BCA Syariah bersama Dompet Dhuafa (DD) bercita-cita memajukan perekonomian para nelayan Indonesia, khususnya di pesisir Situbondo, Jawa Timur. Kolaborasi DD dengan BCA Syariah mengambil lokasi Desa Sumberwaru di dekat Taman Nasional Baluran, Rabu (1/5).
Seperti diketahui, Indonesia memiliki anugerah laut yang begitu luas dengan berbagai sumber daya ikan di dalamnya. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, karena luas laut dan jumlah pulaunya.
Panjang pantai Indonesia mencapai 95.181 Km (World Resources Institute, 1998) dengan luas wilayah lautnya mencapai 5,4 juta Km2. Angka tersebut mendominasi total luas teritorial Indonesia sebesar 7,1 juta Km2.
Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara dengan karunia sumber daya kelautan yang besar. Termasuk kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar.
Namun sumber daya kelautan tersebut, kekayaannya belum dapat maksimal pemanfaatannya. Nelayan Indonesia juga masih jauh dari kata sukses dan makmur. Masyarakat pesisirnya juga masih berada dalam level ekonomi yang cenderung begitu saja. Melihat kondisi tersebut,
Manager Corporate Partnership Dompet Dhuafa Filantropi Sulis Tiqomah mengatakan, potensi lokal kelautan, sentra nelayan dan juga pertanian, melimpah di Sumberwaru. Bentangan pantai yang menghadap taman nasional, seharusnya menjadi potensi peningkatan ekonomi bagi masyarakat pesisir.
Namun kehidupan warga di lokasi tersebut, kata Sulis, rata-rata penghasilan penduduknya hanya Rp20 ribu per hari. Padahal mereka memiliki kekayaan potensi lokal tersebut, yang jika dimaksimalkan akan mendongkrak perekonomian masyarakat Sumberwaru.
“Di Sumberwaru, Dompet Dhuafa melihat potensi lokal yang begitu kaya. Baik dari sektor kelautan maupun pertanian. Namun, masyarakat setempat belum dapat memaksimalkannya,” ujar Sulis dalam rilis Humas BCA Syariah, Kamis (2/5).
Sehingga di 2017, lanjut dia, pihaknya di DD menginisiasi adanya program pemberdayaan masyarakat ‘Sentra Perikanan Pesisir Situbondo’ dengan tujuan mendongkrak perekonomian masyarakat setempat.
Pada guliran program tersebut, kata dia, sebanyak 25 Kepala Keluarga tercatat sebagai penerima manfaat pemberdayaan, di sentra budidaya perikanan Kerapu. Kali ini, sentra budidaya ikan Kerapu mengambil teknik budidaya jaring atau keramba apung dan pembenihan.
Dalam pelaksanaannya, masyarakat penerima manfaat tergabung dalam Gabungan Kelompok Nelayan dan mendapatkan pelatihan, pendampingan, serta pengembangan kemampuan di bidang budidaya Kerapu.
Kerapu dipilih untuk dibudidayakan di Sumberwaru, mengingat ikan tersebut memiliki nilai jual tinggi dan merupakan salah satu komoditi ekspor Indonesia. Sejak 2017 bergulir, program tersebut kini membuahkan hasil.
Masyarakat mulai terampil sebagai pembudidaya Kerapu jaring apung. Bahkan akhir April ini, para penerima manfaat program juga tengah panen dan menikmati hasil budidayanya.
“Alhamdulillahnya di program tersebut, kami tidak berjalan sendirian. Ada BCA Syariah yang turut menyalurkan semangat berbagi untuk memberdayakan masyarakat peisisir Situbondo. Kini para penerima manfaat sudah mulai memanen hasilnya,” tambahnya.
Kepala Satuan Kerja Bisnis dan Komunikasi BCA Syariah Yanto Tanaya mengatakan, merupakan suatu kebanggan bagi kami dapat ikut serta dalam program pemberdayaan perekonomian masyarakat pesisir Situbondo.
“Dana sosial yang kami salurkan melalui Dompet Dhuafa merupakan zakat dari nasabah yang dititipkan melalui BCA Syariah sehingga merupakan sebuah amanah bagi kami,” ujarnya.
BCA Syariah berkomitmen untuk menjalankan amanah tersebut dengan penuh tanggung jawab. “Karena itu, kami menyalurkan dana zakat nasabah melalui mitra kami yaitu Dompet Dhuafa dalam salah satu program unggulannya yaitu budidaya ikan kerapu,” katanya.
“Kami turut senang dengan bergulirnya program tersebut. Mengingat program tersebut kini sudah mulai menunjukkan hasilnya dan masyarakat setempat perlahan terangkat perekonomiannya sekaligus menjadi potensi perekonomian baru di Sumberwaru,” ungkap Yanto”. (lin)