjut sejak 15 April 2025 lalu.
Perang berkepanjangan antara militer Sudan versus RSF telah menewaskan ribuan warga sipil dan jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah. Upaya mediasi di tingkat regional maupun internasional belum berhasil menghentikan konflik yang memperburuk krisis kemanusiaan di Sudan.
Prospek perdamaian dan respons regional. Mediasi yang dipimpin oleh aktor regional dan internasional, termasuk Uni Afrika dan PBB, hingga kini belum berhasil menghasilkan kesepakatan gencatan senjata yang berkelanjutan.
Kompleksitas konflik dan kepentingan berbagai pihak membuat proses perdamaian tersendat, sementara warga sipil terus menanggung beban terberat. Mereka merasa tertekan, terteror dan bahkan sebagian mereka merasakan langsung tindak kekerasan.
Jumlah pengungsi sudah mencapai jutaan orang, tekanan terhadap negara tetangga juga kian besar. Para pengungsi yang melintasi perbatasan ke Chad, Sudan Selatan, Mesir dan Ethiopia, menciptakan beban tambahan bagi negara dalam menghadapi tantangan ekonomi dan keamanan.
Krisis kemanusiaan yang berlarut-larut di Sudan saat ini membutuhkan respons yang lebih intens, tertata dan terkoordinasi hingga ditingkatkan dari komunitas global untuk mencegah bencana yang lebih besar terjadi kembali. (net/mtnc/aa/iom/kim/smr)





