Bertemu di Moskow Rusia, Kamis (10/9/2020, China dan India mengeluarkan pernyataan bersama bahwa kedua negara sepakat untuk mengurangi ketegangan di perbatasan Himalaya yang diperebutkan dan mengambil langkah untuk memulihkan perdamaian dan ketenangan.
semarak.co– Menteri Luar Negeri (Menlu) China Wang Yi dan Menlu India S Jaishankar bertemu di Moskow dan mencapai konsensus berisi lima poin, termasuk kesepakatan bahwa pasukan dari kedua belah pihak harus segera memisahkan diri dan meredakan ketegangan.
Berdasarkan pernyataan bersama kedua pihak, konsensus yang dibuat di sela-sela pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai muncul setelah konfrontasi terjadi di daerah perbatasan di Himalaya barat awal pekan ini.
“Kedua menteri luar negeri sepakat bahwa situasi saat ini di daerah perbatasan tidak untuk kepentingan kedua belah pihak,” demikian tulis pernyataan itu, seperti dikutip Reuters, Jumat (11/9/2020).
Karena itu, lanjut pernyataan itu, mereka sepakat bahwa pasukan perbatasan dari kedua belah pihak harus melanjutkan dialog mereka, segera melepaskan diri, menjaga jarak yang tepat dan meredakan ketegangan.
Jaishankar mengatakan kepada Wang bahwa langkah yang harus segera diambil adalah bahwa pasukan mundur dari daerah perselisihan sehingga keadaan tidak bertambah buruk, kata sumber di pihak India. Di beberapa titik, pasukan hanya berjarak kurang dari beberapa ratus meter.
China dan India saling menuduh melakukan tembakan ke udara selama konfrontasi, yang merupakan pelanggaran protokol lama untuk tidak menggunakan senjata api di perbatasan yang sensitif itu.
Wang mengatakan kepada Jaishankar bahwa yang harus dilakukan adalah segera menghentikan provokasi seperti penembakan dan tindakan berbahaya lainnya yang melanggar komitmen yang dibuat oleh kedua belah pihak,” kata Kementerian Luar Negeri China dalam pernyataan pada Jumat (11/9/2020).
Wang juga memberi tahu Jaishankar semua personel dan peralatan yang masuk tanpa izin di perbatasan harus dipindahkan untuk meredakan situasi. Pada Juni, ketegangan meletus menjadi bentrokan perbatasan hingga menewaskan 20 tentara India dan Tiongkok menderita jumlah korban yang tidak disebutkan
Pertemuan para menteri berlangsung selama dua jam dan merupakan upaya diplomatik terbaru untuk mencegah konflik yang lebih luas antara dua negara berpenduduk terpadat di dunia itu, yang berperang pada 1962.
Jaishankar memberi tahu Wang bahwa India sangat prihatin dengan penumpukan pasukan Tiongkok di Garis Kendali Aktual (LAC) di perbatasan yang tidak terlalu jelas. “Pihak Tiongkok belum memberikan penjelasan yang kredibel soal pengerahan ini,” kata sumber pemerintah India yang mengutip Jaishankar pada pertemuan itu.
Jaishankar menambahkan, “Perilaku provokatif pasukan garis depan Tiongkok di berbagai insiden gesekan di sepanjang LAC juga menunjukkan pengabaian terhadap perjanjian dan protokol bilateral.”
Setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo akan ditolak. China Global Times, tabloid berpengaruh yang diterbitkan oleh surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa, melaporkan pada Rabu (9/9/2020), Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sedang memindahkan tentara, pengebom dan kendaraan lapis baja ke perbatasan.
Media pemerintah Tiongkok itu juga baru-baru ini melaporkan latihan bersenjata oleh pasukan terjun payung PLA di Tibet. The Global Times mengatakan dalam editorial yang diterbitkan Kamis malam bahwa setiap pembicaraan dengan India harus dikaitkan dengan kesiapan perang.
“Pihak Tiongkok harus sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan militer ketika upaya diplomatik gagal, dan pasukan garis depannya harus dapat menanggapi keadaan darurat dan siap untuk berperang kapan saja,” kata surat kabar itu.(net/smr)