Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 melaporkan bahwa kasus positif wabah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 11.587 orang atau dapat tambahan 395 hingga Senin (4/5/2020) pukul 12.00 WIB. Namun sejumlah provinsi di Indonesia dilaporkan mengalamk pelambatan terkonfirmasi virus corona.
semarak.co -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, adapun kasus konfirmasi positif Covid-19 yang sembuh bertambah 78 orang sehingga menjadi 1.954 orang, Hingga Senin (4/5/2020, jumlah pasien meninggal bertambah 19 orang menjadi 864 orang, dibanding jumlah sebelumnya kemarin mencapai 845 jiwa.
“Penambahan 864 kasus pasien meninggal akibat terinfeksi virus Covid-19 terjadi di lima provinsi, yakni DKI Jakarta (10), Jawa Barat (1), Jawa timur (6), Sumatera Selatan (1), dan Riau (1),” rinci Yurianto dalam konferensi video yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Senin (4/5/2020).
Penambahan sebanyak 395 kasus positif COVID-19 terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia, dengan rincian Bali (9), Banten (14), DKI Jakarta (79), Jawa Barat (193), Jawa Tengah (22), Jawa Timur (7), Kalimantan Barat (3), Kalimantan Timur (5), Kalimantan Tengah (23), Kalimantan Selatan (3), Kalimantan Utara (8), Sumatera Barat (8), Sumatera Utara (6), Sulawesi Selatan (6), Lampung (4), dan Riau (5).
Gugus tugas mencatat jumlah kasus orang dalam pemantauan sebanyak 238.178 orang atau bertambah 1.809 orang dibandingkan pada 3 Mei 2020, dan pasien dalam pengawasan sebanyak 24.020 orang atau bertambah sebanyak 890 orang.
Hingga saat ini, jumlah kasus positif terbanyak terdapat di DKI Jakarta dengan total kasus 4.539 orang. Kemudian, diikuti dengan Jawa Barat dengan total kasus positif COVID -19 sebanyak 1.252 orang, Jawa Timur dengan 1.124 kasus positif COVID-19.
Menyusul Jawa Tengah dengan total 798 kasus positif COVID-19, Sulawesi Selatan dengan total 607 kasus, Banten dengan total 446 kasus positif COVID-19, Bali dengan total 271 kasus, Nusa Tenggara Barat dengan total 269 kasus positif, serta Papua dengan total 240 kasus positif COVID-19.
Sedangkan hingga saat ini total kasus meninggal COVID-19 paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan total 408 orang. Jumlah kasus meninggal COVID-19 di provinsi-provinsi lain sebagai berikut Jawa Timur (117), Jawa Barat (86), Jawa Tengah (62), Banten (41).
Selain itu di Aceh (1), Bali (4), Bangka Belitung (1), Bengkulu (1), DI Yogyakarta (7), Kalimantan Barat (3), Kalimantan Timur (1), Kalimantan Tengah (7), Kalimantan Selatan (9), Kalimantan Utara (1), Kepulauan Riau (9), Nusa Tenggara Barat (4).
Berikutnya Sumatera Selatan (5), Sumatera Barat (15), Sulawesi Utara (4), Sumatera Utara (13), Sulawesi Tenggara (2), Sulawesi Selatan (40), Sulawesi Tengah (3), Lampung (5), Riau (6), Papua Barat (1), Papua (6), dan Sulawesi Barat (1), dan Gorontalo (1).
Di Jambi, Maluku Utara, Maluku Nusa Tenggara Timur, hingga sekarang ini tidak didapati kasus meninggal akibat COVID-19. Kasus positif COVID-19 didapati di 331 kabupaten/kota di seluruh 34 provinsi di Indonesia. Yurianto melaporkan kasus orang dalam pemantauan sebanyak 206.911 orang, dan pasien dalam pengawasan sebanyak 19.084 orang.
Yurianto menuturkan sebanyak 46 laboratorium beroperasi untuk uji PCR deteksi COVID-19, dengan jumlah spesimen yang diperiksa sejak 1 April 2020 hingga sekarang ini sebanyak 116.861 spesimen dan jumlah kasus untuk pemeriksaan spesimen sebanyak 86.061 orang. Dari hasil pemeriksaan PCR, didapatkan 11.587 orang positif COVID-19 dan 74.474 orang negatif COVID-19.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat sejumlah provinsi mengalami perlambatan dalam penyebaran wabah Covid-19 pasca-penerapan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Kepala BNPB sekaligus Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo setelah rapat terbatas secara virtual yang dipimpin Presiden Jokowi dari Istana Kepresidenan mengatakan Presiden telah memimpin rapat terbatas yang berhubungan dengan evaluasi PSBB.
“Dapat kami sampaikan telah terjadi perlambatan di beberapa provinsi terkait PSBB. Namun Presiden meminta agar perlambatan tidak menjadikan penerapan kebijakan penanganan Covid-19 kendor,” kata Doni Monardo di tempat yang sama.
Seluruh pihak tetap diminta untuk patuh kepada protokol kesehatan baik social distancing, physical distancing, cuci tangan menggunakan sabun, menjaga jarak, dan segala upaya agar tidak terpapar Covid-19.
“Hal itu sebagaimana kebiasaan menyentuh mata, hidung, mulut harus diingatkan jangan sentuh bagian sensitif wajah, harus tahu alasan kenapa enggak cuci tangan, menggunakan masker, ada anggota keluarga yang memiliki mobilitas tinggi,” katanya.
Doni menambahkan sejumlah daerah yang menerapkan PSBB pun telah memberikan peringatan berupa teguran sebagai sanksi. Sanksi diberikan kepada mereka yang tidak patuh terhadap protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Ia mencontohkan, Pemprov DKI misalnya telah menegur 2.673 pabrik, industri, dan kantor serta menyegel sementara 168 pabrik.
Sementara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Riau melakukan langkah hukum bagi pelanggar UU Nomor 6 tahun 2018 tentang kekarantinaan kesehatan yakni mereka yang berkumpul dan sesuai ketentuan diperiksa dan diproses masuk ke pengadilan. “Dan hal ini dapat apresiasi dari Jaksa Agung dalam ratas,” kata Doni.
Hingga Minggu (3/5/2020) siang pemerintah telah melakukan pemeriksaan usapan rongga mulut dengan berbagai specimen mencapai 112.965 specimen terhadap 83.012 orang. Dari pemeriksaan tersebut 11.192 orang dinyatakan positif Covid-19 sedangkan 71.820 orang dinyatakan negatif.
Seperti diketahui, jumlah pasien sembuh dari infeksi virus corona di Jakarta hingga Senin terus bertambah berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta. Kasus positif virus corona (COVID-19) di Jakarta sebanyak 4.472 orang dengan 650 pasien telah sembuh atau sekitar 14,5 persennya.
Dari jumlah kasus sebanyak 4.472 orang (bertambah 55 orang dari hari Minggu), sekitar 14,5 persennya atau 650 orang di antaranya dinyatakan sembuh (naik dari sebelumnya 621 orang), sementara kasus meninggal hanya sekitar sembilan persen atau sejumlah 412 orang (naik dari sebelumnya 410 orang).
Sebanyak 2.080 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit (sebelumnya 2.062 pasien), 1.330 orang melakukan self isolation di rumah (hari sebelumnya 1.324 orang). “Dan sebanyak 1.770 orang menunggu hasil laboratorium (sebelumnya 1.411 orang),” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti memaparkan di Balai Kota Jakarta.
Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 7.446 orang (sebelumnya 6.977 orang), dengan rincian 7.218 sudah selesai dipantau (sebelumnya 6.763 orang) dan 225 orang masih dipantau (sebelumnya 214 orang).
Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada sebanyak 6.213 orang (jumlah sebelumnya 6.058 orang), dengan rincian 5.198 sudah pulang dari perawatan (jumlah sebelumnya 5.057 orang) dan 1.015 orang masih dirawat (jumlah sebelumnya 1.001 orang).
Sebagai deteksi dini penyebaran COVID-19, Pemprov DKI Jakarta terus melakukan “rapid test” di enam wilayah kota/kabupaten di DKI Jakarta dan Pusat Pelayanan Kesehatan Pegawai (PPKP).
Total sebanyak 80.192 orang telah menjalani “rapid test”, persentase positif COVID-19 sebesar empat persen, dengan rincian 3.056 orang dinyatakan positif COVID-19 dan 77.136 orang dinyatakan negatif.
Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga telah memberikan layanan kesehatan jiwa (mental) terhadap masyarakat yang terdampak COVID-19. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id.
Pemprov DKI Jakarta, tutur Widyastuti, turut mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan berkolaborasi menangani pandemi COVID-19, terdapat 134 kolaborator dari berbagai unsur yang telah berpartisipasi.
Bagi masyarakat yang ingin berkolaborasi, dukungan berupa Alat Pelindung Diri, masker, sarung tangan dan disinfektan, dapat langsung disampaikan ke Sekretariat Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Provinsi DKI Jakarta, Balai Kota, Blok G Lantai 2 atau melalui kanal jdcn.jakarta.go.id.
Pemprov DKI Jakarta juga membuka kesempatan untuk masyarakat berbagi dengan sesama yang membutuhkan bantuan karena terdampak pandemi COVID-19 dalam program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) di bulan Ramadan ini. Masyarakat dapat memberikan bantuan berupa bahan pangan pokok, makanan siap saji, hingga uang tunai.
Pemprov DKI Jakarta bermitra dengan penyalur bantuan resmi, yaitu Palang Merah Indonesia (PMI) DKI Jakarta, Baznas Bazis DKI Jakarta, Yayasan Rumah Zakat dan Aksi Cepat Tanggap.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mengatakan, Presiden Jokowi meminta jajarannya mengkaji dua opsi waktu pengganti cuti Lebaran 2020, yakni pada akhir Juli bertepatan Idul Adha atau pada akhir tahun 2020. “Bapak Presiden minta dipertimbangkan mana yang lebih baik apakah waktu Idul Adha akhir Juli atau tetap akhir tahun,” ujar dia.
Doni mengatakan pada awalnya cuti lebaran diproyeksikan untuk diberlakukan pada akhir tahun 2020. Namun ada usulan agar dapat dilaksanakan pada akhir Juli atau bertepatan Idul Adha.
Dia menekankan jika seluruh pihak bersungguh-sungguh untuk taat dan patuh mengikuti protokol kesehatan, maka keadaan normal akan semakin cepat kembali terjadi. “Semakin taat, semakin kita cepat normal. Normal namun tetap memakai masker, tetap menjaga jarak dan tetap mengikuti protokol kesehatan,” ujar Doni. (net/lin)