Gerakan Ayah Antar Anak di Hari Pertama Sekolah: Banyak Cerita Cinta dari Ambon

Sejumlah ayah di Ambon mengantarkan anak di hari pertama sekolah.

Hujan yang mengguyur Kota Ambon sejak subuh tidak menyurutkan langkah para ayah. Di beberapa sekolah, terlihat momen hangat ayah menggandeng tangan kecil anaknya, memayungi mereka dari rintik hujan, dan mengantar hingga ke gerbang sekolah, Senin (14/7/2025).

Semarak.co – Ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi ribuan anak di Indonesia, dan di Maluku. Para ayah turut ambil bagian dalam gerakan nasional “Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah.”
Tak terkecuali di lingkungan kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku.

Bacaan Lainnya

Dirilis humas melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Selasa malam (15/7/2025), suasana apel pagi terasa sedikit sepi. Beberapa kursi kosong, karena para pegawai pria sedang menjadi ayah yang hadir. Bukan absen, bukan lalai, tapi sedang  menemani buah hati memulai langkah pertama dalam dunia pendidikan.

Gerakan ini merupakan bagian dari program GATI (Gerakan Ayah Teladan Indonesia) — salah satu dari lima program Quick Wins Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN.

GATI mendorong keterlibatan nyata ayah dalam pengasuhan anak sejak dini. Salah satu bentuknya, hadir di hari pertama sekolah, menjadi wajah pertama yang memberi semangat di pagi penuh haru dan harapan itu.

Krisna Soselisa, seorang ayah muda yang mengantar anaknya yang baru berusia 4 tahun ke TK A, berusaha mempersiapkan diri sejauh mungkin untuk jadi seorang ayah yang bisa mendukung anak. Hari ini saya antar langsung ke sekolahnya.

Bagi Krisna, menjadi ayah bukan soal status, tapi soal kesiapan dan keterlibatan. Ia mengaku sempat gugup saat menyerahkan anaknya ke guru. “Sebagai orang tua, kita harus punya rasa percaya kepada guru. Anak-anak butuh lingkungan yang aman, dan kita juga harus membuka komunikasi dengan sekolah,” tambahnya.

Menjelang keberangkatannya untuk tugas belajar, ia sadar waktu bersama anak sangat berharga. “Kalau bisa, sempatkan waktu untuk antar anak ke sekolah. Apalagi bulan depan saya harus kembali tugas belajar, jadi selama masih bisa, saya hadir,” katanya.

Cerita berbeda datang dari Maman, yang pagi itu mengantar dua anaknya ke sekolah. Sulungkelas 1 MTs Alkhairat, dan yang kecil di kelas 2 MIT Mutiara Bangsa. Sejak anak-anaknya duduk di bangku SD, ia sudah membiasakan diri mengantar mereka ke sekolah, selama tidak ada dinas luar.

Bagi mereka, perjalanan menuju sekolah adalah ruang cerita kecil. Obrolan ringan yang membuka jendela hati anak-anak. “Biasanya kami sambil bercerita sepanjang jalan. Mereka jadi lebih terbuka, bahkan tanpa ditanya, mereka suka cerita sendiri tentang sekolahnya,” jelasnnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku Mauliwaty Bulo mengapresiasi pegawai pria yang berpartisipasi dalam gerakan ini. “Kehadiran ayah di hari pertama sekolah bukan hanya soal menemani, tapi juga bentuk nyata perubahan budaya pengasuhan di Indonesia,” jelasnya.

BKKBN Provinsi Maluku berharap, gerakan ini tidak berhenti sebagai seremoni tahunan. Tapi menjadi budaya baru, di mana ayah hadir, tidak hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga pendamping tumbuh kembang anak. (hms/smr)

Pos terkait