Sucofindo Dukung Pemerintah dalam Penguatan Data dan Pemetaan Pasar atas Ekosistem Halal

Tangkapan layar laptop para pembicara acara Webinar Friday's Halal Talk: Pembangunan Industri Halal di Kota dan Kabupaten, Jumat (22/4/2022). Foto: humas Sucofindo

PT Sucofindo bersama Pemerintah Kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) mendorong penguatan data dan pemetaan pasar atas ekosistem halal. Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif APEKSI Alwis Rustam dalam Webinar Friday’s Halal Talk: Pembangunan Industri Halal di Kota dan Kabupaten, Jumat (22/4/2022).

semarak.co-Alwis mengatakan, penguatan dan pemetaan pasar ini dilakukan baik untuk industri maupun produknya, sehingga kota-kota di Tanah Air dapat mengembangkan potensi halal secara berkelanjutan sehingga sesuai target Presiden, Indonesia dapat menjadi Pusat Industri Halal Dunia pada tahun 2024.

Bacaan Lainnya

Indonesia memiliki potensi menjadi negara dengan konsumsi terbesar produk halal. Namun, kata Alwis, sebagian besar produk-produk konsumsi masih diimpor. Kita pun belum mengoptimalkan ekspor. Jadi, APEKSI berharap semua dapat bergerak dalam mendorong ekspor dan substitusi penggunaan produk lokal.

“Tidak hanya masyarakat Muslim, warga dunia juga cenderung menyukai produk bersertifikat halal karena ada jaminan lebih bersih dan higienis,” ujar Alwis dirilis humas Sucofindo usai acara melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Selasa (26/4/2022).

Direktur Komersial Sucofindo Darwin Abas menyampaikan bahwa potensi pasar produk halal Indonesia cukup besar. Hal ini berdasarkan Laporan Pasar Halal Indonesia 2021, belanja konsumen Indonesia pada 2020 sebesar US$ 184 miliar, menjadi pasar konsumen halal terbesar di dunia.

Ke depan, lanjut Darwin, Indonesia tidak hanya sebagai pasar terbesar produk halal di dunia, tetapi juga berpotensi menjadi produsen terbesar produk halal. “Tentu ini menjadi tantangan bagi seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan peran Indonesia menjadi produsen terbesar produk halal di dunia,” ujar Darwin.

Strategi untuk meningkatkan peran Indonesia sebagai produsen produk halal, kata Darwin, dengan mengurangi impor dan meningkatkan penggunaan produk substitusi dalam negeri. Di sisi lain, pasar ekspor produk makanan halal Indonesia perlu terus didorong.

Kemudian terkait dengan peluang industri Halal di Indonesia, Prof. Sukoso, Guru Besar Universitas Brawijaya yang juga merupakan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Periode 2017-2021 mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk Muslim terbesar di dunia.

Oleh sebab itu, ke depan Sukoso berharap Indonesia tak hanya jadi konsumen, tetapi menjadi produsen produk halal. “Apalagi, produk halal menjadi gaya hidup baru bagi masyarakat dunia. Indonesia merupakan satu-satunya negara di dunia yang memiliki UU perlindungan produk halal terhadap konsumennya, yaitu UU Jaminan Produk Halal,” tuturnya.

Oleh karena itu, Sukoso berharap bahwa data dan peta pasar perlu terus diperkuat untuk mencapai visi bersama dalam mewujudkan ekosistem halal, termasuk salah satunya adalah Pariwisata Halal. (smr-13)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *