Sebanyak 22 dai-daiyah dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti Pernikahan Mubarakah di Masjid Ummul Quraa, Pesantren Hidayatullah, Kalimulya, Cilodong, Depok, Jawa Barat, Sabtu (29/4) kemarin. Nikah massal 11 pasang pengantin tersebut di selenggarakan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Depok.
Para peserta pernikahan datang dari dari Papua, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatra. Tentu mereka semua tidak lain merupakan dai-daiyah Hidayatullah atau yang lebih familiar di kalangan masyarakat dengan sebutan kader Hidayatullah.
“Pernikahan Mubarakah seperti ini bukanlah hal yang pertama tetapi sudah beberapa kali terselenggara. Ini yang ketiga kalinya, walau yang terakhir 2011,” ujar Lalu Mabrur, kepala Yayasan dalam sambutannya. Pernikahan yang semarak di gelar di dua gedung berbeda dihadiri 500an hadirin. Tempat acara memang dipisah. Pengantin dan para tamu putra di masjid, sedangkan pengantin dan tamu putri di aula SD. Para kaum akhwat mengikuti acara dengan layar besar dan alat pengeras suara. Tampak hadir ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nashirul Haq, ketua yayasan pondok pesantren Hidayatullah Pusat Balikpapan Zainuddin Musaddad, juga beberapa perwakilan dari Dewan Mudzakarah, Aqib Junaid, Nur Syamsah, Naspi Arsyad, dan lain sebagainya.
Para mempelai putra dapat bertemu dengan pasangannya selepas Shalat dzuhur mereka di pertemukan di rumah para pembimbing yang telah di tetapkan panitia. Di sana para pengantin melakukan serah terima mahar secara terpisah. setelah beberapa hari di rumah pembimbing untuk tinggal sementara berbulan maddu, barulah mereka kembali ketempat tugas semula.
Ustadz Zainuddin Musaddad dalam ceramahnya mengatakan, alhamdulillah, kewajiban kita hadir di tempat ini telah Allah kabulkan karena siapa yang mengucapkan kata barakallah, dia akan diberi kembalian kebaikan kepadanya. kehadiran kita semua di acara pernikahan mubarokah ini tidak lain untuk mendoakan para pengantin, agar mereka senantiasa menjaga cinta pada pasangannya,” tambah Musadda, dai asal Balikpapan, Kalimantan Timur, dalam ceramah nasihat pernikahannya.
Kata barokah, lanjut ustadz, merupakan nilai sakral dalam perayaan pernikahan. Karena dengan ucapan doa barokallah, kata dia, insya Allah pernikahan akan membawa berkah. “Betapa banyak para pasangan yang rusak rumah tangganya disebabakan sepinya doa, tidak ada kata barakallah dalam peranyaan pernikahannya,” ujar ustad yang disapa Zen.
Ust Zen memaparkan kalau ada pernikahan sepi dari cinta, seorang suami tidak bisa memberi perhatian, kalau ada pernikahan sepi dari cinta seorang istri tidak bisa memberi penghargaan kepada suaminya. kalau sepi dari cinta tidak ada kasih sayang. kalau tidak ada cinta pernikahan maka kemudian tidak ada rasa aman kepada seorang perempuan.
cinta yang benar dan hakiki mesti mendapatkan tempat yang benar, pernikahan inilah tempat yang paling tepat untuk seorang kemudian mengatakan cinta kepada lain jenisnya. irama cinta inilah yang mesti di jaga oleh kedua pengantin. cinta semakin subur karena keabadiannya pernikahan tidak boleh untuk satu hari, untuk satu minggu, satu bulan, satu tahun, tapi pernikahan, haruslah selamanya sampai maut memisahkannya. cinta bukanlah persoalan coba-coba karena cinta bukanlah permainan layaknya sebuah game. sabar ialah puncak dari kesuksesan membangun sebuah keluarga.
Terakhir ustad zen bepesan kepada pengantin laki-laki untuk senantiasa bersabar, “bangunlah energi kebahagian dalam rumah tanggamu, kalimat cinta selalulah di dengungkan, rugi besar jika kalimat cinta hanya dilalui dengan ucapakan tapi tidak di sertakan dengan kesabaran. jangan salahkan rumah yang besar tapi sempit di dada rapuh jiwanya sampai peremuan mengatakan sampai kapan peristiwa ini terjadi pada diri saya. ini bukan persoalan latihan, bukan persoalan menyangkut tentang kebiasaan, ini ruh dari tanaman gelombang cinta atas kesabaran laki- laki,” tutupnya. (zim)