Jokowi Akui KKN Tahun 1985 Berbeda Bareskrim Pamerkan Foto 1983, Ini Alasan Rismon Akan Laporkan Skripsi Jokowi

Kolase gambar grafis Rismon Sianipar dan Jokowi dengan latarbelakang ijazah yang dituding palsu. Foto: internet

Usai menuding ijazah milik Presiden ke-7 Jokowi palsu, pakar Universitas Gajah Mada (UGM) Rismon Sianipar kini mempermasalahkan keaslian skripsi milik Jokowi. Rismon kini tengah menyiapkan materi untuk melaporkan skripsi Jokowi ke Bareskrim.

Semarak.co-Polemik ijazah Jokowi ternyata belum usai. Setelah ijazah dituding palsu oleh Roy Suryo, seperti dilansir kompas.tv melalui laman berita msn.com, Kamis (12/6/2025), kini giliran skripsi Jokowi diusik Rismon yang akan melapor ke Bareskrim dan pengadilan perdata atas skripsi palsu.

Bacaan Lainnya

Menurut Rismon, ada sejumlah kejanggalan dalam skripsi Jokowi, yakni penggunaan teknologi yang lebih maju dari masa skripsi dibuat. Ancaman Rismon ditanggapi santai. Jokowi mengaku siap meladeni semua laporan atas dirinya, mulai dari keaslian ijazah, skripsi, hingga sertifikat rumah.

“KKN dua kali?? Lha! Lho!” tulis Dokter Tifa di media sosial X atau dulu Twitter di akun pribadinya, Jumat, 13 Juni 2025 seperti dilansir WartaBulukumba melalui laman berita msn.com juga, Sabtu (14/6/2025).

Komentar sarkastik itu rupanya mengiringi pernyataan resmi Bareskrim soal KKN Presiden Jokowi dalam konferensi pers, 22 Mei 2025. Bareskrim Polri memamerkan bukti KKN Jokowi di 1983. Namun publik dibingungkan oleh pernyataan Jokowi sendiri dalam sebuah video: Saya ikut KKN tahun 1985 awal.

Klaim soal KKN mantan Presiden Joko Widodo kembali ramai diperbincangkan setelah Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri menyatakan bahwa Jokowi benar-benar menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 1983, saat masih menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1980.

“Adanya surat keterangan lulus ujian praktik atas nama Joko Widodo pada tahun 1984 yang diarsipkan oleh Fakultas Kehutanan UGM,” kata Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro dalam konferensi pers, Kamis, 22 Mei 2025.

Dokter Tifa kembali merespons secara kritis di media sosial dengan merujuk sebuah video yang memuat pernyataan Jokowi. “Lha kok Pak Jokowi, di menit 1:54 malah mengaku: Ikut KKN tahun 1985 awal! Mana yang benar ini? Akhir tahun 1983? Atau awal tahun 1985? Masa KKN dua kali??”

Diketahui, melalui konferensi pers, Bareskrim mengungkap dokumen uraian ujian dan praktik tingkat sarjana atas nama Jokowi dengan nomor mahasiswa 1681/kt. Dokumen itu menunjukkan Jokowi telah menjalani praktik dari tingkat satu hingga skripsi. Berikut daftar kegiatan akademik lapangannya:

Rangkaian Kuliah Lapangan dan KKN Jokowi versi Bareskrim:

Kuliah lapangan (1 hari) – Banjarejo, Ngawi (1980)

Kuliah lapangan (3 hari) – Baturraden & Cilacap (1982)

Inventarisasi hutan (6 hari) – Banjarejo (1982)

Praktik umum (2 bulan) – Madiun, Cepu & Rembang (1983)

KKN (3 bulan) – Kecamatan Wonosegoro, Boyolali (1983)

Problema kehutanan (3,5 bulan) – Surakarta (1984–1985)

Daftar nilai sarjana – Nama: Joko Widodo, NIM: 1681/kt

Nama Joko Widodo di koran tahun 1980

Bareskrim menyebut bahwa Jokowi terdaftar resmi sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM lewat pengumuman di koran Kedaulatan Rakyat tanggal 18 Juli 1980. Dalam kolom 6 halaman 4 tertulis nama Joko Widodo sebagai satu dari 3.169 peserta lulus Proyek Perintis I (PPI) UGM.

Nama tersebut juga tercantum dalam pengumuman serupa di koran Bernas, yang telah diverifikasi keasliannya melalui staf perpustakaan UGM. “Penyelidik mendapatkan fakta bahwa benar Ir. Joko Widodo mendaftar dan masuk Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1980,” ujar Djuhandhani.

Namun, pertanyaan soal dua tahun yang berbeda dalam narasi KKN Jokowi—1983 versi Bareskrim dan 1985 versi Jokowi—masih belum mendapat klarifikasi resmi dari pihak UGM maupu Bareskrim.

Dokter Tifa: Gejala fisik Jokowi bukan sekadar alergi

Di utas yang sama, Dokter Tifa juga menyampaikan keprihatinan atas kondisi fisik Jokowi, yang menurutnya menunjukkan tanda-tanda medis yang harus segera ditangani serius:

“Kulit vitiligo (bercak-bercak putih di wajah, leher, dan tangan), moon face, suara lemah, tubuh makin kurus, kuku memutih (leukonychia)… Jangan sampai dikira cuma alergi kulit, Pak.”

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan kemungkinan reaksi autoimun akibat stres psikososial kronis, yang mengarah pada gangguan endokrin dan penurunan fungsi fisiologis organ.

Ia menjelaskan jalur degeneratif yang disebut sebagai patomekanisme 6D: Deterioration – Depletion – Dysfunction – Disorder – Disease – Damage. “Pak Jokowi tetirah saja. Tidak usah terima tamu lagi, tidak usah cawe-cawe politik lagi. Sudahlah. Nanti tambah sakit,” tandas Dokter Tifa. (net/msn/kpc/war/smr)

Pos terkait