Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menggandeng Bank Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi, dan Organisasi PBB untuk Pembangunan Dunia (UNDP) dalam membangun Desa Agrowisata di Lubuk Bangkar, Kecamatan Batang Asai, Sarolangun, Jambi.
Program ini diresmikan Senin (2/9), dihadiri Anggota Baznas Nana Mintarti, Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Zakat Baznas Irfan Syauqi Beik, Wakil Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze, dan Wakil Bupati Sarolangun, Hillalatil Badri.
Anggota Baznas Nana Mintarti mengatakan, pengembangan Agrowisata Desa Lubuk Bangkar dititikberatkan pada program andalan berupa pemberdayaan petani kopi melalui budidaya dan pengembangan produk olahan pascapanen.
Masyarakat juga, kata Nana, menerima pendampingan dan pengembangan budidaya perkebunan karet dan penanganan produksi. Desa Lubuk Bangkar menjadi lokasi program komprehensif dari seluruh program penyaluran zakat yang dilaksanakan Baznas, meliputi ekonomi, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan dan sosial serta dakwah.
Di lokasi ini, lanjut Nana, Baznas melakukan pemberdayaan peternakan kambing dan domba, pengembangan kerajinan tangan tradisional dari daun pandan, pengembangan agrowisata Bukit Tempurung dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Dana zakat, infak dan sedekah yang ditunaikan para Muzaki BAZNAS sebelumya telah diwujudkan dalam pembangunan satu unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) berkapasitas 60 KW yang dinikmati manfaatnya oleh 2.000 warga.
Dengan tersedianya listrik di desa tersebut, Baznas kemudian mendorong produktivitas masyarakat dengan mengembangkan program di bidang pertanian, perikanan, UMKM dan pengolahan kopi.
“Terimakasih untuk dukungan dari Bank Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi dan UNDP sehingga program pengembangan potensi Desa Lubuk Bangkar ini dapat terus berkelanjutan. Peran serta masyarakat Lubuk Bangkar juga menjadi kunci pelaksanaan program yang ideal,” katanya.
Kemitraan ini merupakan bagian dari kolaborasi yang lebih besar antara BAZNAS, Bank Jambi, Pemerintah Provinsi Jambi dan UNDP dalam inisiatif Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Terletak di ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, desa dataran tinggi Lubuk Bangkar menawarkan pemandangan indah perkebunan kopi dan ladang sayuran yang menghiasi perbukitan hijau. Dipadu dengan potensi yang dimiliki desa ini, berbagai kegiatan baru tersebut disiapkan untuk lebih menarik pengunjung.
Wakil Perwakilan UNDP Indonesia Sophie Kemkhadze mengatakan memanfaatkan ekonomi lokal adalah salah satu cara konkret untuk membawa SDGs lebih dekat dengan masyarakat.
“Menerapkan SDGs di tingkat lokal membutuhkan pendekatan terintegrasi. UNDP percaya bahwa pembangunan ekonomi lokal dapat secara efektif mengurangi ketimpangan, memupuk kohesi sosial dari bawah ke atas, menghasilkan peluang bisnis lokal dan pekerjaan yang sangat dibutuhkan,” tutupnya.
Ms Kemkhadze, berharap dapat melihat hasil dari inisiatif yang saya yakin akan melibatkan masyarakat yang terpinggirkan, khususnya perempuan dalam proses pengambilan keputusan
UNDP berharap melalui kemitraan ini dapat membantu dalam memberantas kemiskinan dan masyarakat yang makmur dalam mencapai SDGs terutama dalam tujuan no 1 (No Poverty). (lin)