Telkomsel dan IndiHome Jadi Lokomotif Pertumbuhan, TelkomGroup Catatkan Laba Bersih 2019 Rp18,66 Triliun

logo PT Telkom. foto: humas Telkom

Di tengah kondisi industri yang disruptive dan penuh tantangan serta persaingan yang ketat, PT Telkom Indonesia (Telkom) berhasil membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 135,57 trilliun sepanjang 2019. Atau tumbuh positif sebesar Rp 4,78 triliun (3,7%) dibanding 2018.

semarak.co– Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi (EBITDA) Perseroan tahun 2019 tercatat Rp 64,83 triliun dengan Laba Bersih sebesar Rp 18,66 triliun. Atau masing-masing tumbuh 9,5% dan 3,5%. Digital Business Telkomsel dan IndiHome tumbuh signifikan dan menjadi kontributor utama pertumbuhan perseroan.

Bacaan Lainnya

Pada segmen Mobile, Telkom melalui entitas anak Telkomsel masih mengukuhkan diri sebagai operator seluler dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yaitu 171,1 juta pelanggan dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan.

Semakin besarnya kebutuhan layanan data di tengah masifnya gaya hidup digital, telah mendorong trafik data tumbuh sebesar 53,6% menjadi 6.558 petabyte. Sebagai hasilnya, Pendapatan Digital Business Telkomsel tumbuh cukup signifikan sebesar 23,1% atau Rp10,94 triliun.

Dimana secara absolut pertumbuhan pendapatan Digital Business tersebut tercatat sebagai pertumbuhan tertinggi secara industri di tahun 2019 sehingga pendapatan Digital Business Telkomsel menjadi Rp 58,24 triliun yang sekaligus menjadi katalis dalam pergeseran bisnis Legacy ke layanan Digital Business.

Kontribusi pendapatan dari Digital Business meningkat menjadi 64% dari total pendapatan Telkomsel, dari 53% pada tahun sebelumnya. Ini seiring pengembangan berbagai Digital Services seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution, dan Mobile Payment.

Telkomsel juga berhasil melakukan pengendalian biaya dengan baik, sehingga mampu meningkatkan EBITDA margin menjadi 54,0% dari sebelumnya 53,2%.  Pada 2019, Telkomsel membangun 23.162 Base Tranceiver Station (BTS) 4G LTE baru sehingga pada akhir tahun 2019 jangkauan layanan 4G LTE mencapai lebih dari 90% populasi.

Sampai akhir 2019, Telkomsel telah memiliki total BTS sebanyak 212.235 dengan 161.938 unit di antaranya adalah BTS 3G/4G. Basis pelanggan data, jumlah dan jangkauan BTS 3G/4G serta peningkatan lalu lintas data akan menjadi pondasi untuk pertumbuhan positif kinerja Telkomsel di tahun 2020.

Di segmen Consumer, IndiHome terus melanjutkan momentum positif dan menjadi pendorong pertumbuhan Perseroan. IndiHome mencatat kenaikan pendapatan signifikan sebesar 28,1% menjadi Rp 18,3 triliun. Jumlah pelanggan IndiHome tumbuh 37,2% jika dibanding akhir 2018 menjadi 7 juta pelanggan pada akhir 2019.

Pencapaian ini semakin mengukuhkan IndiHome sebagai market leader bisnis fixed broadband di Indonesia. Profitabilitas IndiHome juga semakin baik dengan EBITDA margin mencapai 33,9%, mendekati standar profitabilitas global.

Pada segmen Enterprise, di 2019 perusahaan telekomunikasi pelat merah ini melakukan perubahan kebijakan bisnis dengan berfokus pada lini bisnis yang memiliki profitabilitas lebih tinggi yang bersifat recurring terutama pada layanan enterprise solutions.

Contohnya enterprise connectivity, data center dan cloud, dan secara selektif mengurangi dan tidak memprioritaskan solusi bisnis yang memiliki tingkat margin relatif rendah dan non-recurring.

Sepanjang 2019 profil bisnis segmen Enterprise menjadi lebih baik dengan pendapatan sebesar Rp18,7 triliun dan memberikan kontribusi sebesar 14% terhadap pendapatan konsolidasian.

Segmen Wholesale and International Business pada tahun 2019 menunjukkan kinerja yang cukup baik dan menjadi enabler bagi segmen lainnya. Di segmen ini, Telkom memberikan layanan kepada operator telekomunikasi, internet service provider dan digital player baik domestik maupun global.

Perseroan mencatat pendapatan segmen ini sebesar Rp10,61 triliun atau tumbuh 5,2% dari tahun sebelumnya, yang memberikan kontribusi sebesar 8% terhadap Pendapatan konsolidasian. Total belanja modal Perseroan pada tahun 2019 tercatat sebesar Rp 36,59 triliun atau 27,0% dari total pendapatan.

Belanja modal tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan kapabilitas digital dengan terus membangun infrastruktur broadband yang meliputi BTS 4G LTE, jaringan akses serat optik ke rumah, jaringan backbone serat optik bawah laut dan terestrial, serta sebagian juga untuk keperluan bisnis menara.

Sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang listed di NYSE, Telkom wajib menyusun laporan keuangan barbasis IFRS, dimana pada tahun ini telah mengadopsi standar akuntansi pelaporan keuangan baru yaitu IFRS 16, yang turut mempengaruhi kompleksitas penyusunan Laporan Keuangan Perseroan.

Penyampaian Laporan Keuangan Perseroan masih sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengacu pada Surat Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nomor S-92/D.04/2020, tanggal 18 Maret 2020, tentang Relaksasi atas Kewajiban Laporan Keuangan dan Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham.

Dimana batas waktu Laporan Keuangan tahun buku 2019 adalah 31 Mei 2020, sedangkan batas waktu penyelenggaraan RUPST tahun buku 2019 adalah 31 Agustus 2020.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan, pencapaian sepanjang 2019 menunjukkan Telkom berada pada jalur yang tepat untuk menjadi Digital Telecommunication Company dan berkomitmen tinggi dengan memperkuat kapabilitas bisnis digital untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan memberikan pengalaman digital yang terbaik bagi pelanggan dan masyarakat Indonesia.

“Telkom melakukan antisipasi terhadap perkembangan industri yang disruptive saat ini melalui pengembangan 3 perspektif domain bisnis digital, yaitu digital connectivity, digital platform, dan digital service,” ujar Ririek dalam rilis Humas Telkom, Selasa (26/5/2020).

Sebagai sebagai penyedia utama pada layanan broadband di Indonesia, kutip Ririek, Telkom tetap terus memperkuat posisinya sebagai market leader pada domain digital connectivity melalui layanan berkualitas dan jangkauan terluas.

“Layanan konektivitas digital Telkom tersedia melalui jaringan serat optik backbone domestik Indonesia Digital Network yang telah terhubung dari Sabang hingga Merauke,” terang dia.

Disamping juga didukung sistem kabel laut internasional melalui keberadaan kabel laut Indonesia Global Gateway (IGG) milik Perseroan yang menghubungkan kabel bawah laut SEA-ME-WE5 dengan kabel bawah laut SEA–US menjadikan perseroan sebagai Global Digital Hub sekaligus gerbang utama konektivitas digital yang menyediakan direct broadband connectivity antara kawasan Eropa, Asia, dan Amerika.

“Pertumbuhan mobile broadband di masa mendatang masih berpotensi meningkat cukup besar sejalan dengan semakin tingginya pengguna mobile data,” tulisnya.

Rata-rata konsumsi mobile data saat ini, rinci dia, masih relatif rendah yaitu 5,2 GB per pelanggan per bulan, dibandingkan negara lain seperti Thailand atau India yang masing-masing mencapai 13 GB dan 11 GB per pelanggan per bulan.

Melihat hal tersebut, Perseroan memperkirakan bahwa trafik data akan terus tumbuh signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring semakin beragamnya layanan digital, seperti games, video, advertising dan payment yang masih dalam fase awal pertumbuhan.

Sedangkan untuk fixed broadband mengingat penetrasinya di Indonesia masih cukup rendah yaitu kurang dari 15% dari populasi rumah tangga, kata Ririek, Telkom berkeyakinan permintaan akan layanan IndiHome masih akan tetap tinggi dalam beberapa tahun mendatang untuk memberikan layanan fixed broadband berkualitas tinggi, memenuhi kebutuhan internet sekaligus mendukung aneka layanan digital service yang menarik.

Telkom juga mengakselerasi domain digital platform dengan cara mengembangkan layanan data center & cloud mengarah pada smart platform sebagai enabler berbagai layanan dan solusi ICT.

Selanjutnya produk-produk digital service akan dikembangkan secara selektif, termasuk melalui akuisisi maupun kemitraan yang didukung secara sinergis oleh digital platform dan digital connectivity. “Kami sadari bahwa kondisi saat ini menjadi tantangan untuk semua pihak, tak terkecuali Telkom,” ujarnya.

Melalui berbagai segmen bisnis kami, Telkom terus berupaya untuk mengembangkan berbagai layanan digital berbasis smart platform seperti Cloud, Big Data dan IoT (Internet of Things) sesuai kebutuhan para pelanggan dalam upaya memberikan pengalaman terbaik. “Kami berkeyakinan bahwa lini bisnis digital merupakan pendorong pertumbuhan bagi Telkom di masa mendatang,” demikian jelas Ririek. (smr)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *