Jelang Libur Panjang, Wamen Isyana Cek Langsung Kondisi Keluarga Risiko Stunting di Bukittinggi

Wakil Menteri (Wamen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala (Kemendukbangga/BKKBN), Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka cek langsung kondisi Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Bukittinggi, Sumatera Barat pada Sabtu (25/01/2025).

semarak.co-Wamen Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka mengatakan, kunjungan tersebut dalam rangka percepatan pencapaian quick wins Kemendukbangga/BKKBN. Ia berbagi edukasi pengasuhan anak kepada para KRS serta mendorong Tim Pendamping Keluarga (TPK) setempat untuk mengawal perkembangan anak risiko stunting.

Bacaan Lainnya

Selain itu, Wamen Isyana juga menyerahkan bantuan bahan pangan untuk dikonsumsi oleh bayi/balita risiko stunting. Kunjungan pertama, di Kelurahan Manggis Ganting, Kecamatan Mandiangin Koto Selatan. Terdapat anak F yang berumur 16 bulan dengan berat badan hanya 7.7 kg dan tinggi 70,5 cm.

“Seusianya seharusnya 8,4-13,1 kg dan 77,2-82,6 cm. Anak F lahir dengan kondisi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 1.8 kg dan dibawa ke rumah sakit setempat, setelah itu berat badannya turun ke 1.6 kg,” ujar Wamendukbangga Isyana dirilis humas usai acara melalui WAGroup Jurnalis Kemendukbangga/BKKBN, Minggu (26/1/2025).

Salah satu penyebab masalah kesehatan anak F akibat terlilit tali pusar sewaktu masa kehamilan. Ditambah lagi dirumah tersebut tidak punya jamban sendiri di dalam rumah (jamban bersama). Orang tua anak F berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan ayah berprofesi sebagai sopir.

“TPK setempat telah mengupayakan susu kerbau fermentasi yang dikenal dengan dadiah. Menurut aspek gizi dadiah memiliki sumber protein hewani yang baik untuk perkembangan dan pertumbuhan anak, “ungkap Wamen Isyana.

Dipercaya sebagai kearifan produk lokal yang menjadi alternatif pencegahan stunting pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), variasi lainnya juga didapat dari daun kelor. Selanjutnya, Wamen Isyana menuju Kelurahan Aur Kuning, Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh Kota Bukittinggi.

Wamen Isyana menerangkan, terdapat anak C umur 10 bulan hanya memiliki berat badan 6 kg, dan tinggi badan 63 cm. Seharusnya berkisar 7,2-9,8 kg, dan 66,7-76,1 kg. Keluarga anak C tinggal di Rumah Kontrakan dengan biaya 500 ribu/ bulan dengan fasilitas jamban dan kamar mandi bersama, di luar rumah.

Orang tua dari anak C ini memiliki profesi dengan ibu sebagai ibu rumah tangga dan ayah berprofesi sebagai buruh harian. Pada bulan Oktober 2024, sudah diberikan bantuan susu Nutridrink untuk pemenuhan asupan protein anak karena terjadi penurunan berat badan.

Pada minggu ketiga Desember 2024, TPK dan PKB bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Kemudian Wamen Isyana juga menyatakan Kecamatan melakukan pendampingan dan Pemberian makanan tambahan 15.000/hari pada anak C, sebagai salah satu bentuk Gerakan Orang Tua Asuh Cegah stunting pada masa 1000 HPK.

Pemberian makanan tambahan bervariasi, mulai dari protein, karbohidrat, sayur dan buah sesuai dengan rekomendasi/konseling dengan Petugas Gizi Puskesmas. Olahan makanan ini di masak oleh TPK bersama Bidan Pukesmas Pembantu.

KRS ke-tiga yang dikunjungi Wamen Isyana berada di Kelurahan Aur Tajungkang, Kecamatan Guguak Panjang. Ada anak A umur 18 bulan, berat 8 kg dan tinggi 73,2 cm. Seharusnya seusianya 8,1-13,2 cm dan 79,2-87,1 cm.

“Orangtuanya ibu rumah tangga dan ayah berprofesi sebagai pedagang di Pasar Bawah, Kota Bukittinggi. Dan keluarga ini tinggal di dalam rumah dengan luas ± 72m² dengan status rumah mengontrak, dan lokasinya di sekitar Rumah Potong Hewan Kota Bukittinggi sehingga lingkungannya kumuh,” terang Wamen Isyana.

Penapisan KRS pada keluarga ini yaitu 4T, terlalu tua (Saat hamil anak A umur ibu 36 tahun) dan juga kondisi jamban /WC dalam rumah yang mereka huni tidak memiliki septictank (salurannya langsung ke selokan belakang rumah).

TPK telah memberikan makan lokal setempat sebagai asupan anak A tersebut, seperti ikan teri nasi. Ikan teri merupakan salah sumber protein hewani yang sangat bagus bagi pertumbuhan anak, dengan memberikan makanan tinggi protein merupakan salah satu pencegahan stunting pada masa 1000 HPK.

Wamen Isyana memberikan variasi makanan kepada anak A berupa bola-bola teri nasi dan perkedel dilengkapi buah jeruk. Variasi makanan olahan yang terbuat dari ikan teri nasi, kentang, tahu, wortel, telur, dan juga daun kelor. Menu ini disiapkan oleh TPK berkolaborasi dengan Penyuluh Keluarga Berencana (KB) setempat.

Selain mengecek KRS, Wamen Isyana juga menyempatkan diri meninjau kegiatan pelayanan KB pada Praktek Mandiri Bidan (PMB) di Kecamatan Mandiangin Koto Selayan. Jumlah akseptor KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) berjumlah 30 orang terdiri dari KB Intrauterine Device (IUD/Spiral) dan implant.

Wamen Isyana juga menyerahkan bantuan alat kesehatan. Dan pelayanan KB MKJP ini sebagai upaya menekan angka unmetneed atau kebutuhan KB yang tidak terpenuhi, sekaligus meningkatkan partisipasi pemakaian KB MKJP, untuk mengendalikan jumlah kelahiran sekaligus merencanakan kehidupan yang sehat. (hms/ken/smr)

Pos terkait