Oleh Ustadz Abdul Somad (UAS)
semarak.co-Hari ini saya berangkat setelah shalat subuh menuju airport, naik pesawat. Setelah naik pesawat naik mobil. Setelah naik mobil jalan macet, saya mesti turun, naik sepeda motor. Setelah naik sepeda motor pun tidak bergerak, jalan kaki. Akhirnya sampai kemari.
Dalam hati saya berkata, celakalah orang yang mengatakan kemarin tidak ada yang menyambutnya. Sudah tiga hari, saya pikir tiga hari sudah tidak ada orang lagi, saya bisa datang duduk berdua dengan beliau. Saya tidak datang mau ceramah. Saya tidak datang mau tausiyah. Saya tidak datang mau tabligh akbar.
Tentang penyebab fenomena ini UAS menyebutkan, “Orang berjalan kaki, anak-anak muda berjalan kaki, orang tua dan ibu-ibu duduk di pinggir jalan. Apa yang membuat mereka datang kemari? Satu, cinta”. Demikian kecintaan UAS kepada keturunan Rasulullah saw.
Sebaliknya, UAS memperingatkan orang-orang yang membenci keturunan Rasulullah saw., “Andai engkau orang ‘alim, andai engkau hafal kitab, andai engkau mengerti kitab kuning, banyak ilmumu, tapi ada kebencianmu kepada ahlul bait Rasulullah saw., hilang keberkahan ilmumu”.
UAS menyitir perkataan KH Maimoen Zubair, “Ahlul Bait itu seperti Al-Quran yang lapuk. Andai ada Ahlul Bait yang nakal, yang jahat sekalipun, dia tetaplah seperti Al-Quran yang lapuk. Tak akan mungkin kau buang. Kau tetap akan jaga, kau akan cium dia. Karena hanya disentuh oleh orang-orang yang suci”.
Menurut UAS, para habaib terbagi menjadi dua kelompok. Ada pengikut Sayyidina Hasan dan ada pengikut Sayyidina Husein. Kelompok pertama lebih bersikap lembut.
Sementara Habib Rizieq termasuk pengikut Sayidina Husein, “Menggelegar suaranya. Dia hunuskan pedangnya untuk musuh-musuh Allah. Kedua-duanya sama-sama diridhoi Allah”.
UAS mengatakan bahwa mencintai keturunan Rasulullah saw. akan dijadikannya bekal untuk menemui Rasulullah saw. “Lalu apa bekalmu, hai Abdul Somad? Adakah ceramah-ceramahmu itu bisa dijadikan bekal menghadap Allah? Tidak. Sebagiannya sudah diambil oleh tatapan mataku melihat berapa subscriber, follower dan viewer.
Abdul Somad mungkin habis amalnya karena sudah riya’. Satu-satunya yang akan kujadikan bekal menghadap Rasulullah saw. adalah aku pernah mencintai keturunanmu (Rasulullah saw.),” kata beliau sambil menahan tangis yang akhirnya tak tertahan juga.
UAS berpesan kepada umat Islam, “Kalau kalian belum mampu untuk beramal shaleh, paling tidak jangan kalian sakiti dzuriyat (keturunan) Rasulullah saw. Jangan kalian keluarkan kata-kata fitnah.
Bagaimana kalian akan menghadap Rasulullah saw?”. Beliau mengatakan pesan ini dengan penuh tangisan. Menurutnya, seluruh manusia membutuhkan syafaat Rasulullah saw. pada Hari Kiamat.
Kepada pemerintah, UAS berpesan, “Kalau hari ini kau punya kekuasaan, saudaraku, sampai masanya kau juga akan mengalami seperti yang dialami oleh Trump (presiden Amerika Serikat). Jabatan itu dicabut oleh Allah Taala”. Demikianlah ungkapan kecintaan UAS kepada keturunan Rasulullah saw. yang dengan haru-biru disampaikannya.
sumber: t.me/kajiansrua15new