Relawan Jokowi Mania (Joman) menilai SBY dan Moeldoko sebenarnya sama-sama sedang bermain sandiwara politik. Kalau Partai Demokrat dan SBY sedang memainkan sandiwara politik untuk membesarkan nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
semarak.co-Sebagaimana tayangan Breaking News KOMPAS TV, Minggu (7/3/2021) pukul: 18.40, di sisi lain Joman menilai apa yang dilakukan Moeldoko sangat mengganggu Presiden Joko Widodo (Jokowi). Joman menilai pemerintah sebaiknya mengganti Moeldoko dari jabatan Kepala Staf Kepresidenan (KSP).
Demi merapatkan barisan, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menggelar rapat konsolidasi. Rapat diikuti perwakilan 514 DPC dan 34 DPD di kantor DPP PD, Jl Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/3/2021) sebagaimana tayangan Breaking News KOMPAS TV, Minggu (7/3/2021).
Rapat konsolidasi untuk menyikapi penyelenggaraan acara yang diklaim sebagai Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). Dalam kesempatan itu, AHY menyuarakan Moeldoko adalah musuh bersama.
“Yang jelas kita punya musuh bersama hari ini aktor eksternal, yaitu KSP Moeldoko yang berkomplot dengan segelintir kader. Banyak juga dari mereka yang sudah dipecat tidak hormat, berkolusi dan juga mencoba untuk memutarbalikkan fakta, menggulingkan partai demokrat yang sah,” ungkap AHY.
AHY juga meminta bantuan masyarakat untuk terus mendukung Partai Demokrat yang sah. “Kami tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun kecuali rakyat Indonesia. Lewat forum ini, masyarakat di berbagai daerah yang satu persatu memberikan supportnya untuk Partai Demokrat. Terima kasih untuk doa dan dukungan,” ucap AHY.
AHY menyerukan perlawanan terhadap kubu Moeldoko yang dianggap mengambil alih kekuasaan melalui KLB. AHY mengatakan bahwa pihaknya telah berkonsolidasi dengan para petinggi dan dewan kehormatan Partai Demokrat serta ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dari 34 provinsi.
“Partai kita sedang menghadapi ujian dan tantangan, tetapi bukan sekadar menjaga kedaulatan dan kehormatan Partai Demokrat, ada masalah yang lebih besar dan lebih serius di negeri ini yaitu matinya demokrasi,” ujar AHY.
Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyebut bahwa kelompok yang menggelar KLB dan menetapkan Moeldoko sebagai ketua umum partai merupakan komplotan yang menghalalkan segala cara demi memperoleh kekuasaan.
“Jadi kalau ada pihak-pihak tertentu termasuk GPKPD, Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat, dengan tidak mengindahkan segala aturan, tidak mengindahkan konstitusi Partai Demokrat AD dan ART, artinya mereka semua itu layaknya gerombolan yang tidak memiliki etika dan norma hukum,” kata AHY.
Mayor TNI (purn) AHY mengungkap ada masalah yang lebih besar dan serius dari sekadar konflik Partai Demokrat. Menurutnya, konflik Demokrat bukan hanya masalah internal partai, melainkan persoalan besar yang mengancam tatanan demokrasi di Tanah Air.
“Partai kita sedang menghadapi ujian dan tantangan, tetapi bukan sekadar menjaga kedaulatan dan kehormatan Partai Demokrat, ada masalah yang lebih besar dan lebih serius di negeri ini yaitu matinya demokrasi,” ujar.
Apabila partai politik bisa diperlakukan semena-mena bahkan diobrak-abrik dengan cara-cara yang tidak bermartabat serta jauh dari moral dan etika politik, hal itu tentu bisa membayangkan nasib dan masa depan demokrasi di negeri ini. Padahal partai politik merupakan salah satu pilar utama dalam hidup dan tegaknya demokrasi. (net/smr)