WHO Sebut 226 Ribu Kematian Akibat Pandemi Covid-19 Terjadi di Amerika, Brazil Tambah 2.725 Kasus Positif dalam 24 Jam

Para pria membawa kotak untuk dipasangkan ke peti jenazah di pemakaman Kota Sao Pedro, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Sao Paulo, Brazil, Kamis (14/5/2020). foto: indopos.co.id

Direktur Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) untuk kawasan Amerika Carissa Etienne mengakui, hampir setengah dari seluruh kasus wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 di dunia dapat dijumpai di benua Amerika dan jumlahnya terus melonjak.

semarak.co– “Hingga 23 Juni terdapat lebih dari 4,5 juta kasus Covid-19 dan 226 ribu kematian yang dilaporkan di benua Amerika,” kata Carissa saat konferensi pers virtual dari Washington seperti dilansir Reuters, Kamis (25/6/2020).

Bacaan Lainnya

Di Amerika Serikat (AS) dan Karibia saja, kasus Covid-19 meningkat tiga kali lipat dari 690 ribu sebulan yang lalu menjadi 2 juta. Kini terjadi transmisi luas di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, sampai akhir pekan ini, dengan Brazil melampaui 1 juta kasus Covid-19, menyusul Amerika Serikat sebagai negara satu-satunya di dunia yang mencatat kasus tujuh digit.

Etienne menyebutkan Karibia bernasib lebih baik meski terdapat titik nyala di perbatasan Haiti dan Republik Dominika, serta di daerah yang mencakup Guyana, Suriname dan French Guiana.

“Brasil, yang paling parah terdampak di Amerika Latin, meningkatkan tes Covid-19 dalam beberapa pekan belakangan namun masih belum cukup. Brasil masih belum melakukan 10.000 tes per juta penduduk. (Tes) itu perlu ditingkatkan,” ujar Direktur penyakit menular Pan-American Health Organization (PAHO) WHO, Marcos Espinal.

Carissa mengatakan, kawasan tersebut harus realistis dan beradaptasi dengan cara hidup baru bersama Covid-19. “Dengan tidak adanya pengobatan efektif atau persediaan vaksin secara meluas, kami memprediksikan bahwa selama dua tahun ke depan di benua Amerika akan mengalami wabah Covid-19 berulang, yang mungkin diselingi dengan periode transmisi terbatas,” katanya.

Sementara itu Brazil kembali mencatat rekor kasus virus corona dengan 42.725 kasus tambahan dalam 24 jam terakhir, menurut Kementerian Kesehatan Brazil pada Rabu (24/6/2020). Tercatat pula 1.185 kematian Covid-19 dalam kurun waktu yang sama.

Sejauh ini Brazil telah melaporkan hampir 1,2 juta kasus penyakit pernapasan, yang disebabkan oleh virus corona jenis baru, sejak pandemi mulai melanda. Sementara jumlah total kematian Covid-19 mencapai 53.830, menurut kementerian.

Brazil merupakan negara terparah kedua yang dilanda wabah virus corona setelah Amerika Serikat. Mirip sikap Presiden AS Donald Trump, Presiden Brazil Jair Bolsonaro cenderung meremehkan risiko Covid-19. Itu sebabnya Bolsonaro juga dijuluki “Trump Tropis”.

Sejak virus corona menjangkiti negerinya, Bolsonaro berselisih paham dengan otoritas medis di Brazil. Dua menteri kesehatannya telah meninggalkannya.  Bolsonaro berpendapat ambruknya aktivitas perekonomian yang disebabkan karantina wilayah berdampak lebih mematikan ketimbang virus corona itu sendiri.

Berkali-kali Bolsonaro tampil di muka publik tanpa mengenakan masker untuk memperlihatkan bahwa dia tak merasakan kengerian atas ancaman corona. Meskipun obat anti malaria chloroquine dan hydroxychloroquine tak terbukti manjur mengatasi corona, Bolsonaro menganjurkan warganya meminum obat itu untuk melawan corona.

Bolsonaro, dalam upaya menentang kebijakan karantina wilayah yang diterapkan para gubernur negara bagian, bergabung dengan para demonstran yang turun di jalan-jalan memprotes kebijakan isolasi wilayah.

Popularitas dan dukungan terhadap pemimpin sayap kanan Brazil itu mengalami penurunan saat jumlah kematian dan penularan corona  terus meningkat. Namun Bolsonaro berkata bahwa tentara tak akan melengserkannya dari kekuasaan untuk menjaga demokrasi. (net/smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *