Untuk meningkatkan akses yang setara bagi perempuan dalam meraih kesuksesan karirnya sebagai pemimpin, diperlukan peran serta seluruh lapisan masyarakat untuk mewujudkannya termasuk peran perempuan itu sendiri.
semarak.co-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengajak perempuan, khususnya perempuan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk saling mendukung, menginspirasi, dan memotivasi dalam memperjuangkan akses setara demi mencapai puncak karir tertinggi sebagai pemimpin.
Perempuan, nilai Menteri Bintang, adalah penopang hidup bangsa yang memiliki ketekunan, ketelitian, ketangguhan, serta kesabaran yang dibutuhkan dalam meniti karir dan mendorong kesuksesannya menjadi pemimpin yang baik.
“Saat ini, pemberdayaan perempuan memang sudah mencapai progres yang luar biasa. Namun, kesetaraan yang kita impikan belum sepenuhnya tercapai,” ungkap Menteri Bintang dalam acara Kelas Kepemimpinan Perempuan secara virtual dalam rangka Peringatan Hari Ibu ke-93 melalui link zoom di Jakarta, Rabu (1/12/2021).
Menteri Bintang menjelaskan jika melihat data ASN Indonesia dalam Buku Statistik PNS, pada Juni 2021, dari lebih 4 juta jumlah ASN di Indonesia, 53 persen nya adalah perempuan, namun, jumlah perempuan yang menempati Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya, masih jauh tertinggal dari jumlah JPT Madya laki-laki, yaitu 93 perempuan dan 474 laki-laki.
Data tersebut menunjukkan belum tercapainya representasi yang setara dari ASN perempuan untuk menempati puncak karirnya. Permasalahan ini, kata dia, bukan disebabkan karena kualitas ASN perempuan yang lebih rendah dari laki-laki, melainkan permasalahan aksesibilitas yang belum setara.
“Untuk itu, perempuan harus saling menyatukan kekuatan dan menjadi agen penggerak dalam upaya mewujudkan pengarusutamaan gender di kehidupan sehari-hari,” ujar Menteri Bintang seperti dirilis humas melalui pesan elektronik redaksi www.semarak.co, Kamis malam (2/12/2021).
Upaya tersebut, lanjut dia, dapat dilakukan mulai dari hal sederhana, seperti mengingatkan dan mengedukasi jika ada pihak yang merendahkan perempuan, membuktikan perempuan mampu dan mau untuk belajar dalam melakukan suatu pekerjaan serta laporkan dan kawal hingga tuntas jika ada kasus kekerasan pelecehan atau kekerasan yang menimpa rekan sesama perempuan.
“Jika kita bersama-sama melakukan berbagai upaya tersebut dengan konsisten, maka meskipun perlahan, tapi pasti akan terjadi perubahan pola pikir di dalam instansi masing-masing, sehingga turut mendorong upaya pemberdayaan perempuan,” ucapnya.
Dimanapun perempuan ingin berpijak, dia pasti bisa mencapainya, di puncak karir tertinggi sekalipun. “Tidak ada istilah tidak mungkin dan tidak bisa bagi perempuan, jika ada kemauan dan kerja keras,” tegas Menteri Bintang.
Apresiasi kepada Ikatan Pimpinan Tinggi Madya Perempuan yang turut menyuarakan dan mempelopori berbagai upaya yang harus dilanjutkan perempuan-perempuan hebat masa kini, terutama para ASN perempuan muda yang merupakan kebanggaan bangsa Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menyampaikan ASN yang berkualitas berkontribusi penting sebagai penggerak utama mesin birokrasi pemerintah dalam mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Oleh karena itu, sangat diperlukan upaya penguatan ASN, salah satunya dengan meningkatkan peran ASN Perempuan. “Berdasarkan hasil studi di beberapa negara, kepemimpinan perempuan cenderung lebih efektif dalam membangun kolaborasi, koalisi dan mencapai consensus,” ujarnya.
Di sinilah pentingnya gender mainstreaming, terang Menlu Retno, semua negara harus berupaya mendorong peran perempuan di jabatan strategis pengambil kebijakan. Menteri Retno menambahkan upaya tersebut dapat dilakukan melalui tiga Langkah.
Pertama yaitu memberi kesempatan yang sama pada perempuan dan laki-laki untuk menjadi pemimpin; kedua ciptakan enabling enlargement bagi peningkatan peran perempuan sebagai pemimpin yang mencakup berbagai aspek, mulai dari infrastruktur hingga regulasi.
Ketiga diperlukannya keterlibatan laki laki sebagai mitra yang sangat penting dalam mendorong kepemimpinan perempuan. Kita sebagai pemimpin perempuan memiliki tanggungjawab moral untuk mendorong perempuan lain menjadi pemimpin, dan Pimpinan Tinggi (PIMTI) menjadi bagian penting dalam upaya tersebut. Sukses selalu untuk para perempuan Indonesia.
Kepala Perpustakaan Nasional RI Muhammad Syarif Bando mengungkapkan pihaknya mengapresiasi, menyambut baik, dan siap memfasilitasi kegiatan kepemimpinan perempuan Indonesia. “Saya berharap melalui forum kegiatan ini, kita dapat saling memperkuat sinergi khususnya bagi para perempuan agar bisa mengembangkan potensi dirinya, guna menghasilkan pemimpin perempuan baru,” imbuhnya.
Indonesia, kata Syarif, membutuhkan tangan dingin dari pemimpin perempuan muda di Indonesia dalam menjalankan pembangunan manusia terutama saat menyambut bonus demografi yang akan terjadi pada 2030 mendatang.
Syarif menuturkan upaya kepemimpinan perempuan Indonesia sudah berlangsung sejak lama, hal yang terpenting yaitu adanya kolaborasi kepemimpinan antara perempuan dan laki-laki untuk memastikan terwujudnya kesetaraan gender yang berjalan dengan baik.
Pada rangkaian kegiatan ini, terdapat sesi talkshow yang menghadiri beberapa narasumber, yaitu Staf Ahli Menteri PPN Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Vivi Yulaswati yang menyampaikan upaya percepatan pencapaian SDGS melalui Strategi Nasional Kesetaraan Gender.
Lalu Profesor Riset Pusat Riset Politik BRIN Tri Nuke Pudjiastuti menyampaikan pentingnya memahami budaya patriartki untuk menyiapkan pemimpin muda yang sadar Kesetaraan Gender, Deputi Bidang Kelembagaan dan Tata Laksana Kementerian PANRB Rini Widyantini menyampaikan akselerasi partisipasi ASN perempuan dalam pembangunan nasional.
Selanjutnya Direktur Aparatur Negara BAPENNAS, Prahesti Pandanwangi yang menyampaikan peran perempuan dalam kepemimpinan birokrasi; serta Sekretaris Utama Badan Kepegawaian Negara Imas Sukmariah yang menyampaikan terkait akselerasi partisipasi ASN Perempuan. (smr)