Direktur Operasional Pelayanan Publik (OPP) Perum Bulog (perusahaan umum Badan Urusan Logistik) Tri Wahyudi Saleh bicara blak-blakan soal peran Bulog dalam menjaga stabilitas harga beras saat menjadi narasumber dalam acara Dialog Publik Forum Monitor bertajuk “Menyoal Stok dan Stabilitas Harga Beras” di Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat Tangerang, Selatan, Rabu (24/10).
“Menjaga stabilitas harga beras adalah salah satu pilar yang dijalankan Bulog. Dimana perusahaan plat merah ini berfungsi sebagai operator pemerintah dalam mengurusi tata niaga beras,” ujar Tri Wahyudi.
Jadi tugas Bulog, lanjut Tri Wahyudi, membeli gabah petani, lalu dijual kembali. “Kami yang tentukan harganya, pada saat konsumen tinggi, Bulog juga harus jual murah. Nah itu tugasnya Bulog. Bulog harus jual murah kepada konsumen, dan beli tinggi kepada para petani,” katanya.
Dalam mengimplementasikan tugasnya, Tri Wahyudi menjelaskan Bulog memegang konsep tiga pilar dalam mengendalikan harga dan pendistribusian. Pertama, ketersediaan beras. Tri menjelaskan, pihaknya akan memastikan produksi pertanian di negeri ini tersedia dengan baik.
“Bulog juga memastikan, masyarakat tidak kesulitan membeli pasokan beras sebagai sumber makanan pokok. Kedua, soal keterjangkauan. Ketersediaan pasokan beras harus diiringi dengan keterjangkauan oleh masyarakat. Sebab jika tidak dijangkau, akan menimbulkan persoalan baru,” rincinya.
Terakhir, kata Tri Wahyudi, masalah stabilitas. Seperti hari ini, hari ini harga beras sudah mulai merangkak naik. “Ini adalah menjadi fenomena tahunan. Jadi pada Oktober, November, Desember sampai Februari, biasanya harga beras akan naik. Karena belum masa panen. Nah di sini tugas Bulog untuk menjaga stabilitas harga,” pungkas Tri Wahyudi.
Sekretaris Perusahaan Bulog Siti Kuwati mengatakan, Bulog memiliki program CSR (Coorporate Sosial Responsibility) yang fokus pada prinsip PADI. “P-nya itu pertanian, yang A-nya adalah aksi sosial kemasyarakatan. Misalnya untuk membagi sembako murah atau membantu pembangunan rumah ibadah, D-nya adalah dukungan terhadap UMKM, dan I adalah Indeks Pembangunan Manusia,” ujar Kuwati di tempat yang sama.
Pada kesempatan itu, Kuwati mengajak mahasiswa untuk berperan aktif dalam pemberdayaan dunia pertanian di Indonesia salah satunya melalui pemanfaatan dukungan program BULOG untuk generasi muda yang fokus pada bidang pertanian. (lin)