Wujudkan Transformasi Tata Kelola, Menteri PANRB Rini Ajak Ciptakan Birokrasi yang Berpusat pada Masyarakat

Menteri PANRB Rini Widyantini saat jadi pembicara utama kegiatan program kursus singkat Internasional Building a Resilient and Innovative Indonesia: Empowering Leadership, Governace, and Sustainable Development di Auditorium Universitas Bakrie, Jakarta, Senin (27/10/2025). Foto: dok humas

Transformasi tata kelola bukan hanya tentang sistem, prosedur, atau teknologi. Akan tetapi tentang bagaimana menghadirkan negara yang semakin menyejahterakan, melayani, dan dapat dipercaya oleh masyarakat.

Semarak.co – Masyarakat tidak lagi diposisikan hanya sebagai penerima layanan, tetapi juga sebagai mitra dalam perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi kebijakan. Dengan cara pandang ini, pemerintahan menjadi lebih partisipatif, transparan, dan dipercaya.

Bacaan Lainnya

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mengajak, mari kita terus membangun birokrasi yang adaptif, terbuka, dan berorientasi pada kebutuhan warga.

“Semoga kolaborasi ini menjadi bagian dari ikhtiar panjang untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih baik bagi generasi mendatang,” tutur Menteri PANRB Rini saat jadi pembicara utama kegiatan program kursus singkat Internasional Building a Resilient and Innovative Indonesia: Empowering Leadership, Governace, and Sustainable Development di Auditorium Universitas Bakrie, Jakarta, Senin (27/10/2025).

Menteri PANRB Rini menjelaskan dalam menghadapi kompleksitas tata kelola pemerintahan modern, pemerintah membutuhkan kerangka strategis yang jelas. Karena itu, pengembangan administrasi publik diarahkan pada 5 prioritas utama.

Yakni pertama, rinci Menteri PANRB Rini, reformasi tata kelola dan regulasi agar lebih sederhana dan adaptif. Kedua, peningkatan kualitas kebijakan publik agar semakin berbasis data dan memberi hasil nyata.

“Ketiga, peningkatan kualitas pelayanan publik yang mudah, cepat, dan menjangkau semua. Keempat, peningkatan kualitas dan kompetensi ASN. Dan kelima, melakukan percepatan transformasi digital pemerintah,” ungkap Menteri PANRB Rini dirilis humas usai acara melalui WAGroup JURNALIS PANRB, Senin malam (27/10/2025).

Menteri PANRB Rini mengatakan, reformasi tata kelola tidak hanya berhenti pada penyederhanaan struktur atau regulasi, tetapi diwujudkan secara nyata melalui penyusunan proses bisnis tematik.

Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa seluruh kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah bergerak searah dalam mendukung program prioritas Presiden. “Melalui proses bisnis tematik, kami mengidentifikasi alur kerja lintas instansi yang terlibat dalam satu isu pembangunan,” imbuhnya.

Dilanjutkan Menteri PANRB Rini, misalnya Pemenuhan Gizi Nasional dan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. “Setiap aktor dalam birokrasi memiliki peran yang jelas, tanggung jawab yang terukur, dan mekanisme koordinasi yang terintegrasi,” jelasnya.

Selanjutnya, melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKP), pemerintah mendorong perubahan cara kerja dari kinerja instansional menuju kinerja terpadu. Kedepannya, fokusnya bukan lagi pada keberhasilan masing-masing instansi, tetapi pada pencapaian hasil bersama.

“Dengan shared outcome, setiap kementerian/lembaga bergerak dalam satu arah, satu irama, dan satu tujuan sehingga target pembangunan nasional benar-benar dapat kita capai secara kolektif. Sementara untuk menghasilkan kebijakan publik yang berkualitas, Indonesia mendorong 5 langkah strategis yang berjalan saling melengkapi,” ujarnya.

Pertama, rinci Menteri PANRB Rini, setiap kebijakan perlu diawali dengan kajian yang memadai, sehingga keputusan yang diambil memiliki dasar pengetahuan yang kuat. Kedua, pemanfaatan teknologi sebagai policy intelligence platform untuk memperkaya analisis dan mempercepat proses.

Ketiga, penguatan fungsi clearing house agar kebijakan yang lahir tidak tumpang tindih dan tetap koheren dalam kerangka pembangunan nasional. Keempat, penguatan kapasitas dan kompetensi SDM agar perumus kebijakan memiliki kompetensi yang relevan dengan tantangan zaman.

Serta kelima, implementasi kebijakan inklusif dan partisipatif melalui co-design, co-creation, dan konsultasi yang terbuka. “Dengan lima langkah ini, kualitas kebijakan diharapkan semakin evidence-based, kolaboratif, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas,” ungkapnya.

Dalam meningkatkan kualitas layanan, Indonesia menempatkan manusia sebagai pusat dari setiap prosesnya. Kerangka regulasi, penguatan talenta ASN, dan percepatan layanan digital menjadi tiga fondasi utamanya.

Semua itu diarahkan untuk menciptakan layanan yang transparan, berkeadilan, dan dapat dipercaya. Harapannya, masyarakat bukan hanya mendapat layanan yang baik, tetapi juga merasa dihargai dan diperlakukan sebagai warga negara yang memiliki hak atas pelayanan publik yang bermartabat.

Menteri Rini mengatakan, dalam peningkatan kualitas dan kompetensi ASN pengembangan kompetensi tidak bisa lagi dilakukan secara eksklusif dalam lingkup birokrasi saja. Akan tetapi perlu beralih dari ego-system menuju eco-system.

Di mana pemerintah, dunia usaha, akademisi, media, dan komunitas bergerak sebagai satu ekosistem pembelajaran. “Melalui kolaborasi, kita dapat membuka akses belajar yang lebih luas, memperkaya perspektif, serta menyiapkan talenta ASN yang siap menghadapi tantangan masa depan,” imbuhnya.

Dengan cara ini, terang dia, pengembangan kompetensi menjadi gerakan bersama, bukan tugas pemerintah semata. Dalam transformasi digital pemerintah, Menteri Rini menegaskan, transformasi digital pemerintah merupakan pembenahan menyeluruh, bukan sekadar menambah aplikasi.

Hal ini mencakup perbaikan tata kelola, SDM, budaya kerja, keamanan siber, dan layanan yang berbasis kebutuhan masyarakat. “Untuk itu, pembangunan Digital Public Infrastructure, mulai dari digital ID, pertukaran data, hingga digital payment, menjadi fondasi keterpaduan layanan pemerintah di masa mendatang,” tutupnya. (dit/hms/smr)

Pos terkait