Platform media social (medsos) TikTok mengumumkan bahwa mereka mematikan fitur Live dengan alasan keamanan imbas aksi demonstrasi tiga hari berturut-turut, Kamis-Sabtu (28-30/8/2025). Pedagang online langsung menjerit.
Semarak.co – Kejadian matinya Live TikTok sampai menjadi trending topic di Indonesia seperti dilihat di lini masa medsos X.com, Sabtu (30/8/2025). Sudah ada 122 ribu tweet soal ini sampai berita ini ditayangkan Sabtu malam (30/8/2025).
Yang terbaru isinya adalah jeritan pengguna TikTok Live pemburu gift dan pedagang yang jualan di platform itu. Mereka kaget, dan kecewa karena tidak bisa memakai fitur ini sampai waktu yang belum ditentukan.
“Iiihhh live tiktok ilanggg gw gk bisa tidur kalo gk nonton live,” kata @sylvainel*** dilansir detikInet, Sabtu, 30 Agu 2025 23:14 WIB melalui laman pencarian google.co.id, Sabtu malam (30/8/2025).
“Udah ga mikirin UMKM yg jualan dari live tiktok,” protes @__Iv***.
“Padahal tadi jam 8 gua live tiktok masih bisa bjir,” kata @sphaler*** yang kaget.
“Skrg udah ga bisa live tiktok. Padahal banyak bgt yg cari uang lewat live termasuk affiliator. Kasian bgt,” keluh @amazin***.
Sebelumnya, pengguna TikTok tidak bisa menikmati layanan live karena TikTok menangguhkan layanannya terkait kondisi keamanan.
“Sehubungan dengan meningkatnya kekerasan dalam aksi unjuk rasa di Indonesia, kami mengambil langkah-langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab,” kata Juru Bicara TikTok seperti dilansir detikinet.
Langkah yang diambil TikTok adalah mematikan fitur Live. “Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan di Indonesia,” kata mereka dilansir Sabtu, 30 Agustus 2025 22:59 WIB.
Selain itu, TikTok mengatakan pihaknya menghapus konten-konten yang melanggar panduan komunitas. “Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada,” pungkas Jubir TikTok.
Platform media sosial TikTok menonaktifkan atau menangguhkan secara sukarela fitur LIVE atau siaran langsungnya streaming di Indonesia, Sabtu malam (30/8/2025) yang belakangan fitur ini banyak digunakan pengguna untuk menayangkan kondisi demo dan aksi massa dalam satu pekan terakhir.
Langkah sukarela ini diambil TikTok sebagai bagian dari pengamanan tambahan untuk memastikan platformnya tetap menjadi ruang digital yang aman bagi pengguna. Sebagai bagian dari langkah ini, pihak TikTok mengklaim secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan.
“Kami juga terus menghapus konten yang melanggar Panduan Komunitas dan memantau situasi yang ada,” demikian Juru Bicara TikTok dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Sabtu malam dilansir antaranews.com, Sabtu, 30 Agustus 2025 22:59 WIB melalui laman pencarian google.co.id.
Fitur LIVE TikTok yang tidak lagi dapat diakses mulai dikeluhkan warganet di platform media sosial X. Masalah akses ini juga terpantau melalui situs web downdetector.id. Terlihat di situs laman ini kesulitan akses TikTok mulai terasa pukul 18.21 WIB dengan 29 laporan.
Dan meningkat pada 21.16 WIB dengan 174 laporan. K arena kondisi ini saat membuka TikTok, pengguna yang mencari konten LIVE pengguna akan notifikasi Koneksi tidak stabil. Coba masuki LIVE beberapa saat lagi.
Apabila melakukan pencarian manual, di kolom Search maka pengguna juga tidak akan bisa mengakses LIVE dan akan menemukan Tidak ada ditemukan hasil pencarian. Demonstrasi yang terjadi di beberapa titik di Indonesia ini berawal dari Jakarta, Senin (25/8/2025).
Di mana ribuan orang dari berbagai latar belakang memadati kawasan Gedung DPR/MPR RI Senayan Jakarta Selatan. Massa demonstran mengusung beberapa tuntutan, di antaranya transparansi dan pemangkasan tunjangan DPR, reformasi etika dan akuntabilitas lembaga legislative.
Serta penolakan terhadap sejumlah RUU kontroversial. Namun pada Kamis (28/8) seorang pengemudi ojek daring tewas terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat demonstrasi berlangsung. Peristiwa yang terekam kamera warga ini makin menyulut amarah masyarakat.
Tuntutan pun mulai terfokus pada investigasi kematian pengemudi ojek daring yang bernama Affan Kurniawan. Ribuan orang bertahan sejak Kamis malam di sekitar Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat dan melanjutkan aksi hingga Jumat (29/8/2025).
Aparat keamanan sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa, namun mereka tetap bertahan. Hingga Sabtu (30/8/2025) intensitas demo mulai berkurang. Lalu lintas di depan kompleks DPR RI di Senayan, Jakarta sudah bisa dilalui warga.
Meski demikian, operasi transportasi umum di beberapa titik masih belum berjalan normal karena beberapa titik seperti Halte TransJakarta mengalami kerusakan akibat pembakaran. Fitur siaran langsung atau live TikTok mendadak hilang.
Para pengguna mengeluh lantaran tidak bisa menggunakan fitur siaran langsung tersebut. Menurut pantauan CNNIndonesia.com pada Sabtu (30/8) malam, kolom Live di bagian unggah konten TikTok menghilang. Kolom Live juga hilang di bagian pencarian konten.
Saat beberapa kali mencoba dengan kata kunci berbeda dan kolom Live muncul. Namun, kolom tersebut kosong dan tidak menampilkan video live. Juru bicara Tiktok menyebut fitur live sengaja dimatikan seiring memanasnya aksi unjuk rasa di berbagai daerah.
Pihak TikTok beralasan penangguhan fitur ini merupakan langkah pengamanan tambahan untuk menjaga TikTok tetap menjadi ruang yang aman dan beradab. “Sebagai bagian dari langkah ini, kami secara sukarela menangguhkan fitur TikTok LIVE selama beberapa hari ke depan di Indonesia,” ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kementerian Komunikasi dan Digital menyatakan tidak ada arahan kepada TikTok untuk mematikan fitur live. Dirjen Pengawasan Digital Komdigi Alexander Sabar menyebut hal itu merupakan insiatif TikTok.
“Voluntarily TikTok. Kami mengapresiasi langkah inisiatif dari TikTok,” ujarnya seperti dilansir cnnindonesia.com, Sabtu, 30 Agu 2025 22:40 WIB melalui laman pencarian google.co.id, Sabtu malam (30/8/2025).
Aksi massa di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta memanas setelah bentrokan dengan aparat kepolisian. Protes yang awalnya terkait penolakan tunjangan rumah anggota DPR RI, kini terpusat pada insiden tewasnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis (Rantis) Brimob.
Sebelum diberitakan Kompas.com – 29/08/2025, 15:14 WIB, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap adanya pembatasan informasi dan pembatasan penggunaan media sosial yang dilakukan polisi dan pemerintah saat aksi demonstrasi di DPR berlangsung.
“Komnas HAM juga menemukan adanya upaya-upaya pembatasan informasi melalui penggunaan media sosial oleh pemerintah dan polisi,” ucap Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM Putu Elvina saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM, Jumat (29/8/2025).
Salah satu bentuk pembatasan informasi tersebut dilakukan Polda Metro Jaya yang hendak memantau akun media sosial yang menyiarkan secara langsung aksi unjuk rasa. Selain itu, Putu juga menyebut salah satu imbauan yang dikeluarkan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) DKI Jakarta.
Yaitu tentang tidak menyiarkan siaran yang bermuatan kekerasan secara berlebihan. “Komnas HAM memandang bahwa ada hak masyarakat untuk menerima informasi terhadap apa yang terjadi saat ini. Maka imbauan (Polda) tersebut akan membatasi hak atas informasi,” ucap Putu.
Komnas HAM menilai, pembatasan terkait mendapatkan informasi dan penyampaian pendapat di muka umum harus dilakukan dengan dasar hukum yang jelas dan tujuan yang sah. Komnas HAM juga menemukan ratusan pengunjuk rasa ditahan polisi sejak Senin (25/8/2025 hingga Jumat (29/8/2025).
“Pada aksi unjuk rasa tertanggal 25 Agustus 2025, pihak kepolisian menangkap 351 orang dan pada aksi unjuk rasa tanggal 28 Agustus 2025, pihak kepolisian diduga menangkap 600 orang,” kata Putu.
Ada satu korban tewas dalam demonstrasi 28 Agustus 2025, yakni seorang pengemudi ojek online (ojol) yang terlindas kendaraan taktis Brimob. Dalam sebuah video amatir yang beredar di media sosial, mobil rantis bertuliskan Brimob tampak melaju cepat saat warga tengah berhamburan.
Mobil lapis baja itu lantas melindas seorang pengendara ojek online yang tengah berusaha lari dari kerumunan. Peristiwa itu membuat massa yang semula bubar kembali mengerubungi mobil rantis. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta maaf atas peristiwa tersebut dan menyesali kejadian itu.
“Saya menyesali peristiwa yang terjadi dan mohon maaf sedalam-dalamnya. Saya pun memerintahkan Divisi Profesi dan Pengamanan Polri untuk melakukan penanganan lebih lanjut,” pungkasnya. (net/gle/kpc/cnn/ant/smr)





