Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno memimpin rapat perdana Gugus Tugas Pembangunan Talenta Kecerdasan Buatan Nasional. Pertemuan ini jadi langkah awal menyusun arah kebijakan dan strategi pembangunan talenta AI di Indonesia.
Semarak.co – Pratikno menuturkan, dalam beberapa waktu terakhir dirinya aktif meminta masukan dan berdialog dengan berbagai unsur ekosistem, termasuk pendidik, organisasi masyarakat sipil, pakar keamanan siber, psikolog anak, dan sebagainya.
“Dari pertemuan-pertemuan itu, saya bisa simpulkan bahwa terdapat berbagai macam mahzab dalam tata kelola AI, dan mahzab-mahzab tersebut memengaruhi desain edukasi AI di tiap negara,” ujarnya, dirilis humas usai acara melalui WAGroup Media PMK, Selasa (3/6/2025).
Yang menarik, ada pendekatan ‘for all’, ‘for many’, dan ‘for few’. Pendekatan “for all” penting untuk memastikan masyarakat memiliki fondasi dasar yang kuat sebelum menggunakan AI, seperti etika dan critical thinking.
Pendekatan “for many” diperlukan untuk memfasilitasi potential developer untuk upskilling. Sedangkan “for few” sangat krusial mendukung pengembang nasional agar dapat menghasilkan teknologi AI yang sesuai dengan nilai dan karakter bangsa, serta mendorong kedaulatan digital.
Pratikno juga membagikan pengalamannya saat mengunjungi SMA Kindai High School di Osaka Jepang. Ia mengungkapkan pendidikan AI di Jepang dilakukan bertahap dan diawali pembangunan fondasi dasar, seperti etika, pemikiran kritis, dan berpikir komputasional di usia dini.
Pendidikan AI di Jepang diajarkan di tingkat SMA dengan sistem piloting dan pengawasan ketat dari pihak sekolah. “Jepang sangat prudent dalam mendesain pendidikan AI dengan proses yang berjenjang dan norma-norma yang ketat,” ucapnya.
Belajar dari ekosistem dan kebijakan edukasi AI di berbagai negara, tentu Indonesia perlu melakukan langkah-langkah strategis untuk mempersiapkan masyarakat agar siap dalam menghadapi perkembangan AI yang begitu cepat.
Pertemuan perdana ini dihadiri oleh pejabat eselon I dan II Kemenko PMK, akademisi, praktisi teknologi, serta pemangku kepentingan dari berbagai sektor yang tergabung dalam Gugus Tugas Pembangunan Talenta Kecerdasan Buatan Nasional. (hms/smr)