Update Corona, Ada Tambahan 6 Orang, Sekarang Jadi 30 Meninggal dari 450 Kasus Positif

Juru Bicara Pemerintah dalam Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto saat memberi keterangan pers. Foto: internet

Per Sabtu (21/3/2020), bertambah 81 kasus jumlah kasus positif virus corona jenis baru atau Covid-19 di Indonesia sekarang menjadi 450 kasus dengan angka kematian juga bertambah 8 orang menjadi 38 orang.

semarak.co -Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, seluruh data ini sudah diberikan kepada semua kepala dinas kesehatan provinsi dan kepala dinas itu sudah memberikan juga kepada rumah sakit tempat pasien dirawat.

Bacaan Lainnya

“Menurut catatan pemerintah, penambahan paling banyak terjadi di DKI Jakarta dengan 44 kasus menjadi 267 kasus,”  ungkap Yuri, sapaan akrabnya dalam konferensi pers update jumlah korban virus Corona oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB di Jakarta Pusat, Sabtu (21/3/2020).

Kemudian ada Jawa Barat dengan 14 kasus menjadi 55 kasus, lanjut Yurianto merinci, 11 kasus di Jawa Timur menjadi 26 kasus, Banten empat kasus menjadi 43 kasus, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan masing-masing bertambah dua orang.

Sementara kasus meninggal terbaru akibat penyakit yang disebabkan virus corona baru atau Covid-19 itu terjadi di DKI Jakarta dengan lima kematian dan satu meninggal dunia di Banten.

Menurut pria yang menjabat sebagai Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu pasien positif COVID-19 di Tanah Air berhasil pulih adalah sebanyak empat orang sehingga sampai dengan Sabtu sudah ada 20 orang.

Sebelumnya, pemerintah mencanangkan akan melakukan pemeriksaan cepat COVID-19 secara besar-besaran, khususnya di daerah yang paling rawan menghadapi penyakit.  “Pemerintah akan menyiapkan sekitar 1 juta kit atau perangkat tes cepat untuk memeriksa sekitar 700 ribu populasi yang berisiko tertular COVID-19,” terangnya.

Sementara jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terus bertambah.

Direktur RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dr. Hendra mengatakan hingga pukul 13: 00 WIB terjadi penambahan jumlah orang diduga terkait COVID-19, yaitu sebanyak tiga ODP dan satu PDP, dibandingkan hari sebelumnya.

Saat ini ada 25 orang, kutip Hendra, kalau kemarin 21 orang. Jadi ada tambahan empat orang. Hari ini yang masuk isolasi ada tiga pasien terdiri dari dua ODP dan satu PDP. Sejauh ini jumlah orang terkait COVID-19 di Kabupaten Belitung sebanyak 25 orang terdiri dari 19 Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan enam orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

“Jadi total yang sekarang dirawat 13 orang. Dan yang PDP terbaru ini dirawat di ruang isolasi Rambai gejalanya batuk dan pneumonia,” ujar Hendra di Tanjung Pandan, Sabtu (21/3/2020)

Sebanyak 23 sampel swab dari ODP dan PDP di daerah itu telah dilakukan pengambilan dan sebanyak 17 sampel telah dikirimkan ke laboratorium Kementerian Kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Jadi sampel kita sebenarnya sudah diterima oleh pejabat pemeriksa pukul 16:45 WIB sore kemarin jadi 24 jam, hari ini minimal bisa keluar hasilnya,” katanya.

Nantinya, hasil uji laboratorium tersebut akan disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. “Jadi Provinsi yang mengumumkannya ada positif atau tidak,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah melalui Dinas Kesehatan setempat telah melakukan pemantauan terhadap warga yang bepergian ke luar daerah maupun ke luar negeri sebagai antisipasi penyebaran wabah virus corona atau COVID-19.

“Hingga 20 Maret 2020, sudah ada 14 warga Barito Timur yang masuk kategori sebagai ODP dan tiga diantaranya sudah selesai pemantauan, sehingga tersisa 11 ODP,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Timur (Bartim) dr Simon Biring di Tamiang Layang, Sabtu (21/3/2020).

Menurut dia, sebanyak14 ODP tersebut adalah warga yang memiliki gejala panas tubuh atau gangguan saluran pernapasan ringan dan pernah mengunjungi atau tinggal di daerah yang diketahui merupakan daerah penularan COVID-19.

Jumlah ODP yang ada pada data tersebut bisa saja terus bertambah, demikian pula dengan jumlah orang yang sudah selesai dilakukan pemantauan. Warga yang berstatus ODP, dilakukan isolasi selama 14 hari, sedangkan Pasien Dengan Pengawasan (PDP) masih nihil.

Simon mengharapkan warga mengindahkan surat edaran Bupati Barito Timur yang telah disampaikan ke publik, seperti melakukan pola hidup bersih dan sehat, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak melakukan aktivitas tidak penting di luar rumah serta tetap berolahraga.

“Jika ada warga yang demam disertai batuk, sesak napas, atau mempunyai riwayat dengan orang atau daerah terjangkit, segera melakukan pemeriksaan ke Puskesmas terdekat,” kata Simon.

Wakil Ketua I DPRD Barito Timur Ariantho S Muler meminta kepala desa dan lurah hingga RT untuk memantau warganya yang baru pulang bepergian keluar daerah maupun luar negeri. Hal itu sebagai upaya antisipasi pencegahan wabah COVID-19.

“Ini sebagai antisipasi saja agar tidak terjadi penularan COVID-19 di Bartim. Saya harapkan masyarakat kompak bersama pemerintah dalam penanganan COVID-19,” kata Ariantho.

Ia juga meminta kepada seluruh orang tua mengawasi anaknya saat kegiatan belajar mengajar di sekolah tingkat TK, SD, SMP dan SMA. Meliburkan sekolah merupakan salah satu cara pemerintah antisipasi penyebaran wabah COVID-19.

“Memang perlu diawasi. Jangan sampai masa libur tidak diisi kegiatan belajar mengajar karena kita tahu, bahwa sebentar lagi akan ada ujian, baik ujian nasional maupun ujian kenaikan kelas,” kata Ariantho.

Menurutnya, perhatian orangtua kepada anak perlu ditingkatkan saat sekolah diliburkan. Di kabupaten lain, ada kedapatan sejumlah pelajar yang diliburkan mengisi waktu dengan main game online di warnet-warnet.

Dia juga meminta orangtua tetap mengawasi anak di rumah, mengurangi aktivitas diluar rumah dan tidak berkunjung ke tempat keramaian. Selama peserta didik belajar di rumah dalam 14 hari ke depan. “Para siswa dan pelajar dapat belajar menggunakan sistem e-learning atau aplikasi daring atau pelajaran yang diberikan guru,” ujarnya. (net/lin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *