Oleh Prof. Dr. H. Eggi Sudjana Mastal, SH.MSi *
semarak.co-Sejumlah diskusi tokoh nasional dalam berbagai forum telah sampai pada kesimpulan bahwa keadaan bangsa Indonesia sedang dalam kondisi terpuruk. Krisis multidimensi melanda negeri ini. Tidak hanya dalam bidang hukum, tetapi juga ekonomi, politik, sosial, dekadensi moral, dan sebagainya.
Tokoh Reformasi Amien Rais, berulangkali menyerukan agar Presiden Joko Widodo mengundurkan diri. Sejumlah problem bangsa, dijadikan dasar saran agar tokoh utama reformasi ini.
Persoalan tewasnya 6 laskar FPI, kriminalisasi ulama dan aktivis, regulasi yang tidak pro rakyat, diskriminasi hukum, hingga pembubaran sejumlah ormas Islam adalah bukti sengkarutnya hukum di negeri ini. Kasus Habib Rizieq Shihab (HRS) menjadi konfirmasi tentang problem penegakan hukum di negeri ini bukanlah persoalan yang sepele.
Ekonom Rizal Ramli, Ihsanudin Noorsy, Faisal Basri, hingga Didik J Rachbini telah berulangkali menjelaskan problem ekonomi yang melilit negeri ini. Tidak pernah ada kabar perbaikan ekonomi, yang ada kondisi ekonomi kian terpuruk juga Sofyan Said yang miliki IQ 215 yang dengan kecerdasannya mampu memberikan solusi sebab/hulu untuk atasi persoalan Bangsa indonesia.
Pandemi Covid-19 yang semestinya dijadikan musuh bersama justru dijadikan sarana untuk membungkam aspirasi, melegalkan utang dengan defisit yang besar, hingga menjadi dalih setiap kegagalan ekonomi yang melanda negeri.
Rakyat di masa pandemi ini bukan saja berjibaku melawan virus, tetapi juga terus menghadapi kezaliman dan represi dari penguasa. Adapun diskusi ditengah masyarakat, baik di dunia maya maupun dunia nyata telah mengarah pada kesepakatan adanya persoalan bangsa yang dirasakan oleh segenap rakyat Indonesia.
Dan problem kebangsaan ini, tidak bisa diselesaikan hanya dengan mengganti menteri atau struktur pejabat lainnya di bawah Presiden. Seluruh kegagalan yang terjadi, baik di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial, pertahanan negara, hubungan luar negeri adalah konfirmasi tidak berfungsinya presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan untuk menjadi nahkoda kapal yang bernama Indonesia.
Belum lagi, sejumlah perbuatan tercela Presiden berupa janji janji yang diingkari hingga sejumlah informasi kebohongan yang disampaikan kepada publik menjadikan Presiden Joko Widodo cacat moral untuk meneruskan kepemimpinan bangsa ini.
Koreksi terhadap kinerja Presiden, sudah tidak mungkin menunggu tahun 2024 melalui kontestasi Pilpres. Terlalu banyak resiko dan dampak kerusakan yang lebih parah, jika jabatan presiden diteruskan oleh Presiden Joko Widodo hingga tahun 2024.
Sebenarnya, Ir Joko Widodo dapat berperan aktif menyelamatkan bangsa ini dengan mengambil inisiatif mengundurkan diri. Sikap ini juga merupakan konfirmasi bahwa Presiden Joko Widodo memiliki sikap ksatria, negarawan, yang mampu meletakkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Pengunduran diri yang berangkat dari keinsyafan Presiden Joko Widodo, akan dikenang menjadi legacy yang baik, teladan bagi pemimpin selanjutnya untuk tidak perlu merasa malu mengundurkan diri saat tak mampu menunaikan amanah.
Lembaga negara seperti DPR RI, Mahkamah Konstitusi, tidak perlu melakukan proses pemakzulan untuk memaksa memberhentikan jabatan Presiden. Hanya saja, sambil menunggu inisiatif Presiden Joko Widodo untuk mengundurkan diri, kami di TPUA yang menjalankan kuasa dari sejumlah rakyat mengambil inisiatif menggugat Presiden Joko Widodo agar mengundurkan diri dari jabatannya.
Sejalan dengan gugatan yang diajukan terhadap Presiden, kami juga menggugat lembaga DPR RI agar menjalankan fungsinya mengontrol eksekutif hingga proses aktifasi ketentuan pasal 7A UUD 1945 untuk memakzulkan Presiden.
TPUA berpendapat, langkah menggugat Presiden RI dan DPR RI ini adalah ikhtiar kongkrit untuk menyelamatkan masa depan bangsa dan negara. Karena itu, TPUA sangat mengharapkan dukungan dan doa seluruh rakyat Indonesia, agar ikhtiar yang kami tempuh diridhoi Allah SWT.
*) penulis adalah Ketua Umum TPUA
sumber: WAGRoup ALUMNI HMI (dipost penulisnya Rabu 2/6/2021)