Semua orang bisa membuat film. Dengan bermodalkan handphone karya pun lahir. Hanya saja, bagaiman film itu bisa dinikmat masyarakat banyak. Sutradara film Angga Dwimas Sasongko berbagi sejumlah tips untuk membuat film bagi para pemula.
semarak.co -Sutradara peraih Piala Citra itu mengungkapkan hal paling utama dalam membuat film yang bagus adalah menyiapkan skenario. Dia mengatakan saat ini ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk belajar membuat scenario, salah satunya melalui YouTube.
“Jadi mau pakai kamera canggih sedunia pun, kalau skenarionya jelek, filmnya ya jelek aja,” ujar Dwimas dalam diskusi Huawei Film Awards di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/12/2019).
Film yang bagus, menurut Dwimas, harus mampu menyampaikan isi cerita kepada yang menonton. “Kunci dari kesuksesan sebuah film itu story telling harus bagus. Tools atau kamera hanya support system untuk menyampaikan emosi ke penonton,” ucapnya.
Selain itu, kunci dari bagusnya sebuah film juga terletak dari kemampuan akting pemain yang terlibat di dalamnya. Di sinilah peran dari sutradara untuk mampu mengarahkan para pemainnya agar mengeluarkan kemampuan secara maksimal.
“Jangan pakai pemain karena lagi naksir sama seseorang terus diajak main film. Tapi apakah kita perlu bekerja dengan aktor profesional, enggak juga. Saya bekerja dengan berbagai macam aktor bahkan di film ‘Cahaya Dari Timur’, itu 90 persen pemainnya belum pernah lihat kamera,” terang Angga.
Angga juga menyebut salah satu hal yang sering dilupakan para pembuat film adalah tahap preproduction. Menurut dia untuk tahapan ini bisa memakan waktu yang lebih lama dibanding dengan waktu syutingnya.
Bagi kalian yang tertarik bisa langsung mendaftarkan tim produksi film pendek dalam webiste resmi milik Huawei consumer Indonesia. Tahapan ini berlangsung sejak 15 Desember hingga 25 Februari 2020. Nantinya, peserta terpilih dari Indonesia akan dikirimkan karya-karyanya untuk beradu dengan negara Asia Pasific lain.
Seperti diketahui, Huawei Consumer Business Group Indonesia baru saja mengumumkan pembukaan penghargaan film tingkat Asia Pasifik yakni Huawei Film Awards (HFA) di Bekasi, Indonesia, Rabu (18/12/2019).
Ini merupakan pertama kali Huawei mengadakan penghargaan atas film pendek tersebut. Indonesia menjadi salah satu di antara negara Asia Pasific lainnya, yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Bertemakan ‘Empowering Your Possibillities’, HFA mendorong para kreator film untuk mengeksplor konten melalui Huawei device.
Deputy Country Director Huawei Indonesia Lo Khing Seng menyebut, Mate 30 Pro layak untuk memproduksi Film. Pasalnya, menurut Khing Seng, Mate 30 Pro memiliki lensa khusus Cynematografi.
“Mate 30 pro memiliki sensor khusus, punya 2 sensor yang spesifik buat video dan buat kamera serta ukuran sensornya 2 kali lebih besar dibanding yang lain” ujarnya.
Mate 30 Pro dilengkapi dengan sejumlah fitur pendukung video dan terdapat fitur andalan berupa Slow-Mo dan Time Lapse. Fitur ini menjadi nilai tersendiri jika dikombinasikan ke dalam sebuah film.
Meski Huawei Mate 30 Pro cukup mumpuni, namun pihaknya tak memaksa peserta untuk menggunakan itu dalam proses produksi. Melainkan, hanya harus menggunakan perangkat Huawei walaupun serinya berbeda.
Untuk meyakinkan smartphonenya mumpuni untuk produksi film, Huawei menawarkan hadiah yang cukup fantastis. Tak main-main, total hadiah yang ditawarkan mencapai 20 ribu dollar AS atau sekitar Rp280 juta.
Nantinya pemenang akan terbagi dalam 5 kategori yakni Asia pasific Best Film, Asia Pasific Best Director, Asia Pasific Best Cinematography, Country Level Film, Asia Pasific Best Actor and Actress. Selain itu, Huawei tim bersama dengan CEO Founder dari LSPR juga turut menjadi juri dalam HFA.
Berkat kemajuan inovasi dan teknologi smartphone Huawei Mate 30 Pro saat ini seseorang bisa mendapatkan hasil film dengan tampilan, suara, dan efek yang sama dengan kamera canggih.
“Sekarang saatnya memikirkan kembali videografi saat kualitas aplikasi video dan membuat film semakin meningkat yang menjadikan smartphone filming menjadi lebih terkenal beberapa tahun belakangan ini.
Lebih mudah dipahami dan diterapkan, smartphone telah membuka jendela kemungkinan bercerita dan menjadi alat yang membuat film making terasa semakin dekat,” kata Lo Khing Seng.
Inilah beberapa fitur Huawei Mate 30 Pro untuk membuat film berkualitas bagus:
Cine Camera
Dengan sensor super besar 1/1.54 inci untuk memastikan pencahayaan yang cukup di kondisi apa pun, Huawei Mate 30 Pro dapat diandalkan di kondisi cahaya redup. Cine Camera juga mendukung sensitivitas cahaya yang dapat disesuaikan hingga ISO 51200 di situasi yang sangat gelap.
Fitur ini memberikan detail yang jelas dan siluet tajam yang dapat direproduksi secara akurat di video untuk memastikan tiap pergerakan terlihat nyata dan terang.
256x Ultra-Slow-motion Video
Perlambat momen penting yang sedang berlangsung hingga 7,680 frame per detik, seperti 80 kali kepakan sayap seekor burung per detik.
3D-Depth Sensing Camera
Fitur ini secara akurat mengukur kedalaman karakter dan objek yang berbeda. IPS yang ditingkatkan memungkinkan efek bokeh yang mendalam dan dinamis untuk ditambahkan ke dalam video secara real-time, menjadikan gambar portrait-nya menonjol.
Parameter Kecepatan, Interval, dan ISO yang dapat disesuaikan
Pengguna dapat menikmati time-lapse pro-mode dengan ultra-wide angle, 4K, dan ultra-low-light video. Saksikan warna langit yang berubah dari siang ke malam, bunga yang mekar semalaman, garis bintang menjadi sangat jelas dan padat dalam hitungan detik.
Salah satu film pendek yang baru-baru ini direkam hanya dengan menggunakan Huawei Mate 30 Pro berjudul “27”. Film ini dibuat oleh sutradara asal Bangkok, Sorayos Prapapan, yang menceritakan tentang transisi keluguan menjadi kedewasaan yang tidak bisa dihindari dan terasa sangat dekat. (net/lin)