Kementerian BUMN bersama PT Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) memiliki cara unik untuk memastikan ketahanan pangan dapat berlangsung awet.
Sebanyak 50 staf BUMN yang tergolong milenial diajak mengikuti rangkaian acara peluncuran Gerakan Mengawal Masa Tanam Oktober 2018 – Maret 2019 (OKMAR) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (17/12).
Ke-50 staf milenial BNI dan KAI di Jawa Tengah tersebut diminta menyediakan kudapan kepada 200 petani yang menjadi peserta Program Padat Karya Tunai (PKT) yang dibiayai BNI.
Selanjutnya, ke-50 staf milenial tersebut juga diajak untuk terjun langsung ke sawah untuk mengikuti Program Menanam Padi Secara Massal bersama-sama dengan sekitar 500 petani Banyumas dan sekitarnya.
Rangkaian acara peluncuran Gerakan Mengawal Masa Tanam Oktober 2018 – Maret 2019 (OKMAR) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah tersebut berlangsung di Desa Pegalongan, Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (17/12).
Hadir pada kesempatan itu, Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dirjen PPMD) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa) Taufik Madjid, Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro, Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto, CEO BNI Wilayah Yogyakarta Arif Suwasono, 50 wakil milenial BUMN dari Jawa Tengah, dan sekitar 500 petani Banyumas dan sekitarnya.
Rangkaian acara Gerakan Mengawal Masa Tanam Oktober 2018 – Maret 2019 (OKMAR) di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah juga dimeriahkan oleh hadirnya sekitar 200 pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berada di Purwokerto dan Banyumas.
Mereka membawa produk-produk unggulannya untuk kemudian menjajakannya dalam acara yang sama dalam balutan konsep BUMN Shop.
Catur Budi Harto menyebutkan, Banyumas merupakan salah satu dari 56 kawasan penghasil komoditas pangan di seluruh Indonesia yang menjadi target Gerakan Mengawal Musim Tanam OKMAR 2018/2019 hingga Maret tahun depan.
Tujuan BNI dan Kementerian Pertanian dalam melaksanakan Gerakan ini adalah memastikan sarana produksi dan pembiayaan untuk mendukung proses produksi pertanian dapat dipastikan ketersediaannya sejak awal.
“Di BNI, kalau perlu pembiayaan petani tinggal mendaftarkan namanya untuk mendapatkan KUR. Bunganya hanya 7%, itu artinya setiap pinjaman Rp 1 juta bunganya Rp 5.800 per bulan,” ujar Catur dalam rilis Humas BNI.
Dan para petani yang membutuhkan pembiayaan hingga Rp 25 juta, lanjut Catur, tidak disyaratkan adanya agunan. Nantinya, dana KUR tersebut akan dapat diterima oleh petani di dalam Kartu Tani. “Untuk mengamankan masa tanam ini, petani juga dapat memasukan biaya hidup sebagai bagian dari komponen pembiayaannya,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut dia, di Banyumas, BNI juga menyerahkan secara simbolis KUR bagi para petani, yaitu kepada Kusno pengelola lahan 1 hektar (Ha), Sikin pengelola lahan 3 Ha, dan Miswanto pengelola lahan 300 meter persegi.
Mereka merupakan 3 dari 16 debitur yang mendapatkan KUR BNI terbaru Banyumas. KUR tersebut menambah portofolio penyaluran KUR oleh BNI. Dimana hingga 30 November 2018, KUR yang telah disalurkan BNI mencapai Rp 15,65 triliun dan menyentuh 134.334 penerima KUR di seluruh Indonesia.
Di luar KUR tersebut, BNI juga menyalurkan program Kredit Kemitraan yang secara simbolis diberikan kepada Parsono (penggusaha industri makanan olahan), Marwoto (penggusaha industri makanan otak-otak), dan Tumidi (penggusaha industri pengolahan kayu tebang dan kusen).
Penyaluran KUR BNI ini dan dukungan BNI terhadap Gerakan Mengawal Musim Tanam OKMAR 2018/2019 merupakan wujud kontribusi BNI untuk mensejahterakan petani, melalui penyediaan akses permodalan yang mudah dan murah di sektor pertanian dan perkebunan.
Gerakan ini diharapkan menjadi salah satu penopang program pemerintah dalam upaya meningkatkan produktivitas petani, pemerataan pendapatan, dan pengentasan kemiskinan.
Dalam sambutannya, Imam A Putro menuturkan, milenial BUMN memang sengaja kami ajak untuk ikut terlibat dalam Program Gerakan Mengawal Masa Tanam Okmar 2018 – 2019. Ini merupakan bagian dari Sinergi BUMN yang pada ujungnya berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani.“Kami mengajak juga BULOG sebagai offtaker (pembeli siaga) hasil panen petani,” ujarnya.
Taufik Madjid menambahkan bahwa Kementerian Desa & PDTT bersama Kementerian BUMN menginisiasi program BUMNshop yang bertujuan mengembangkan potensi bisnis BUMDes untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa dan memperkuat posisi BUMN. Konsep BUMNShop ini memungkinkan adanya pasokan produk dari BUMN sekaligus memastikan peningkatan kualitas BUMDes.
Program Padat Karya
Catur juga menuturkan, dukungan BNI dalam menjaga keberhasilan Masa Tanam ini juga diberikan dengan memberikan bantuan Program Padat Karya Tunai (PKT). Program PKT ini akan selalu menyertai Gerakan Mengawal Masa Tanam Okmar 2018-2019.
Sebelumnya, PKT telah dilaksanakan dalam bentuk normalisasi irigasi dan jalan desa, di Banyumas sepanjang 4 kilometer (km). Program serupa juga telah dilaksanakan di Aceh untuk sepanjang 3 km dengan 300 peserta, Jember sepanjang 2 kilometer sebanyak 250 orang, Barito Kuala sepanjang 3 km melibatkan 300 orang, dan di Malang 2 km. (lin)