Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang kini maju di pemilihan gubernur (Pilgub) Jakarta dalam ajang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 pernah berjanji membangun sebuah proyek ketika dulu kampanye di Pilkada Jawa Barat.
semarak.co-Namun setelah jabatannya selesai sebagai Gubernur Jabar, proyek yang dijanjikannya itu tak kunjung selesai bahkan proyek ini didukung Presiden Jokowi, namun tetap juga tidak selesai. Proyek tersebut adalah pembangunan Bandara Sukabumi.
Proyek pembangunan Bandara Sukabumi pernah menjadi janji kampanye Ridwan Kamil saat mencalonkan diri sebagai Gubernur Jawa Barat. Pada 2018, Ridwan Kamil menyatakan bahwa bandara ini akan mendukung perekonomian dan pariwisata Jawa Barat.
Sayangnya, janji ini belum menunjukkan hasil nyata meski sudah lebih dari lima tahun berlalu. Presiden Joko Widodo turut mendukung rencana ini. Dalam sebuah acara di Sukabumi pada akhir 2018, Jokowi menyatakan bahwa pembangunan Bandara Sukabumi akan dimulai 2019.
Seperti dilansir ayobandung.com/- Jumat, 15 November 2024 | 12:36 WIB, mantan Presiden Jokowi juga menegaskan pentingnya bandara ini dalam menunjang konektivitas di Jawa Barat, terutama untuk mendukung pembangunan dan kemajuan ekonomi.
Proyek bandara ini direncanakan berlokasi di Kecamatan Cikembar, Sukabumi. Namun, rencana ini tersendat karena kendala pembebasan lahan. Hingga kini, proses pembebasan lahan belum sepenuhnya tuntas, sehingga konstruksi bandara pun belum bisa dimulai.
Meskipun sudah 5 tahun berlalu sejak janji itu diucapkan, hingga saat ini proyek pembangunan Bandara Sukabumi masih terkatung-katung. Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pihak terkait belum memberikan kepastian kapan pembangunan fisik akan dimulai, yang membuat masyarakat setempat mulai pesimis.
Ridwan Kamil pernah mengatakan bandara ini akan menjadi kunci untuk meningkatkan pariwisata di Jawa Barat, terutama Sukabumi yang memiliki banyak destinasi alam. Namun, tanpa infrastruktur memadai, wisatawan sulit menjangkau wilayah tersebut, sehingga potensi ekonomi dari sektor pariwisata tidak maksimal.
Beberapa pihak menilai proyek bandara ini seharusnya bisa menjadi prioritas, mengingat dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, kenyataannya, proyek ini masih tertunda akibat masalah administratif dan teknis yang belum terselesaikan.
Kini masyarakat Sukabumi dan Jawa Barat menanti janji yang dulu diumbar saat kampanye menjadi nyata. Akankah proyek Bandara Sukabumi ini akhirnya terealisasi atau hanya akan menjadi kenangan dalam kampanye Ridwan Kamil dan Jokowi?
Di bagian lain diberitakan sebelumnya, belum lama ini beredar video seorang pengendara motor yang mengeluhkan adanya tetesan air di bawah Teras Cihampelas. Ia mengeluhkan banyaknya tetesan air dari atas Teras Cihampelas. Netizen tersebut merasa geli jika terkena air tetesan tersebut.
Air misterius di Teras Cihampelas tersebut terus menetes padahal sedang tidak hujan. “Hiuwh padahal tuh lagi ga hujan, tapi air netes-netes dari atas itu, banyak banget. Mendingan kena air hujan daripada kena tetesan air Teras Cihampelas ini,” ucap netizen dikutip ayobandung.com dari Instagram @bandung.banget dilansir, Jumat, 15 November 2024 | 07:51 WIB.
Diketahui, Teras Cihampelas merupakan salah satu ikon wisata yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Teras Cihampelas juga berfungsi memperindah kota dan menyimpan sejarah panjang. Teras Cihampelas kembali diresmikan pada tahun 2017 dan mendapatkan sambutan yang positif dari warga dan juga pengunjung.
Teras Cihampelas ini adalah tempat yang menarik untuk berbelanja, berjalan-jalan dan juga menikmati keindahan kota Bandung dari atas. Postingan tersebut langsung membuat netizen lainnya ikut berkomentar. Salah seorang warganet mengatakan bahwa Teras Cihampelas tersebut hanya membuat kumuh. “Teras cihampelas tuh justru bikin keliatan kumuh sih” ucap @knott***.
Ada juga yang mengatakan proyek tersebut hanya buang-buang uang saja, tidak ada fungsinya. “Proyek buang buang uang …. Udah mah waktu dibikin … minta ampun macetnya …. Fungsinya juga gak ada … mending dananya bikin saluran air.
Di bagian lain Pengamat politik Ray Rangkuti baru-baru ini mendatangi Teras Cihampelas yang terbengkalai di Bandung, sambil membahas peluang Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Hal itu dia ungkapkan melalui kanal Youtube TV Spartan yang tayang, Kamis 7 November 2024.
Dengan mengenakan kacamata hitam, Ray membeberkan mengapa elektabilitas Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta mandeg alias stagnan. Bahkan menurut sejumlah survei, suaranya tersalip pasangan Pramono-Rano Karno.
“Coba tebak saya lagi berada di mana? benar berada di atas Jembatan Cihampelas walk di Kota Bandung, Jawa Barat yang mengingatkan saya pada seorang tokoh namanya Kang Emil,” kata Ray yang juga dilansir ayobandung.com, Jumat, 8 November 2024 | 11:57 WIB.
Dia menjelaskan perjalanan Ridwan Kamil dan pasangannya Suswono di Pilkada Jakarta tidak semulus yang dibayangkan. Mengutip data dari tiga survei terakhir, Ray Rangkuti menjelaskan suara Ridwan Kamil cenderung stagnan, bahkan mengalami penurunan.
Misalnya dia mengutip survei yang dilakukan Kompas dimana elektabilitas Pramono-Rano Karno dia angka 41%. Sementara Ridwan Kamil elektabilitasnya 37%. Dia juga menjelaskan berdasarkan dua survei lainnya, dari LSI dan Carta Politika, suara Ridwan Kamil cenderung stagnan atau sudah jenuh.
Sedangkan suara pasangan Pramono dan Rano Karno justru meningkat. Dengan waktu hari pencoblosan yang semakin dekat, Ray berpendapat sulit bagi Ridwan Kamil untuk bisa bangkit lagi. Ray mengatakan Ridwan Kamil perlu keajaiban agar suaranya bisa reborn.
Dia mengatakan ada dua penyebab mengapa suara Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta mandeg. Pertama, menurutnya Ridwan amil tidak terlalu diterima secara umum oleh publik Jakarta. Ridwan Kamil dipandang lebih asosiatif kepada Jawa Barat dibandingkan dengan Jakarta.
Kedua, kehadiran pasangannya Suswono dari PKS juga tidak dapat mendongkrak suara kecuali dari partainya saja. Malah Suswono ini melakukan blunder dengan pernyataan soal janda kaya di Jakarta dianjurkan menikahi pemuda pengangguran.
“Saya kira itu kesilapan yang sangat parah yang dilakukan oleh Pak Suswono sehingga sekarang ini banyak kecaman yang bermunculan dari masyarakat,” jelasnya dia lagi.
Dengan waktu tersisa kurang lebih 3 minggu, suara para calon gubernur ini masih bisa berubah. Ray Rangkuti mengatakan dengan situasi seperti sekarang ini, apakah Pramono dan Rano Karno akan dapat finish di satu putaran atau sebaliknya tetap dua putaran. Meskipun kelihatan trennya Pramono dan Rano Karno terus melaju. Pilkada Jakarta akan digelar pada Rabu, 27 November 2024. (net/ayo/smr)
sumber: ayobandung.com di WAGroup FRM BERBAGI KEBAIKAN UM (mononsulaeman1963)