Tingkatkan Layanan Digital, PT Pegadaian Targetkan Nasabah 11,5 Juta di 2018

para direksi Pegadaian melakukan selfi usai memaparkan kinerja perusahaan yang memuaskan

PT Pegadaian menggaet nasabah hingga 9,5 juta orang sepanjang 2017. Angka ini diperkirakan terus bertambah setiap tahun seiring pertumbuhan ekonomi Indonesia. Perusahaan pembiayaan pelat merah ini menargetkan dapat melayani 11,5 juta nasabah tahun ini. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi PDS (Pegadaian Digitial Servic) agar dapat menjaring lebih banyak nasabah milenial. Saat ini mayoritas nasabah Pegadaian berusia 44 tahun ke atas.

Direktur Utama Pegadaian Sunarso optimistis jumlah nasabah Pegadaian bisa bertambah dari 9,2 juta saat ini menjadi 11,5 juta selama 2018 karena perseroan akan meningkatkan kualitas layanan digital. Nasabah baru tersebut nantinya akan diberikan secara cuma-cuma untuk melakukan transaksi pegadaian. Menurut dia, nasabah yang saat ini dilayani Pegadaian didominasi oleh penduduk berusia produktif. Sunarso mengklaim 68 persen nasabah Pegadaian saat ini berusia di bawah 45 tahun.

“Sebanyak 9,5 juta nasabah tersebut, sekitar 72 persen adalah perempuan. Dari 72 persen tersebut 19 persen adalah ibu-ibu rumah tangga. Jadi ternyata banyak ibu rumah tangga yang menggadaikan emasnya. Tapi itu bukan berarti mereka butuh dana juga, ada yang emasnya sudah kebanyakan lalu mereka titipkan saja ke kita. Ibu rumah tangga tersebut, sebagian besar yang datang langsung ke kantor Pegadaian. Namun saat ini Pegadaian telah meluncurkan layanan digital melalui aplikasi untuk gadai,” kata Sunarso dalam paparan kinerja perseroan di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (15/3).

Target peningkatan jumlah nasabah tersebut optimis dapat dicapai seiring dengan peningkatan kualitas layanan digital dan makin banyaknya jaringan agen. Dari beberapa bulan dijalankan justru pengguna paling banyak adalah laki-laki. “Ini sebagai bukti kalau laki-laki itu gengsi, malu. Makanya begitu kita luncurkan langsung banyak pengguna laki-lakinya,” tegasnya.

Sementara dikategorikan sesuai usia, orang-orang yang paling banyak gadai barang adalah usia di bawah 45 tahun. Dari data itu, Sunarso membantah mayoritas nasabahnya adalah orang-orang berumur yang tengah membutuhkan uang untuk biaya hidup. “Ini jelas menyimpulkan kalau yang menggadaikan barang itu mereka yang usia produktif. Mereka gadaiakan barang, dapat duit, untuk dialokasikan ke sektor produktif juga,” tutur dia.

Pegadaian saat ini katanya berupaya memberikan layanan kepada siapapun yang ingin melakukan transaksi pegadaian. “Kita menargetkan 1 juta nasabah baru untuk mencoba bagaimana sih layanan pegadaian sekarang kira kira itu. kalau yang kelas A kan sampai dengan 500 ribu. Itu malah kita gratiskan bunganya kok. Kalaupun bunganya enggak karena apa ini kan nasabah baru harapannya apa tidak mengganggu program dari target ini, di luar itu jadi artinya ini on topnya karena kita ingin mendapatkan nasabah baru,” tandasnya.

Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi Pegadaian Teguh Wahyono mengatakan, untuk mencapai target tersebut, Pegadaian tengah mengembangkan sebuah digital service. Harapannya, nasabah cukup menginstal aplikasi Pegadaian di smartphone untuk mendapat berbagai macam layanan yang ditawarkan.

“Nah kita ingin undang nasabah baru caranya seperti apa? kasih mereka pengalaman itulah kenapa kita gratiskan dulu. Kalau mereka menggadai gratis artinya dengan rasa itu biar kenal Pegadaian dulu. Sehingga kita bisa explore mereka juga untuk produk-produk yang lain,” ungkap Teguh.

Dari total nasabah selama tahun 2017 kebanyakan didominasi oleh orang tua, lanjut Teguh, karenanya Pegadaian akan lebih mendekatkan dan menyasar kaum milenial agar lebih mengenal pegadaian di 2018. “Jadi gini, kita ingin kalau kita lihat bahwa tadi filenya banyak yang sudah tua di atas 44 karena kita juga ke depan kita ingin menggaet nasabah muda. kenapa milenial? karena milenial ini kita akan mengundang supaya semua orang kenal Pegadaian,” jelasnya.

Teguh menyebut, setidaknya ada 4 layanan utama yang bisa diakses dalam aplikasi Pegadaian yaitu gadai online, pengajuan pembiayaan usaha, pembukaan rekening dan top up. Aplikasi tersebut bernama Pegadaian Digital Service (PDS) dan akan diluncurkan 1 April 2018.

Laba Bersih Pegadaian

Perseroan juga menargetkan outstanding loan (OSL) sebesar Rp 45,4 triliun dan pendapatan usaha Rp 12,5 triliun. Menyusul catatan laba bersih Rp 2,5 triliun di 2017. Pencapaian tersebut didorong kenaikan OSL menjadi Rp36,882 triliun dan pendapatan usaha sebesar Rp10,523 triliun. “Atas capaian kinerja tersebut kami menargetkan dapat melayani 11,5 juta nasabah pada tahun ini,” kata Sunarso.

Dia menambahkan Pegadaian juga menargetkan outstanding loan (OSL) akan meningkat menjadi Rp45,4 triliun, pada 2018. Pendapatan usaha juga dipatok bertumbuh 19 persen menjadi Rp12,5 triliun di tahun ini. “Performa keuangan perusahaan tahun 2018 diperkirakan akan terus tumbuh positif seiring dengan berlanjutnya prospek ekonomi nasional yang diperkirakan tumbuh 5,4 persen. Selain itu, Pegadaian juga menargetkan laba bersih pada 2018 bisa mencapai Rp2,7 triliun atau tumbuh 7,14 persen dari catatan di 2017,” tutupnya. (lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *