Produssen film MD Pictures merilis cuplikan (trailer) serta poster resmi film bertajuk KKN: Di Desa Penari yang diadaptasi dari utas dan buku judul yang sama. Film KKN: Di Desa Penari yang disutradarai Awi Suryadi dan diproduseri Manoj Punjabi, rencananya tayang di bioskop, 19 Maret 2020.
semarak.co -Produser MD Pictures Manoj Punjabi mengatakan, dalam trailer ditampilkan cuplikan cerita dari film, dimana tokoh-tokoh utamanya, mulai dari Nur (Tissa Biani), Widya (Adinda Thomas), Ayu (Aghniny Haque), Anton (Calvin Jeremy), dan Bima (Achmad Megantara) menjelajahi sebuah desa mistis.
“Saya semangat sekali ketika nonton trailer-nya. Saya sangat excited. Semoga bisa jadi game changer buat tontonan horor Indonesia yang lebih menarik lagi,” kata Manoj mengenai trailer dan poster yang dirilis di MD Place, Jakarta, Rabu (21/1/2020).
Banyak adegan yang terlihat menantang bagi para pemain, didukung dengan suasana menegangkan yang digambarkan kurang-lebih mirip dengan bayangan para pembaca utas maupun buku “KKN: Di Desa Penari”.
“Senang sekali ketika lihat trailer-nya, karena apa yang sudah kita kerjain kemarin cukup memuaskan. Semoga kita bisa memberikan nyawa buat film ini, sehingga pembaca sebelumnya juga puas sama film ini,” ujar pemeran tokoh Nur, Tissa Biani.
Film “KKN: Di Desa Penari” diangkat dari sebuah cerita yang dibuat oleh Simpleman, yang sempat viral pada 2019. Kisah berawal dari kunjungan sekelompok mahasiswa yang berkunjung ke sebuah desa untuk melakukan KKN (Kuliah, Kerja Nyata).
Perjalanan yang awalnya terasa biasa-biasa saja ini ternyata berubah menjadi pengalaman yang menyeramkan dan membuat trauma untuk mereka. Mulai dari suara gamelan yang muncul entah dari mana.
Hingga adanya sosok penari wanita yang secara tiba-tiba menghilang begitu saja tepat di depan mereka. Kejadian demi kejadian aneh terus berlanjut di tengah kegiatan mereka di Desa Penari.
Aktris Tissa Biani mengaku harus menghadapi sejumlah tantangan demi memerankan karakter Nur dalam film “KKN: Di Desa Penari”; mulai dari belajar Bahasa Jawa, hingga menari tradisional.
“Banyak tantangan yang harus aku lakuin, ya. Mulai dari dialek, kita dituntut untuk bukan cuma dialek tapi juga bisa Bahasa Jawa sedikit-sedikit,” kata Tissa saat ditemui di sela-sela peluncuran trailer dan poster film itu.
Selain itu, untuk memerankan karakter Nur yang diceritakan sempat dirasuki roh seorang penari, Tissa juga harus belajar menari tradisional, walaupun ia tidak memiliki dasar sebagai seorang penari.
Gadis kelahiran tahun 2002 itu juga harus menjalani pelatihan menari selama satu pekan sebelum proses syuting dimulai. Ia mengaku cukup kaku dan kesulitan. “Nur, yang berat banget ada adegan menari, dan aku basic nari belum punya. Pas hari pertama (pelatihan), aku sangat kaku karena enggak ada basic di sana. Workshop sekitar seminggu dan mepet sama syuting,” ujar Tissa.
Meski demikian, ia berharap perjuangannya dapat berbanding lurus dengan penampilannya di film itu dan memuaskan penonton serta pembaca utas dan buku “KKN: Di Desa Penari” itu. “Semoga di filmnya aku bisa memberikan ‘nyawa’ di sana, dan memuaskan ekspektasi penonton dan pembacanya,” ujar Tissa. (net/lin)