Kementerian Agama (Kemenag) mencabut izin operasional 11 Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU). Karena sampai batas waktu yang ditentukan, sebelas PPIU tersebut tidak melakukan sertifikasi sebagai Biro Perjalanan Wisata (BPW).
semarak.co -Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah M. Arfi Hatim menegaskan, sanksi pencabutan izin diberikan karena sampai batas waktu yang ditentukan, ke-11 PPIU tersebut tidak melakukan sertifikasi sebagai BPW.
Padahal, kata Arfi, sertifikasi BPW bagi PPIU menjadi kewajiban sebagaimana diatur dalam PMA Nomor 8 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Perjalanan Ibadah Umrah. Jika tidak bisa dipenuhi, maka pada ayat (5) diatur sanksi izin operasionalnya sebagai PPIU dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Menurut Arfi, Pasal 48 ayat (4) PMA 8/2018 mengatur, paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Peraturan Menteri ini, PPIU wajib memiliki sertifikat usaha jasa perjalanan wisata dengan kategori biro perjalanan wisata.
“Sampai batas akhir yang telah ditentukan di 2019, mereka tidak menyerahkan sertifikat BPW bahkan tidak juga menyampaikan laporan progres sertifikasinya. Karena itu, sesuai ketentuan, izin operasionalnya dicabut,” tegas Arfi di Jakarta, Jumat (10/1/2020) seperti dirilis Humas Kemenag.
Sejak terbit PMA 8 Tahun 2018, PPIU diberikan waktu satu tahun untuk melakukan sertifikasi sebagai BPW. Ketentuan ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Kompetensi dan Sertifikasi Usaha di Bidang Pariwisata. Regulasi tersebut mengamanatkan pelaksanaan sertifikasi BPW. (smr)
Berikut data 11 PPIU yang dicabut izinnya:
- PT. Madani Mitra Mulia,
- PT. Kayangan Mandiri Utama,
- PT. Witami Prabuana Cipta,
- PT. Arhas Bugis Tour & Travel,
- PT. Arthayu Jeanan Lintasbuana,
- PT. Alharam Wisata Illah,
- PT. Hijau Tumbuh Kembang,
- PT. Fahmul Fauzy,
- PT. Kalam Imran Farok Tours,
- PT. Praba Arta Buana Utama, dan
- PT. Fatuha Amanah Wisata Insani.