Ternyata produk kaos bertuliskan atau tagar bergambar #2019GantiPresiden bukan sekadar ramai di media sosial (medsos), tapi memang penjualannya pun laris manis sebagai suvenir melalui online.
Berawal dari video produksi kaos sablon bertuliskan #2019GantiPresiden viral di medsos. Kaos-kaos tersebut dijual online oleh banyak pedagang. Salah satunya usaha kaos sablon milik Anton Umar. Pria yang akrab disapa Haji Anton ini dengan lugas menyatakan, awal dirinya memproduksi sejumlah souvenir dengan tulisan #2019GantiPresiden itu lebih didasari karena bagian dari menyuarakan isi hati juga. Selain menangkap momen bisnisnya.
“Kalau saya lihat di Facebook tulisan itu (#2019GantiPresiden,red) sangat viral. Awalnya saya hanya memproduksi sablon kaos untuk diri sendiri dan beberapa teman yang memang mendukung gerakan ganti presiden di pemilu 2019 nanti. Tapi ternyata produksi sablon kaos saya ini malah banyak peminat nya,” ucap Haji Anton di tokonya kawasan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (8/4).
Peluang bisnis pun akhirnya menjadi pilihan Haji Anton yang biasa memproduksi sablonan kaos dan souvernir untuk dijual di toko-toko distro ini. Ia langsung memproduksi tulisan #2019GantiPresiden itu secara massal. Tak lebih dari seminggu pesanan mencapai seribu kaos. “Bahkan kini, tiga minggu sudah saya memproduksi souvenir dengan tulisan #2019GantiPresiden hampir 4.000 kaos. Dipesan oleh pedagang dari berbagai daerah yang ingin kembali menjual produk saya ini,” ujarnya.
Tak hanya kaos, produk souvenir lainnya, seperti mug, pin, topi juga ikut laris dipesan. Di dalam rumah produksinya plus showroom seukuran 4×5 meter persegi ini, Haji Anton menerima pembelian baik pembelian satuan hingga grosiran.
“Semuanya juga ikut laku. Hingga saya untuk sementara ini menghentikan produksi sablon untuk tulisan lain. Kalo grosir tentu harganya jauh lebih murah dibanding satuan. Kalo kaos dari Rp 70 ribu sampai Rp 85 ribu. Mug seharga @ Rp 25 ribu dan pin serta gantungan kunci @Rp 5 ribu. Ini yang saya namakan bisnis berkah. Yakni jualan sambil bisa menyuarakan suara hati saya yang menginginkan pergantian presiden. Karena di era presiden sekarang ini, bisnis kaos sangat seret penjualannya,” tandasnya menambahkan.
Seperti diketahui, fenomena ini sejak politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera, 27 Februari 2018 lalu di media sosial menggaungkan gerakan #2019GantiPresiden terus menjadi perbincangan warganet. Hingga kemudian diikuti munculnya sejumlah souvenir untuk mendukung aksi tersebut. Mardani menganggap viralnya tulisan #2019GantiPresiden yang disablon di kaos, mug, topi, dll, merupakan salah satu respons masyarakat atas kegagalan pemerintah saat ini.
“Era keterbukaan saat ini memungkinkan masyarakat menyampaikan kritik secara kreatif. Jadi viral #2019GantiPresiden harus disikapi arif oleh pemerintah. Di era milenial dan kreativitas info yang terbuka, semua jadi alat kontrol bagi pemerintah. Itu jadi pelecut bagi pemerintah untuk bekerja dengan benar dan jujur. Bukan pencitraan. Itu respons kreatif pada pemerintah yang gagal memenuhi janjinya,” kata Mardani dilansir INDOPOS, Senin (9/4).
Mardani tak melihat jika #2019GantiPresiden itu merupakan kampanye jelang Pilpres 2019. Menurutnya, fenomena itu merupakan suara rakyat, meski belum mewakili keseluruhan warga negara Indonesia. “Bukan kampanye karena tidak mengajak memilih pasangan calon atau paslon. Kan paslonnya belum ada. Dan belum mayoritas tapi mewakili creative minority yang biasanya punya kemampuan ide dan gagasan untuk menggulirkannya jadi bola salju,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR. (ipo/lin)