Yang Anies Baswedan Tahu adalah Mardani Ali Sera

Anies Baswedan (kiri) dan Mardani Ali Sera. Foto: internet

Oleh Anonym *)

semarak.co-King Maker itu bernama Mardani Ali Sera. Mardani yang meminta Anies ikut bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017, menggantikan dirinya. Nama Anies Baswedan didapat dari Shohibul Iman presiden PKS yang sama-sama rektor Paramadina, sangat akrab dan sering kerja sama, juga usulan dari Pak JK (Jusuf Kalla, wakil presiden RI 10 dan 12).

Bacaan Lainnya

Tahun 2016 Mardani Ali Sera adalah calon gubernur (cagub) dari PKS yang berkoalisi dengan Partai Gerindra dengan cagub Sandiaga Uno. Fatsun politik bahwa yg kursinya banyak yang jadi Gub. Di DKI Gerindra lebih banyak 3 kursi dari PKS tahun 2016. Sehingga kombinasinya menjadi Sandi-Mardani.

Sandi Mardani akan berhadapan dengan Ahok, calon terkuat PDIP yang didukung Presiden Jokowi dan mantan presiden Megawati. Di detik-detik akhir PKS mengubah formasi, mengajukan nama Anies Baswedan. Awalnya ditolak koalisi karena dianggap Anies orangnya Jokowi.

Namun setelah lobi dari pak JK, akhirnya tim Gerindra PKS mulai menggodok nama Anies Baswedan. Singkat cerita disetujuilah Anies, maka dikirimlah utusan presiden PKS menemui Anies, ternyata Anies sedang sakit demam berdarah di RS.

Pak Erwin Aksa juga sebelumnya menjenguk. Alhamdulillah beliau siap jika jadi Gub DKI. Ingat ya, Anies diminta PKS, bukan dia yang mengajukan diri ke Prabowo. Formasi berubah agar PKS dan Gerindra sama-sama berkorban, maka formasi menjadi Mardani di ganti Anies, Sandiaga Uno jadi wakil gubernur.

Akhirnya esok hari Gerindra PKS deklarasi Anies Sandi dengan ketua Tim Mardani Ali Sera. Terimakasih pak Mardani, pak Shohibul Iman, pak JK yg dengan perantaranya mengikhlaskan Anies Baswedan menduduki kursi “Gubernur Indonesia.”

Jika pak Mardani dan Presiden PKS tidak meminta Anies baswedan, mungkin akan lain ceritanya. Hasil akhir jagoan pilkada 2017 Gerindra tetap Sandi, PKS tetap memaksa Anies. Akhirnya disetujui koalisi. Jadi bukan Prabowo yg meminta Anies. Tapi Mardani si cagub PKS yg legowo meminta Anies hasil musyawarah para pimpinan PKS.

Prabowo hanya menerima nama dari PKS. Karena tiket pilkada hanya tersisa dari Gerindra PKS. Tiket Gerindra untuk Sandi, Tiket PKS dikasih ke Anies, di dalamnya ada lobi pak JK. Kalau mau hutang etik harusnya ke Mardani.

Artinya, menurut Mardani: yang berjasa kepada Anies Baswedan bukan hanya orang per orang, tapi seluruh rakyat Jakarta yg telah memilih Anies. Jadi sangat lucu jika ada 1 orang yg mengaku paling berjasa, lalu selalu mengungkit2.

Dalam perjalanan pilkada, tiada anggaran, Anies mencoba jual aset namun belum laku, karena sangat mendesak akhirnya Mardani meminta Anies pinjam dana ke Sandi, terbitlah surat pinjam meminjam antara keduanya, hanya diketahui Mardani Anies Sandi.

Perjanjian berisi: Jika menang, hutang impas, karena Anies harus fokus urus Jakarta tidak bisa cawe2 nyari dana korup utk bayar hutang. Jika kalah, Anies harus bayar hutang, banyak waktu Anies bisa bekerja membayar hutang ke Sandi. Alhamdulillah menang hutang impas, masing2 ridho. Clear.

Bantuan dana kampanye berasal dari Anies Sandi, dari Gerindra, dari PKS, sedikit dari pengusaha, kabarnya dana kampanye yg terbesar dari urunan warga DKI yg simpati terhadap Anies. Buat spanduk sendiri, kumpul reboan, dll.

Anies tidak punya hutang budi terhadap siapapun, karena PKS yg meminta, maka PKS tanggungjawab menyumbang besar utk kemenangan Anies Cagub DKI, Anies membayarnya dengan kerja sangat baik. Impas. Thx PKS

Anies juga tidak punya utang budi ke partai manapun. Yg unik, jatah Wagub DKI ketika ditinggal Sandi harusnya utuk PKS (ini berkaitan deal capres 2019), tapi dari Gerindra yg jadi wagub. Sekali lagi Anies punya utang budi ke warga Jakarta yg memilihnya, sudah dibayar dengan kinerja terbaik.

Pilpres 2019, Gerindra PKS kembali bersekutu, seharusnya jika koalisi 2 Partai, Capres dari Gerindra, cawapres dari PKS. Uniknya Capres dan Cawapres keduanya dari Gerindra. Ada yg bilang serakah amat, tapi itulah realita politik jgn baper.

Karena alasan PKS happy Anies jadi Gubernur, namun ada “tukarguling” PKS akan jadi Wagub DKI, berita tersebar statmen dari pks dan gerindra. Ini yg penting dan perlu dicatat 2019: Anies ikut menyumbangkan tenaga, fikiran dan dana utk bantuan pilpres Prabowo, gantian sebelumnya dibantu pilkada DKI, beliau ikut dibarisan capres Prabowo, PKS juga nyumbang, ulama nyumbang, dll.

Dana terbesar justru sumbangan dari rakyat Indonesia yg urunan dan simpati ke Prabowo Sandi. Ada banyk statmen netizen yg mengatakan bahwa sumbangan Anies, PKS, rakyat, akhirnya mengantarkan pasangan capres itu menjadi menteri. Akadnya berharap jadi preaiden 2019.

Tadinya Anies diminta menjadi wapres, namun PKS menolak, biarkan Anies bekerja 5 tahun dulu di DKI, baru boleh ikut pilpres. 5 tahun sudah sukses jadi gubernur, PKS akhirnya ikut mendorong Anies menjadi Capres 2024. Tidak ada fatsun etika politik yg dilanggar.

Tahun 2018, persiapan Pemilu 2019. Sang ketua Tim Cagub Mardani bergerak kembali membuat strategi, lahirlah gerakan #2019GantiPresiden, gerakan ini full membantu Prabowo Sandi, bagian langkah strategis juga ucapan terimakaaih bantu pilkada DKI.

Anies dan PKS dukung Prabowo jadi presiden, jadi Anies punya sumbangsih besar mengantarkan Prabowo berjuang di pilpres 2019 yg akhirnya jadi Menteri. Di politik jangan Baper, dulu walikota Bandung Ridwan Kamil didukung PKS, lalu di pilgub RK melawan PKS.

Di Solo, PKS all out dukung Jokowi, di Pilkada DKI PKS lawan Jokowi. Biasa saja dalam politik, dan gak perlu melabel penghianat. Terimakasih pak Mardani, orang yg bergerak lincah dalam politik Indonesia, lalu membuat gerakan #kamiOposisi dan gerakan #JakartaTetapIbukota yg terbaru memimpin #gerakanPerubahan.

*) penulis tidak ditemukan sampai berita ini ditayangkan, jika nanti akhirnya ada yang mengklaim sebagai penulis, maka akan dikoreksi. Pertimbangannya, artikel menjadi pesan berantai di berbagai whatsapp (WA) grup.

 

sumber: WAGroup Keluarga DPRa angke (postKamis11/1/2024/hmurdiyo)

Pos terkait