Nama putri Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid masuk dalam bursa bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang gabungan Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.
semarak.co-Yenny dinilai cocok berduet dengan capres Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin, menyebut Yenny Wahid merupakan figur alternatif yang layak diperhitungkan.
“Yenny Wahid bisa mewakili sosok perempuan, karena komposisi laki-laki perempuan itu menjadi penting. Kemudian melihat representasi dari kelompok NU dan Gusdurian yang pengaruhnya masih besar di kalangan Nahdiyin,” kata Ujang kepada Media Indonesia, Jumat, 30 Juni 2023 dilansir medcom.id grup dari mediaindonesia.com melalui laman berita msn.com.
Pengumuman pendamping Anies Baswedan rencananya diumumkan Anies secara langsung pascaibadah haji. Jika ternyata benar Yenny Wahid yang menjadi pasangan Anies, Ujang mengatakan masih cukup waktu bagi Yenny menaikkan elektabilitas capres dan dirinya.
“Masih bisa 8 bulan lagi masih bisa banyak kesempatan untuk bisa mengejar ketertinggalan elektabilitas. Contoh Pak Ma’ruf Amin pada 2019, sehingga paling tidak menyamai elektabilitas AHY. Dalam politik tidak ada yang tidak mungkin,” kata Ujang.
Koalisi Perubahan untuk Persatuan sejatinya sudah sepakat untuk menyerahkan nama cawapres di tangan Anies Baswedan. Maka dari itu, Ujang menyatakan Demokrat harus siap jika bukan AHY yang maju karena pada intinya adalah untuk memenangkan kontestasi.
“Ketika sudah berkomitmen dalam satu perahu dalam satu rumah, suka tidak suka ya harus gentle harus mau berlayar Bersama. Kemungkinan layar tersendat cukup besar. Namun hal itu dapat diatasi dengan komitmen Demokrat dan PKS. Agar koalisi perubahan itu bisa menang,” ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Review itu.
Pun begitu Ujang menilai Koalisi Perubahan masih agak rumit dalam konteks merestrukturisasi puzzle pendamping Anies, dimana ada plus minus di antara AHY dan Yenny Wahid yang keduanya belum pernah duduk di kursi pemerintahan. Namun siapapun pilihannya harus didukung dengan kompak.
“Dicari yang minusnya paling sedikit, bagaimana Koalisi Perubahan bisa tetap solid siapapun yang nanti diumumkan oleh Anies Baswedan. Tapi kelihatannya memang arah anginnya ke Yenny Wahid, saya melihatnya begitu,” tutup Ujang.
Di bagian lain Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam mengungkap sulitnya menduetkan Anies Baswedan dengan Yenny Wahid maupun Khofifah Khofifah Indar Parawansa di Pilpres 2024.
Menurut Umam, peluang buat Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa untuk menjadi bakal cawapres pendamping bakal capres Pemilu 2024 Anies Baswedan memang terbuka. Namun demikian, baik Yenny maupun Khofifah belum mumpuni secara elektabilitas.
Tingkat elektoral keduanya di klasemen cawapres berada di papan bawah, tertinggal dari nama-nama lainnya. “Yenny dan Khofifah juga dihadapkan pada tantangan masih terbatasnya tingkat elektabilitas personal yang masih belum kompetitif,” kata Umam kepada Kompas.com, Selasa (27/6/2023) dilansir TribunKaltim.co/kaltim.tribunnews.com/2023/06/30/.
Secara kebetulan, Umam mengatakan, Yenny dan Khofifah merupakan figur yang sama-sama dekat dengan kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang sebagian besar massanya tersebar di Jawa Timur. Oleh karenanya, menggandeng salah satu di antara keduanya dianggap hanya akan memperkuat suara di Jatim, tidak dengan wilayah lain.
“Sehingga, mencawapreskan Yenny dan Khofifah untuk mendampingi Anies kemungkinan basis dukungannya akan optimal di Jawa Timur saja, namun melemah di provinsi-provinsi yang lain, terutama di luar Jawa,” ujar Umam dikutip tribunkaltim.co dari laman pencarian google.co.id.
Selain itu, lanjut Umam, wacana menjodohkan Anies dengan Yenny atau Khofifah kemungkinan besar akan terganjal restu partai koalisi. Sementara, Yenny dan Khofifah bukan kader dua partai tersebut ataupun kader Nasdem. “Sedangkan kuota pengusulan NasDem sudah diserahkan dengan penunjukkan Anies sebagai capres yang merepresentasikan wajah NasDem,” kata Umam.
Namun begitu, bukan berarti sosok Yenny yang mendur dari jabatan Komisaris maskapai Garuda karena kondisi keuangan dan Khofifah tak punya nilai tawar. Sebagai sosok yang merepresentasikan kekuatan politik perempuan, keduanya diyakini mampu memperluas jangkauan pemilih.
Apalagi, sosok calon pemimpin perempuan tampaknya tak masuk radar cawapres dua bakal capres pesaing Anies, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Selain itu, kedekatan Yenny dan Khofifah dengan kelompok NU juga dianggap bisa menjadi penyeimbang buat Anies yang kerap dicitrakan dekat dengan kelompok konservatif.
“Yenny dan Khofifah bisa merepresentasikan elemen kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) yang mewakili karakter Islam moderat dan nasionalisme-religius, yang bisa dimanfaatkan Anies untuk menepis tudingan kedekatan dengan Islam konservatif,” tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Sebagaimana diketahui, nama bakal cawapres pendamping Anies Baswedan sampai saat ini belum diumumkan. Katanya, sosok calon RI-2 itu bakal diumumkan sepulang Anies beribadah haji. Adapun Anies bertolak ke Tanah Suci sejak 22 Juni 2023 kemarin. Belakangan, mencuat nama baru di bursa cawapres Anies, yakni Yenny Wahid.
Nama Yenny dimunculkan oleh Nasdem
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menilai, Yenny punya latar belakang mumpuni untuk bersanding dengan Anies pada pemilihan presiden mendatang. “Saya secara pribadi akan sangat bahagia jika Anies memilih dia, karena bukan lagi mandat saya sebagai wakil ketua umum partai, mandat itu ada sama Mas Anies. Tapi sekali lagi, sebagai seorang sahabat dari Yenny, saya akan mengatakan sangat bahagia jika dia dipilih Anies jadi calon wakil presiden,” ujar Ali kepada Kompas.com, Jumat (23/6/2023).
Sebelum Yenny, ada sosok perempuan lain yang juga diusulkan untuk menjadi cawapres Anies yakni Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Nama Khofifah digagas oleh PKS. Politikus PKS Mardani Ali Sera mengatakan, dari sejumlah nama, sosok Khofifah menguat sebagai cawapres usulan pendamping Anies di internal partai.
“Bu Khofifah banyak dibincangkan di internal, karena pertama memang cool (keren) orangnya, kemudian basisnya Jawa Timur, bisa memperkuat elektabilitas Mas Anies agak bisa kita ambil buat Pemilih perempuan, dan mudah-mudahan terbuka akses ke teman-teman Nahdalatul Ulama,” kata Mardani dalam diskusi virtual, Sabtu (13/5/2023).
Figur capres mengerujut ke 3 nama! Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Pembahasan menarik siapa sosok cawapres. Survei terbaru menemukan Sandiaga Uno, Erick Thohir, Agus Harimurti Yudhoyono paling kompetitif mendongkrak suara jika dipasangkan dengan Prabowo, Ganjar maupun Anies.
Jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) periode Mei 2023 mendapati elektabilitas Sandi tertinggi terhadap cawapres lain saat simulasi pasangan dengan Ganjar, Prabowo dan Anies. Sandi meraih dukungan 21,9 persen dalam simulasi cawapres Anies. Kemudian diikuti AHY di angka 16,7 persen. (net/tbc/smr)
Berikut elektabilitas cawapres dipasangkan Anies hasil survei SMRC periode Mei 2023:
Sandiaga Uno 21,9 persen
AHY 16,7 persen
Erick Thohir 9,6 persen
Mahfud MD 9 persen
Khofifah Indar Parawansa 6,1 persen
Airlangga Hartarto 5,7 persen
Andika Perkasa 3,5 persen
Ahmad Heryawan 1,9 persen
Said Aqil Sirodj 0,8 persen
Yahya Cholil Staquf 0,5 persen
Belum jawab 24,3 persen