Dewan Penasehat DPD Gerinda DKI Jakarta Husni Thamrin mengingatkan urgensi kedisiplinan masyarakat dalam perang melawan tsunami penyebaran Corona Covid-19 beberepa pekan terakhir. Menurut Thamrin, darurat Covid yang melanda Indonesia saat ini terjadi akibat dari gagalnya penerapan disiplin masyarakat.
semarak.co-Sehingga pemerintah pusat pun kembali menerapkan kebijakan semi lockdown berupa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3 -20 Juli 2021.
“Hal itu terpaksa kita lakukan karena kita gagal berdisiplin. Selama ini sejak atau Maret 2021 kita sudah perang dengan Virus Covid-19,” perang geriliya dan perang kota sudah kita lakukan. Kini kota kita hancur luluh lantak,” kata Thamrin seperti dilansir kronologi.id/2021/07/08.
Mantan Sekretaris DPD Gerindra DKI Jakarta ini menambahkan, “Korban pun sudah bergelimpangan banyak, mulai dari nakes, jendral, pejabat, warga, tetangga kita, saudara kita bahkan orang tua/anak/istri dan suami yang kita cintai telah gugur tanpa sempat menaikkan bendera Merah Putih setengah tiang.”
Karena itu, kata Thamrin, pemerintah bersama dengan rakyat kini membutuhkan langkah darurat dalam penanganan pandemi Covid-19 yang makin mengkhawatirkan. Kedisiplinan dalam mematuhi protokol kesehatan (prokes) menjadi keniscayaan kolektif dalam menghadapi virus yang sangat mudah menyebar tersebut.
Thamrin menegaskan, bahwa disiplin individu dalam mematuhi prokes sangatlah penting. Namun, disiplin kolektif jauh lebih penting untuk diterapkan. Semakin disiplin protokol kesehatan dipatuhi, semakin tinggi tingkat keberhasilan PPKM Darurat.
Sebaliknya, bila kedisiplinan masyarakat masih rendah, akan semakin rendah pula keberhasilan dalam menekan penyebaran wabah. Menurutnya, tanpa disiplin kolektif, disiplin per individu yang sedang dipraktikkan dalam perang melawan covid-19 akan menjadi sia-sia.
Sehingga upaya memutus mata rantai penularan dan penyebaran covid-19 pun akan sulit dicapai. “Jadi, selama kita berperang dengan Virus Covid-19, syarat utama dalam suatu peperangan jika mau menang adalah berdamai dengan Covid-19, dengan cara disiplin,” tegas Thamrin.
Untuk bisa mencapai disiplin kolektif, menurutnya, hal itu tidak bisa terwujud jika Jiwa patriot kita tercabik-cabik. “Semangat persatuan dan budaya gotong royong kita hancur berantakan ber keping-keping seperti saat ini,” ungkap dia.
“Karenanya, mari kita sama-sama menundukkan kepala, tidak harus menunggu komando. Kita do’akan semoga mereka yang telah gugur dalam melawan Covid-19, mati dalam syahid, diampuni dosa-dosanya, ditambah amal ibadahnya dan diterina di sisi Tuhan yang Maha Kuasa, juga keluarga yang ditinggalkan tetap sabar dan ikhlas,” imbuhnya.
Selain itu, dia juga mengajak masyarakat tidak larut dalam kesedihan, ketakutan dan kecemasan dalam diri kita masing-masing dan kita introspeksi diri. “Jangan lanjutkan saling menyalahkan diantara kita, hentikan mencari untung dalam peperangan ini,” cetus Thamrin.
Dia mengungkapkan, berbagai upaya pemerintah telah dilakukan dengan kondisi keuangan negara yang terbatas termasuk upaya vaksinasi dengan segala permasalahannya.
“Memang Ibu Pertiwi sedang bersedih tapi kita tidak boleh sedih lagi. Kita yang sisa ini masih punya tanggung jawab untuk melaksanakan amanah yang dititipkan para pendiri Bangsa untuk mengisi Kemerdekaan RI, tugas kita belum selesai,” tuturnya.
Untuk itu, ajak Thamrin, mari kita merajut kembali persatuan dan kesatuan bangsa ini dan berdamai dengan Covid-19 dengan melaksanakan pola hidup yang baru dengan budaya baru. Yaitu, dengan membiasakan hidup memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak atau tidak berkerumun sesuai prokes yang telah ditetapkan,” katanya.
Thamrin berharap, dengan hidup baru ini nantinya bangsa Indonesia bisa segera hidup bebas seperti rakyat di negara-negara lain. “Dengan begitu, artinya kita bisa melaksanakan amanah para pendiri bangsa ini untuk melanjutkan tugas dan tanggung jawab kita masing-masing,” paparnya.
Yang pada gilirannya nantim, harap Thamrin, semoga kita bersama-sama dapat ikut mengukir sejarah dalam mengantarkan rakyat dan bangsa ini ke pintu gerbang kemerdekaan yang abadi dengan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Thamrin kemudian mengutip buku Sun-Tzu tentang manajemen dan strategi perang China kuno, dimana ada satu Bab tentang filosofi memancing Ikan, kalau kita mau memancing ikan, jangan kasih umpan apa kesukaan kita makan.
“Misalnya, daging rendang dll pasti gak disambar oleh ikan sehingga kita tidak adapat ikan, tapi kasilah apa yang ikan suka misalnya cacing kendati kita tidak suka bahkan merasa jijik tapi kita dapat ikan. Kalau ikan sudah kita dapati dengan nemancing tadi maka terserah kita ikan itu mau diapakan,” bebernya.
Demikian juga dengan virus Covid,” terang Thamrin, kita bisa mengendalikannya hanya dengan protocol kesehatan dan hidup sehat. “Walaupun protocol kesehatan tak nyaman bagi kita,” pesan Thamrin. (net/kro/smr)