Oleh Anonym *
semarak.co–Puasa Ular
Agar ular mampu menjaga kelangsungan hidupnya, salah satu cara yang harus dilakukannya adalah ia harus mengganti kulitnya secara berkala. Dan untuk mengganti kulit tersebut sang ular tidak serta merta bisa langsung menanggalkan kulit lamanya begitu saja. Tetapi ia harus berpuasa dalam kurun waktu tertentu terlebih dahulu.
Setelah puasanya selesai, maka barulah kulit luarnya terlepas dan muncul kulit yang baru. Namun meskipun sang ular sering berpuasa dan mengganti kulitnya, anehnya ia tetap seperti ular semula, tidak ada perubahan, baik tabiat dan kebiasaannya.
Hikmah dari puasanya ular:
- Wajah ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Nama ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama yakni ular.
- Makanan ular sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Cara bergerak sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
- Tabiat dan sifat sebelum dan sesudah puasa tetap sama.
Puasa Ulat
Ulat termasuk hewan yang rakus, karena hampir sepanjang waktunya dihabiskan untuk makan. Tapi begitu sudah bosan menjadi ulat, ia akan melakukan perubahan dengan cara berpuasa untuk menjadi kupu-kupu dan puasa yang ia kerjakan benar-benar sangat berkualitas.
Mulai dari mengasingkan diri, menjauhkan dari tempat makanan, membungkus badannya dengan kepompong. Sehingga ia benar-bener berpuasa bukan sekedar menahan lapar dan haus saja tetapi mulut, mata dan anggota tubuh lainnya juga berpuasa dan berusaha menghindari segala bentuk hawa nafsu yang dapat mengganggu puasanya.
Dan setelah berminggu-minggu berpuasa, maka keluarlah dari kepompong seekor makhluk baru yang sangat indah bernama Kupu-kupu. Kini sang ulat setelah berpuasa dan mengganti kulitnya, ia juga mengalami perubahan pada tabiat dan kebiasaannya.
Hikmah dari puasanya ulat:
- Wajah ulat sesudah puasa berubah indah mempesona.
- Nama ulat sesudah puasa berubah menjadi Kupu-kupu.
- Makanan ulat sesudah puasa berubah mengisap madu.
- Cara bergerak ketika masih jadi ulat menjalar, setelah puasa berubah terbang di awang-awang.
- Tabiat dan Sifat berubah total. Ketika masih jadi ulat menjadi perusak alam pemakan daun. Begitu menjadi kupu-kupu menghidupkan dan membantu kelangsungan kehidupan tumbuhan dengan cara membantu penyerbukan bunga.
Kesimpulan
Demikianlah sesungguhnya hakikat dari puasa. Kita harus bisa berubah menjadi lebih baik, bukan tetap pada sifat dan kebiasaan lama yang sama. Sebab puasa bukanlah hanya sekedar menahan lapar dan haus saja, namun kita juga harus menahan dan meninggalkan kebiasaan – kebiasaan yang tidak baik. Sehingga kedepan kita bisa menjadi lebih baik lagi dari pada hari ini.
Puasa adalah sarana pendidikan untuk melatih diri agar kita bisa bersabar dan mampu meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Dengan puasa menjadikan pribadi lebih bertaqwa, lebih semangat melakukan amal shalih, dan mampu mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu yang mendatangkan dosa.
Semoga dengan puasa ini kita semua mampu menjalankan puasa sebagaimana seekor ulat, sehingga ketika Ramadhan usai ada perubahan yang lebih baik dalam diri kita.
Semoga bermanfaat…
*) penulis anonym karena belum ditemukan nama penulis pada artikel yang menjadi pesan berantai di berbagai media sosial (medsos) Whatsapp (WA) grup ini, jika nanti akhirnya ditemukan nama atau ada yang mengklaim namanya, maka otomatis dikoreksi
sumber: WAGroup PA Al-Wasliyah P.Brayan (postRabu29/3/2023/nazmanpasaribu08)