Partai koalisi pendukung Prabowo – Sandi satu per satu sepakat dengan Ucapan Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal atmosfir kemenangan Prabowo-Sandi di pilpres 2019. Setelah Partai Gerindra dan PKS, giliran Partai PAN mengaku merasakan hal serupa.
Wakil Sekjen PAN Faldo Maldini menilai, SBY merupakan tokoh yang dikenal sebagai ahli strategi dikancah politik Indonesia. Asam dan manis politik pernah dirasakan mantan presiden dua periode tersebut. Dia pun yakin prediksi SBY telah melalui hitungan matang.
“Beliau adalah presiden terlama setelah reformasi. Berkat pengalaman panjangnya, beliau ini sudah punya ilmu laduni politik, bisa memprediksi secara presisi. PAN tentunya mengaminkan proyeksi beliau,” kata Faldo saat dihubungi wartawan, Selasa (1/1).
Berdasarkan hasil survei internalnya, Faldo menilai prediksi dari SBY sangat realistis. Pasalnya, saat ini posisi elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 Prabowo-Sandi naik terus angkanya.
Anak buah Zulkifli Hasan itu meyakini terus merangkak naiknya elektabilitas paslon penatang tak terlepas dari keinginan masyarakat untuk pemimpin kompeten. Dia pun menilai pilpres kali ini selayaknya pada waktu pemilu 1955 lalu.
“Keinginan masyarakat untuk menghadirkan kepemimpinan yang lebih kompeten sangat besar. Mereka rela untuk menyumbangkan sebagian penghasilannya. Kalau baca sejarah, ini auranya kayak Pemilu 1955 lagi. Dalam partisipasi publik ya? Bukan politik alirannya,” pungkas Faldo.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi Andre Rosiade pun setuju dengan yang dirasakan SBY. Alasannya, karena survei internal pun telah menunjukan gap elektabilitas Prabowo semakin tipis.
Sehingga sangat mungkin dikejar di sisa masa kampanye ini. “Dari survei internal kita jaraknya sudah enggak jauh, tinggal sedikit gap elektabilitasnya,” ujar Andre saat dihubungi wartawab, Selasa (1/1).
Selain survei, kubu 02 juga berpatokan dengan animo masyarakat kepada Prabowo dan Sandi. Pasalnya setiap kunjungan ke daerah, rakyat selalu berbondong-bondong menghampiri Prabowo-Sandi. Padahal diakuinya, tidak ada upaya pengerahan masa dari koalisi.
“Pak Prabowo datang ke mana-mana, respons masyarakat tanpa perlu dikerahin selalu ramai, Bang Sandi datang ke desa langsung orang ngumpul ribuan gitu loh. Enggak sulit. Magisnya petahana di 2014, daya tarik petahana sudah berkurang, pindah ke Pak Prabowo dan Bang Sandi,” pungkas Andre.
Politikus PKS Pipin Sopian mengaku partainya juga merasakan hal yang sama dengan SBY. Menurut Pipin, keinginan masyarakat untuk pergantian presiden dinilai sangat tinggi. “PKS juga merasakan hal yang sama. Aura 2019 ganti presiden sungguh terasa ketika kita turun langsung ke masyarakat,” kata Pipin dilansir JawaPos.com, Selasa (1/1).
Pria yang juga menjabat sebagai juru bicara Prabowo-Sandi ini mengklaim angin perubahan Indonesia semakin menguat. Di tengah berbagai persoalan bangsa, rakyat Indonesia ingin perubahan ke arah lebih baik. “Kami optimis 2019 Prabowo-Sandi menang dan PKS dapat lebih menguatkan posisinya di parlemen,” katanya.
Tak hanya hanya dukungan ke Prabowo, dia menyebut, dukungan masyarakat terhadap partainya juga diklaim menguat di pileg 2019 mendatang. Dia optimistis menatap pileg dan pilpres mendatang. “Selain dukungan kepada Prabowo-Sandi, alhamdulillah untuk legislatifnya PKS mendapat dukungan dari masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak mengutip ucapan dari Presiden ke-6 SBY terkait prediksi Pilpres 2019. Hal ini dituturkan Dahnil saat jumpa media di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Senin (31/12).
“Ini ada rahasia yang ingin saya ungkap. Pak SBY ngomong beliau sudah ikut pilpres dua kali, beliau tahu persis atmosfer kemenangan itu seperti apa. Pak SBY bilang ‘Atmosfer kemenangan ada di Prabowo-Sandi’ begitu beliau bilangnya saat bertemu Prabowo beberapa waktu lalu,” kutip Dahnil.
Dalam kiprah kemiliteran, lanjut Dahnil, tak ada yang meragukan strategi atau pun prediksi SBY sebagai jenderal TNI. Karenanya, saat SBY sudah mengendus aroma kemenangan Prabowo di Pilpres 2019, Dahnil meyakini hal itu akan terwujud.
“Bukan tanpa alasan Pak SBY menyatakan hal tersebut, sudah dua kali pak SBY memenangkan pilpres secara langsung, di Indonesia itu tak ada yang bisa menang begitu, baru Pak SBY,” yakin Dahnil.
Dahnil melanjutkan, tanda kemenangan Prabowo dan Sandiaga terlihat jelas saat pasangan ini turun langsung ke masyarakat. Animo rakyat kepada kedua tokoh diklaim begitu besar, secara sukarela dan bukan karena sembako atau sebagainya.
“Ini tanpa dimobilisasi sembako atau amplop. Ini gelombang perubahan. Gelombang ini semakin besar, dan suasana kampanye yang menjadi konsep Prabowo-Sandi juga berbeda,” kata Dahnil. (jpc/net/lin)
sumber: jawapos.com