Universitas Islam Attahiriyah Jakarta didirikan dan dikembangkan oleh Tokoh Ulama legendaris dari Betawi alm Dr. Suryani Taher. Dikisahkan dari 7 anaknya, salah satunya H.M. Nabil yang saat ini menjadi Ketua Umum Yayasan Addiniyah Attahiriyah Jakarta yang membawahi Universitas Islam Attahiriyah bersama suaminya Syathiry Achmad.
Dengan susah payah Suryani membangun Unuveristas Islam Attahiriyah baik dalam perijinan pengembangan kampus dan pembangunan gedung kampus semua di perjuangkan olehnya beserta suami tercinta Syathyri Achmad bahkan sampai harus menjual gelang dan mobil untuk menanggung operasional kampus.
“Langit dan Bumi saksinya ibu kami yang membangun Universitas Islam Attahiriyah. Jadi lucu kalau saat ini ada yang mengaku sebagai orang yang membangun universitas islam attahiriyah,” sindir Hamdy Syathyri Acmad, anak pertama Suryani Taher.
Universitas Islam Attahiriyah yang terus mengabdi kepada umat sebagai kampus dengan biaya termurah di Jakarta sebagai amanah Dirjen kelembagaan iptek dan iptek dikti pada tanggal 16 Maret 2016. “Untuk melakukan transisi pengembangan kampus, maka dalam rapat pleno di Kementerian Ristek dan Dikti diangkat Suberman Saji sebagai rektor dengan mekanisme rapat senat yang sudah dilaporkan kepada kopertis wilayah III DKI Jakarta,” ungkapnya.
Setelah di-SK-kan yayasan, maka Suherman langsung melaksanakan program kerja Universitas Islam Attahiriyah mulai Rapat Kerja dan Pembenahan Akademik program belajar dan mengajar terus dilaksanakan dengan baik. “Adanya status pembinaan terhadap Universitas Islam Attahiriyah tanpa informasi dan tahapan dari kementerian Agama dan Kemenristek Dikti, pihak rektorat dan yayasan terus berkoordinasi dengan Direktorat pendidikan tinggi Islam kementerian agama dan Dirjen kelembagaan Kemenristek,” katanya.
Ini untuk mengaktifan kembali dan berdasarkan koordinasi dengan pihak terkait kampus harus tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan proses akademik, dan kaitan status pembinaan mahasiswa yang tugasnya belajar harus sabar karena kewenanganya ada pada rektor dan pimpinan Uniersitas Islam Attahiriyah.
Hal tersebut juga ditekankan oleh para mahasiswa, di antaranya Ketua umum Dewan Mahasiswa Universitas Islam Attahiriyah Abdurrahman dan Sekretaris jenderal BEM Universitas Islam Attahiriyah Nia Yuliani, yang sudah selesai ujian akhir semester bahwa tugas mahasiswa belajar kaitan pengurusan kampus. “Baik akademik dan lainnya adalah kewenangan rektor dan pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa. Jangan melebihi kewenangan,” pungkasnya. (lin)