Bandara Soekarno-Hatta berkembang menjadi kawasan terintegrasi dan pusat aktivitas perekonomian masyarakat. Bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia ini diperkuat sejumlah infrastruktur utama, yakni 3 terminal penumpang pesawat (Terminal 1, 2 dan 3) yang dilengkapi dengan 3 runway (runway 1, 2 dan 3),
semarak.co-Lalu terdapat kawasan komersial, kawasan perkantoran, kawasan pergudangan kargo, perhotelan hingga fasilitas transportasi publik modern berbasis listrik yakni Skytrain dan kereta api bandara.
Infrastruktur lainnya yang kini tengah dibangun adalah integrated building yang di dalamnya terdapat gedung parkir kendaraan, area komersial dan perkantoran. Di samping itu, Bandara Soekarno-Hatta juga akan menambah satu lagi terminal penumpang yakni Terminal 4.
President Director PT Angkasa Pura (AP) IIMuhammad Awaluddin mengatakan, dengan semakin lengkapnya infrastruktur dan fasilitas yang ada, serta berbagai rencana pengembangan infrastruktur ke depannya, AP II menilai sangat penting bagi Bandara Soekarno-Hatta untuk memiliki gardu induk sendiri guna menjamin keandalan dan pasokan listrik.
“Listrik menjadi salah satu kebutuhan pokok dan paling mendasar di Bandara Soekarno-Hatta,” ungkap Awaluddin dalam rilis melalui email semarak.redaksi@gmail.com, Senin (22/3/2021).
Sejalan dengan itu, sekitar 3 tahun lalu kami memulai pembangunan gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta dan pada bulan ini, Maret 2021, gardu induk tersebut sudah dapat dioperasikan.
Gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta ini memiliki tegangan 150 kilovolt (kV) dan berkapasitas 2×60 megavolt ampere (MVA) yang cukup untuk mendukung operasional bandara.
Dengan adanya gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta ini, maka aliran listrik dari gardu induk PLN akan langsung dialirkan ke gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta untuk kemudian diteruskan ke tiga main power system (MPS) di bandara untuk mendukung kelistrikan di seluruh area bandara.
Sebelum adanya gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta, aliran listrik dari gardu induk PLN dialirkan terlebih dahulu ke feeder Jakarta International Airport Cengkareng (JIAC) 1, 2, 3 dan 4 yang berada di luar kawasan bandara, baru kemudian ke 3 MPS di bandara.
Awaluddin menuturkan kolaborasi dan sinergi BUMN antara AP II dan PLN terjalin sangat baik dalam mendukung jaringan listrik di Bandara Soekarno-Hatta. “Kolaborasi AP II dan PLN sudah berjalan sejak puluhan tahun lalu sejak Bandara Soekarno-Hatta mulai beroperasi pada 1984,” imbuhnya.
Bentuk kolaborasi, rinci dia, antara lain dengan adanya JIAC 1, lalu berlanjut ke JIAC 2, 3 dan 4. “Hingga saat ini PLN mendukung penuh jaringan listrik di Bandara Soekarno-Hatta,” jelas Awaluddin yang mantan Direktur PT Telkom.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Banten Sandika Aflianto mengatakan, PLN dan AP II berkolaborasi dan bersinergi untuk memastikan jaringan listrik di Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu gerbang utama Indonesia tetap andal dan optimal.
Sementara itu, Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan gardu induk di Bandara Soekarno-Hatta akan menjamin keandalan dan pasokan listrik.
“Keberadaan gardu induk ini sekaligus juga menjadikan menjadikan Bandara Soekarno-Hatta sebagai satu-satunya bandara di Indonesia yang memiliki gardu induk khusus. PT Angkasa Pura II juga mengimplementasikan digitalisasi di dalam sistem jaringan listrik Bandara Soekarno-Hatta,” imbuh Agus.
Penerapan digitalisasi dilakukan melalui sistem SCADA atau supervisory control and data acquisition sebagai pusat informasi dan pemantauan seluruh seluruh aktivitas sistem kelistrikan. “Melalui sistem ini, kami dapat lebih cepat mengantisipasi jika ada gangguan serta menjalankan langkah kontigensi untuk penanganannya,” tutup Agus. (smr)