Pertemuan Indonesia yang diwakili Kementerian Pembangunan dan Perencanaan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dengan US Roundtable Discussion: Lesson Learned from San Francisco Bay Area di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco, Amerika Serikat (AS), Jumat (9/7/2021) mengawali rangkaian Kunjungan Kerja Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa ke AS.
semarak.co-Kunjungan Kerja (Kunker) Menteri Suharso dalam rangka menghadiri United Nations High-level Political Forum on Sustainable Development hingga penyampaian Indonesia’s Voluntary National Review 2021: Sustainable and Resilient Recovery from the Covid-19 Pandemic for the Achievement of the 2030 Agenda.
Bersama KJRI di San Francisco Simon D.I Soekarno, Executive Director GlobalSF Darlene Chiu-Bryant, Presiden dan CEO San Francisco Chamber of Commerce Rodney Fong, Senior Manager dan Business Development GlobalSF Peter Lou, dan Interim Executive Director Office of Community Investment and Infrastructure Sally Oerth.
Lalu dengan Menteri Suharso mereka membahas pengembangan ekosistem inovasi dan pengembangan kembali wilayah kota yang berbasis kerja sama publik dan swasta di San Francisco agar dapat menjadi salah satu rujukan pembangunan berkelanjutan.
Selagi konsisten berupaya melaksanakan mitigasi pandemi Covid-19, Indonesia membidik reindustrialisasi yang didukung tenaga kerja yang lebih produktif untuk pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Kita memerlukan sektor ekonomi produktif yang menciptakan nilai tambah perekonomian, itu yang kita sebut dengan reindustrialisasi Indonesia,” tutur Menteri Suharso seperti dirilis humas melalui WAGroup Bappenas Media, Minggu (11/7/2021).
Indonesia, terang Menteri Suharso, dapat memetik pelajaran dari kesuksesan San Francisco yang tumbuh menjadi smart and sustainable city yang digerakkan oleh pengembangan pusat teknologi informasi/digital, bioteknologi, dan pendidikan kelas dunia.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan bahwa kerja sama Indonesia-AS bertujuan untuk mendukung komitmen Indonesia dalam mendorong transformasi ekonomi yang menerapkan industri 4.0, ekonomi digital, dan ekonomi hijau.
Indonesia dan Amerika Serikat dapat meningkatkan kerja samanya, lanjut Amalia, bagaimana Indonesia mengundang investasi lebih banyak dari Amerika Serikat, terutama untuk sektor manufaktur. Terlebih, di San Francisco, teknologi lebih maju dalam industri 4.0, bioteknologi, dan digitalisasi.
“Saya rasa kita dapat meningkatkan kerja sama dalam bidang tersebut sehingga Indonesia juga bisa membangun industri maju. Kolaborasi pemerintah dan swasta juga merupakan kunci sukses pembangunan di San Francisco,” terang Deputi Amalia.
Keberhasilan pembangunan Silicon Valley tidak hanya digerakkan visi pemerintah, tetapi juga didukung peran aktif dan kreativitas industri, universitas, dan sistem pembiayaan yang dapat mendukung tumbuh dan berkembangnya perusahaan yang berdaya saing.
Kunci sukses penerapan Public Private Partnership di San Francisco terletak pada sistem pajak yang mendorong investasi berkualitas, hingga kolaborasi dunia usaha dengan universitas untuk mendukung pembangunan daerah.
Kolaborasi tersebut memudahkan perusahaan baru untuk berkembang dan menciptakan ekosistem bisnis yang baik sehingga perkembangan industri dan peningkatan tenaga kerja produktif menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan daerah. (smr)