Pandemi wabah virus corona jenis baru atau COVID-19 membawa banyak pengaruh pada berbagai segi kehidupan tak terkecuali di industri film. Industri film dunia dan Tanah Air harus melewati banyak tantangan.
semarak.co -Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) mengimbau kepada seluruh produser atau perusahaan film untuk menghentikan kegiatan produksi film sementara waktu terkait penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19.
Imbauan yang ditandatangani Ketua Umum PPFI Deddy Mizwar serta Sekretaris Jenderal PPFI Zairin Zain pada Senin kemarin (23/3/2020), ditujukan kepada seluruh produser film di Indonesia.
“Sebagai upaya pencegahan dan penyebaran wabah virus Corona, dengan ini Pengurus Pusat PPFI mengimbau kepada seluruh perusahaan film, khususnya anggota PPFI agar menghentikan seluruh kegiatan produksi film untuk sementara waktu,” demikian isi pernyataan yang juga diterima wartawan hiburan, Rabu (25/3/2020).
Dan, pinta Deddy, terus mengikuti seluruh kebijakan pemerintah Indonesia dalam memerangi penyebaran virus corona. “Marilah kita bersama saling bahu membahu, bersatu saling mengingatkan dan saling menguatkan,” ujar Deddy yang juga aktor kawakan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, harap Deddy, melindungi kita semua. Amin. Dengan semakin meningkatnya jumlah kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia, lanjut dia, PPFI berharap agar para rumah produksi dapat menahan diri untuk sementara dari kegiatan pembuatan film hingga kondisi aman.
Sejak virus corona menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia, bioskop-bioskop di seluruh dunia memutuskan untuk tutup sementara guna mencegah penularan virus. Tak hanya itu, tanggal tayang film dan rencana produksi ditunda sampai waktu yang belum bisa ditentukan.
“Industri berhenti total tapi bukan kita doang yang harus mengalami seperti ini. Sekarang secara kegiatan syuting juga sudah tidak berjalan. Bukan hanya film sih tapi teman-teman televisi juga udah mulai distop sama pemerintah,” ujar Ernest saat dihubungi wartawan, Jumat (27/3/2020).
Penyebaran virus corona membuat banyak acara ditunda, termasuk penayangan film bertajuk Generasi 90-an Melankolia. Produser dan CEO dari Visinema Pictures Angga Sasongko menjelaskan alasannya terkait keputusan yang diambil oleh perusahaanya tersebut.
“Cukup berat untuk kami memutuskan bahwa penayangan film ini harus mundur. Tetapi setelah berdiskusi dengan berbagai pihak termasuk eksibitor, kami sepakat untuk menunda penayangan film ini hingga suasana kembali stabil dan kondusif ,” jelas Angga dalam siaran resmi pada wartawan hiburan, di Jakarta, Kamis (26/3/2020).
Dia mengatakan pihaknya mengapresiasi usaha yang dilakukan oleh para eksibitor untuk membuat calon penonton merasa aman dan tetap nyaman selama menonton film di bioskop.
Seperti diketahui film Generasi 90-an: Melankolia diadaptasi dari buku Generasi 90an karya Marchella FP, sosok dibalik buku Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini yang juga diadaptasi Visinema Pictures pada awal tahun 2020.
Kisah dalam film terinspirasi dari tiga lagu tenar era 90-an dan awal 2000-an, yakni “Sephia” dari Sheila on 7, “Begitu Indah” dari Padi dan “Cintakan Membawamu Kembali” dari Dewa 19.
Film yang disutradarai Irfan Ramly ini bercerita tentang, Abby (Ari Irham), anak muda yang sedang mencari jati diri dan selalu menjadikan kakaknya, Indah (Aghniny Haque) sebagai sosok yang ia kagumi. Tiba–tiba, Abby harus menerima kenyataan bahwa kakaknya hilang dalam sebuah kecelakaan pesawat.
Di dalam kesedihannya, ia menemukan Sephia (Taskya Namya), sahabat kakaknya sebagai sosok pengganti Indah. Namun benarkah kehadiran Sephia bisa membantu Abby mengikhlaskan kakaknya atau justru membuat Abby kehilangan dirinya.
Selain diperankan oleh banyak aktor muda lain yaitu Jennifer Coppen, Wafda. Film itu juga dimainkan aktor hits pada era 90-an seperti Gunawan, Marcella Zalianty. Frans Mohede, dan Amara Mohede.
Jadwal rilis ditunda
Penundaan jadwal rilis film efeknya tidak hanya terjadi pada satu film terkait saja. Ini juga akan mempengaruhi barisan film lain yang juga sudah memiliki jadwal antrian tayang.
Di Hollywood saja setidaknya ada tujuh film besar yang terpaksa menangguhkan peluncuran filmnya. Mereka adalah film Mulan, The New Mutants, Antlers, Wonder Woman 1984, Fast and Furious 9, James Bond: No Time to Die dan A Quiet Place.
Tak hanya di Hollywood, industri film Indonesia pun merasakan hal yang sama apalagi setelah jaringan bioskop di Tanah Air memutuskan untuk tutup sementara.
Sejauh ini ada lebih dari enam film yang menunda jadwal tayangnya, seperti KKN di Desa Penari, Tersanjung The Movie, Jodohku ke Mana?, Roh Mati Paksa, Djoerig Salawe, Bucin, Malik & Elsa, Tarung Sarung, Serigala Langit, dan Generasi 90-an: Melankolia.
Produser Rapi Films Sunil Samtani mengatakan Bucin adalah salah satu filmnya yang mengalami penundaan. Namun tidak ada yang bisa dilakukan olehnya apalagi bioskop yang menjadi tempat penayangan film juga ditutup.
“Film yang kena efek ya Bucin ya. Kita udah promo-promo, secara keuangan kita udah promo kiri-kanan, udah roadshow udah billboard, semua sudah siap tapi kita mau gimana lagi,” ujar Sunil.
Syuting mundur, jadwal jadi berantakan
PPFI telah menghimbau kepada seluruh perusahaan film untuk menghentikan kegiatan produksi film seperti syuting untuk sementara waktu guna menghentikan penyebaran virus corona.
Bagi Sunil, penundaan waktu syuting sangat berpengaruh pada kelangsungan film lainnya. Sebab biasanya, para pemain film dan kru sudah memiliki jadwal yang tidak bisa digantikan.
Sunil mengatakan di sinilah tantangan terberatnya sebagai rumah produksi, apalagi Rapi Films memiliki dua judul film yang harus syuting pada April dan Mei.
“Kru dan pemain mereka ambil film kan udah ada jadwal, syuting bulan April hingga Mei, Juni mereka udah ada jadwal syuting lain, semua mundur gini. Sebenarnya lebih ke atur schedule sih, bisa syutingnya kapan. Kita masalahnya lebih di situ sih,” katanya.
Bioskop tutup
CGV Cinemas mengumumkan untuk menghentikan sementara kegiatan operasionalnya mulai 23 Maret hingga dua pekan ke depan. Hal yang sama juga dilakukan oleh jaringan Cinema XXI yang menutup bioskopnya mulai 23 Maret hingga 5 April 2020.
Meski demikian, Sunil optimis bila saatnya bioskop dibuka kembali, penonton akan tetap mencari film-film yang sebelumnya sempat ditunda. “China juga udah mulai buka bioskop karena mereka benar-benar nunggu sampai clean baru buka tempat-tempat perkumpulan. Jadi saya rasa penonton kan udah kangen pengin nonton di bioskop lagi, jadi saya optimis sih akan bagus,” kata Sunil.
Sementara itu, Ernest berharap agar suasana bisa kembali seperti sedia kali. “Harapannya badai segera berlalu dan waktu rehat ini bisa digunakan untuk meluangkan waktu bersama keluarga,” kata Ernest.
Mulai bangkit
Meski demikian, China yang pertama kali terdampak corona berangsur-angsur mulai pulih. Perlahan tapi pasti perekonomian di Negeri Tirai Bambu itu mulai menggeliat termasuk industri film.
Sebanyak 205 bioskop dari total 308 bioskop di Shanghai, China kembali dibuka Sabtu ini setelah nyaris tutup dua bulan akibat merebaknya wabah virus corona. Sebelumnya, kota-kota kecil seperti Provinsi Xinjiang atau SIchuan sudah membuka bioskop mereka pekan lalu.
Untuk mendorong agar penonton mau menonton bioskop, Biro Film Shanghai akan bermitra dengan biro propaganda kota untuk mensubsidi tiket film selama sebulan.
Hingga 26 April, penonton yang membeli tiket melalui aplikasi tiket online Tao Piao Piao akan dapat subsidi RMB10 (Rp22.500). Penonton maksimal boleh membeli empat tiket. Program ini akan mengeluarkan maksimum 20.000 tiket bersubsidi.
Sebelumnya, Shanghai memberlakukan aturan ketat menonton bioskop di mana penonton wajib mengenakan masker, dicek suhu hingga menunjukkan “kode kesehatan” yang menyatakan dirinya tidak terpapar virus sebelum masuk gedung bioskop.
Bahkan, bioskop harus menjual tiket dengan jarak terpisah dan menjadwalkan pemutaran dengan interval lebih dari 20 menit di antara mereka sehingga memberikan waktu untuk prosedur desinfeksi.
Sejauh ini, pendapatan bioskop di China turun karena penonton yang ogah ke bioskop karena khawatir berkumpul bersama untuk menonton konten yang bisa mereka streaming di rumah. Pada Selasa, 24 Maret, ada 495 bioskop yang beroperasi di China, hanya menyumbang 4,4 persen dari total nasional. (net/lin)
sumber: indopos.co.id